Minggu, 20 April 2008

Pertemuan 9


PENCIPTAAN ALAM SEMESTA DAN MANUSIA

Tujuan umum 1. Katekumen memahami penciptaan alam semesta dan isinya.

2. Katekumen memahami "manusia yang utuh" dan mandat Allah untuk menguasai alam.

3. Katekumen memahami silang pendapat antara Alkitab dan iptek.

Tujuan khusus 1. Katekumen dapat menentukan sikap terhadap dosa tantangan untuk menjadi manusia yang utuh.

2. Katekumen dapat menentukan sikap terhadap tantangan untuk maju dalam pengetahuan dan keterampilan.

3. Katekumen dapat menentukan sikap terhadap masalah kemiskinan, pelecehan martabat ma­nusia.

PENGANTAR

Dalam pertemuan ini kita akan membahas mengenai penciptaan alam semesta dan manusia. Mengenai beberapa pokok kita perlu mendengar agama dan disiplin/ pengetahuan lain. Pertama, tentang penciptaan alam semesta. Kedua, tentang penciptaan manusia dan makna pencipta­an itu bagi kita.

A. URAIAN

I. PENCIPTAAN ALAM SEMESTA

1. Berita Alkitab Tentang Penciptaan Alam Semesta

Alkitab menyatakan bahwa Allah menciptakan alam semesta dan segala isinya. Penciptaan itu dilaksanakan dari ketidakadaan menjadi ada. Dari tidak ada menjadi ada. Pabrik mobil membuat mobil dengan bahan-bahan seperti besi, baja, kabel, kaca dll. Tetapi Allah mencipta­kan alam semesta ini tanpa bahan. Kita mendengar penciptaan itu dalam kitab Kejadian 1 dan 2. Firman Tuhan: "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi" (Kej.l:l). Kalimat singkat ini merupakan pengakuan iman Israel bahwa alam semesta ini ada karena Allah menciptakannya. Menurut kitab itu penciptaan memakan waktu enam hari, dengan urutan sebagai berikut:

Urutan dalam penciptaan menurut Kejadian 1 dan 2

Hail

Apa yang diciptakan

1

Terang dan gelap, siang dan malam, pagi dan petang. Semua ini memungkinkan penghitungan waktu.

2

Cakrawala (langit) dan air. Keduanya dipisahkan. Air di atas dan di bawah lengkungan cakrawala.

3

Daratan, lautan, tumbuh-tumbuhan di darat.

4

Benda-benda penerang yang menerangi bumi, yang besar (matahari) dan yang kecil (bulan) dan bintang-bintang di la­ngit. Ini menimbulkan siang dan malam.

5

Binatang laut/binatang air dan burung.

6

Segala makhluk hidup (binatang liar) di darat dan manusia menurut gambar-Nya.

Allah menciptakan semua itu dengan firman-Nya: "jadilah ..." Dan seketika terjadilah ciptaan itu sesuai dengan kehendak-Nya. Daftar di atas menjelaskan bahwa urutan tindakan penciptaan ini dilaksanakan dengan mementingkan keselarasan atau harmoni. Pekerjaan pada hari 1,2,3 dan hari 4,5,6 selaras atau harmonis satu sama lain.

Yang menimbulkan pertanyaan, apakah artinya "hari" dalam cerita penciptaan ini? Apakah berarti 24 jam (pagi-siang-malam) ataukah kurun waktu atau masa? Aliran Kristen fundamentalis seperti gereja-gereja Pentakostal berpendapat bahwa "hari" itu sama dengan 24 jam, sama dengan hari-hari kita. Golongan fundamentalis menganggap bahwa tulisan Alkitab, sampai dengan titik komanya tidak mungkin salah. Menurut mereka penciptaan alam semesta dan isinya hanya memakan waktu 6 X 24 jam = 144 jam. Dan menurut mereka, terjadinya kitab Kejadian sampai Wahyu memakan waktu 4000 tahun, sehingga dengan perhitungan seperti itu umur dunia kita sekitar 6000 tahun.

Kita tidak dapat menyetujui pendapat aliran itu. Pendapat seperti itu justru tidak menghormati Alkitab sebagai firman Tuhan. Kita ber­pendapat bahwa "hari" dalam cerita itu berarti masa atau kurun waktu tertentu atau masa yang tidak dapat kita perkirakan.

2. Silang Pendapat Antara Cerita Tentang Penciptaan Dengan Ilmu Pengetahuan

c. Menurut ilmu pengetahuan, umur bumi ini ratusan juta tahun.

d. Bila pembacaan Kej. 1 dilanjutkan dengan Mzm. 19:6-7; 24:2; 40:22; 104:3 tentang susunan alam semesta, ada perbedaan tentang susunan itu itu menurut Alkitab dan ilmu pengetahuan.

Susunan semesta menurut Alkitab dan Ilmu Pengetahuan

Alkitab

Ilmu Pengetahuan

1. Bumi adalah dataran yang terapung di atas lautan.

1. Bumi itu bulat/oval (lonjong).

2. Matahari diciptakan sesudah bumi diciptakan.

2. Matahari terlebih dahulu ada. Bumi adalah bagian yang terlepas dari matahari.

3. Matahari mengelilingi bumi

3. Bumi berputar pada porosnya dan mengelilingi matahari.

Apakah berita Alkitab ini berlawanan dengan ilmu pengetahuan? Tidak! Alkitab bukan buku tentang ilmu pengetahuan atau buku iliniah. Alkitab menyaksikan kebenaran bahwa alam semesta seisinya, termasuk manusia, diciptakan. Ini kebenaran teologis. Bahwa ilmu penge­tahuan membuktikan bumi ini bulat, itu benar. Ini kebenaran iliniah. Tidak ada pertentangan antara dua kebenaran itu, dan tidak perlu saling menggugat.

Manusia adalah makhluk yang berbeda dari makhluk lainnya sebab kepadanya diberikan akal budi dan hati. Maka bersama-sama dengan seisi alam ini manusia harus rendah hati, memuji dan bersyukur kepada-Nya.

Allah memberikan perintah kepada manusia supaya menaklukkan bumi dan segala isinya (Kej. 1:28). Maksudnya? Untuk kesejahteraan hidupnya, Akal budi dan perintah ini, disadari atau tidak, menjadi basis ilmu pengetahuan. Jadi, iman Kristen memandang ilmu pengetahuan itu sah. Dengan ilmu pengetahuan dan teknologi canggih manusia mendarat di bulan, menyelidiki planet Mars dll. Iman tidak mempermasalahkan prestasi itu. Orang beriman justru bersyukur karenanya.

Selain iman Kristen itu mendukung ilmu pengetahuan, ia harus dengan kritis mengingatkan bahwa ihnu pengetahuan bukanlah segala-galanya. Ihnu pengetahuan ada batasnya dan karenanya jangan arogan (sombong/pongah). Siapa yang dapat menguasai alam semesta secara tuntas? Tidak ada! Manusia dapat mendeteksi gempa bumi tetapi mustahil dapat mencegahnya.

Sepanjang kebenaran iliniah itu dapat dipertanggungjawabkan, kita menerima dan menghargai. Bahwa bumi ini bulat atau oval (Ionjong) dan berputar pada porosnya sambil mengelilingi matahari adalah kebenaran ihniah yang dapat kita setujui. Kita bersikap terbuka terhadap iptek (ihnu pengetahuan dan teknologi). Kita harus membedakan antara fakta (kenyataan) dan gagasan atau pikiran yang spekulatif. Fakta/temuan ihniah juga harus kita hargai. Perkembangan ihnu penge­tahuan dan teknologi harus mengabdi kepada kesejahteraan umat manusia. Kita menentang kemajuan iptek yang justru menghancurkan ma­nusia. Misalnya, teknologi senjata pemusnah. Tidak ada alasan untuk mempertentangkan ihnu pengetahuan dengan Alkitab.

II. PENCIPTAAN MANUSIA

1. Penciptaan Laki-laki Dan Perempuan

Allah menciptakan manusia pada hari ke enam atau hari terakhir. Ini berarti alam semesta seisinya diciptakan untuk manusia. Setelah semua ciptaan lain itu selesai, Allah berfirman kepada diri-Nya sendiri: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita ..." (Kej. 1:26). Menurut Kej. 2:7, manusia dibuat dari debu tanah dan kemudian Allah menghembuskan nafas hidup ke lubang hidungnya dan jadilah ia makhluk hidup. Nafas hidup berarti daya yang menghidupkan. Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Disebutkan "Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar /kata aslinya: tselem) Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka" (Kej.l:27). Selanjutnya: "Pada waktu manusia diciptakan oleh Allah, dibuat-Nyalah dia menurut rupa (kata aslinya demuth) Allah" (Kej. 5:1).

Baik PL maupun PB berbicara tentang manusia segambar dan serupa dengan Allah. Paulus dalam Kol. 3:9,10 menyebutkan bahwa orang-orang yang bertobat harus hidup baru dan memperoleh pengetahuan yang benar "menurut gambar haliknya". Dalam 2 Kor. 4:4 disebutkan bahwa Kristus adalah gambar Allah. Apa arti ungkapan "gambar dan ru­pa Allah" ini bagi kita? Artinya, kita dipanggil supaya mencerininkan sifat-sifat Allah dalam kepribadian kita dan hidup seturut dengan teladan Kristus. Kristus itu gambar Allah yang sempurna sedangkan kita adalah gambar Allah yang telah rusak karena dosa.

Manusia pertama itu laki-laki, bernama Adam (Kej. 5:1). Nama ini berhubungan dengan kata dalam bahasa Ibrani "adamah" yang berarti tanah. Nama "Adam" berarti "yang dari tanah". Mudah ditebak apa arti nama itu, yaitu supaya manusia selalu ingat akan kerendahannya. Janganlah seseorang merasa sok hebat karena sebenarnya dirinya hanyalah tanah dan ia akan kembali kepada tanah.

Sesudah menciptakan Adam, Allah menciptakan perempuan, Hawa namanya. Dia penolong bagi Adam (Kej. 2:18). Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam. "Tulang rusuk" ini tidak dimaksudkan secara fisik (jasmaniah atau biologis) melainkan merupakan ungkapan iman penulis kitab Kejadian. Allah lalu mempertemukan Adam dengan Hawa (Kej. 2:21,22). Pertemuan itu mengungkapkan persekutuan antara laki-laki dan perempuan, lahir batin. Perempuan merupakan bagian dari laki-laki, demikian pula sebaliknya. Laki-laki dan perempuan memiliki kepribadian dan kodrat yang saling berbeda. Karena saling berbeda itulah keduanya dipanggil supaya saling melengkapi. Dari cerita ini sama sekali tidak ada alasan untuk menganggap bahwa perempuan itu lebih rendah derajat/martabatnya daripada laki-laki. Pikiran seperti itu muncul dari kebudayaan yang ingin menomorsatukan laki-laki, rekayasa budaya oleh laki-laki untuk menguasai perempuan.

2. Struktur Manusia

Telah diungkapkan bahwa manusia diciptakan dari tanah dan kepada-Nya Tuhan menghembuskan nafas hidup (Kej. 2:7). Unsur tanah itu adalah aspek lahir, jasmani, tubuh atau daging manusia. Nafas hidup itu menjadi aspek batin manusia. Aspek batin ini juga disebut hati atau roh. Kedua unsur ini merupakan satu kesatuan (dwitunggal). Manusia adalah integrasi (kesatuan) kedua unsur tsb. la bukan tubuh/daging ditambah jiwa/roh. Kesatuan ini juga terasa dalam pengalaman. Bila kita sakit gigi, yang sakit bukan hanya gigi tetapi seutuh pribadi kita. Alkitab berbicara tentang kesatuan itu. "Manusia hidup bukan dari roti saja, te­tapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah" (Mat. 4:4; Ul. 8:3; bnd. tentang kebangkitan orang mati, 1 Kor. 15:35). Istilah "tubuh"tidak hanya berarti badan, tetapi juga berarti manusia seutuhnya. Misalnya, "Badanku gemetar karena ketakutan terhadap Engkau, aku takut kepada penghukumanmu" (Mzm. 119:120; bnd. Mzm. 16:9; 63:2 ).

Telah disebutkan aspek batin itu juga disebut hati dan roh. Pembedaan hati dan roh ini dari sudut pandang tentang fungsinya.

"Hati" berfungsi membentuk kehendak, sikap, akal budi, misalnya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu" (Mat. 22:37); "Ambillah bagi Tuhan persembahan khusus dari barang kepunyaanmu; setiap orang yang terdorong hatinya harus membawanya sebagai persembahan khusus kepada Tuhan" (Kel. 35:5); "Dan baru di sana engkau mencari Tuhan, Allahmu, dan menemukanNya, asal engkau menanyakan Tuhan dengan segenap hati dan dengan segenap jiwamu" (Ul. 4:29).

Roh manusia berfungsi untuk membentuk emosi, dan dengan itu manusia menentukan sikap terhadap situasi/masalah atau komitmen/akad tekad. "Karena mereka menyegarkan rohku dan roh kamu. Hargailah orang-orang yang demikian" (1 Kor. 16:18). Roh juga untuk bersaksi "Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah" (Rm. 8:16).

Aspek batin diungkapkan dengan jiwa/nyawa, hati, roh (ilmu jiwa menyebut semua ini dengan istilah "ego" atau "aku"). Ada kalanya yang dimaksudkan dengan istilah-istilah itu di dalam Alkitab adalah manusia seutuhnya.

Dikotomi atau trikotomi?

Sehubungan dengan uiaian tersebut perlu disinggung hal trikotoini dan dikotoini.

Trikotomi ialah paham yang mengatakan bahwa manusia terdiri dari badan, jiwa dan roh yang masing-masing otonom, tidak merupakan kesatuan.

Dikotomi adalah paham yang menganggap bahwa manusia terdiri dari badan dan jiwa yang bertentangan satu sama lain.

Baik trikotomi maupun dikotoini adalah pandangan yang bersumber dari filsafat Yunani. Gagasan itu kemudian diberi nilai agama misalnya dalam agama Hindu dan Kebatinan.

Bagaimana sikap kita?

Trikotoini dan dikotoini bertentangan dengan Alkitab dan harus ditolak. Ada dua ayat Alkitab yang sering disalah-mengerti, yang dianggap membenarkan trikotoini.

Pertama, 1 Tesalonika 5:23: "Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus".

Kedua, Ibrani 4:12: "Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam daripada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh. Sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita".

Menurut pandangan itu, roh dan badan saling bertentangan. Roh itu suci dan badan itu berdosa dan memerlukan perantara yang menghubungkan keduanya, yaitu jiwa. Ibrani 4:12 memberitakan tentang ketajaman firman Tuhan yang menembus batin manusia. Tak ada yang tersembunyi bagi Tuhan. 1 Tesalonika 5:23 membicarakan harapan rasul Paulus, penuhs surat itu, agar jemaat Tesalonika seutuhnya (kesatu­an roh, jiwa, tubuh) terpelihara sampai kedatangan Kristus kembali.

Alkitab mengajarkan bahwa manusia itu utuh lahir-batin. Kedua aspek ini sama pentingnya dan harus berkembang selaras. Dengan demikian manusia menjadi manusia yang utuh. Pandangan bahwa aspek lahir itu beinilai lebih rendah adalah bertentangan dengan Alkitab.

II. MAKNA BERITA TENTANG PENCIPTAAN

1. Mandat Untuk Menguasai Alain

Mandat ini mendorong supaya kita maju dalam ilmu pengetahuan dan pendidikan. Orang Kristen hendaknya bersekolah setinggi mungkin, menguasai keterampilan dalam berbagai bidang. Iman Kristen tidak membenarkan kebodohan. Kebodohan ini yang membuat kita selalu tertinggal dalam perkembangan. Setiap langkah maju hendaknya berorientasi pada kesejahteraan individual, jemaat dan masyarakat. Makin pintar seseorang tak boleh makin pintar memperdayakan orang lain.

2. Kesetaraan Laki-laki Dan Perempuan

Kesetaraan laki-laki dan perempuan itu berakar dalam penciptaan. Kita menentang semua nilai budaya dan praktek yang merendahkan martabat atau menomorduakan perempuan.

3. Keutuhan Manusia

Dari uraian di atas jelas bahwa manusia harus berkembang secara lahir batin. Iman Kristen tidak meremehkan aspek lahiriah kehidupan manu­sia. Berbadan sehat, rumah sehat, penghasilan cukup dll. merupakan kebutuhan penting. Salah satu motivasi bertransmigrasi ialah tekad berjuang untuk merubah nasib. Inilah kelebihan trasmigran dibandingkan dengan rakyat di pedalaman tanah Jawa yang kebanyakan menyerah kepada nasib. "Mangan om mangan waton kumpul', kata orang. Moti­vasi untuk merubah nasib itu harus kita pelihara dan kembangkan.

4. Meningkatkan Pertanian

Salah satu cara menaklukkan bumi ialah a.l. dengan memajukan perta­nian. Bumi kita menjanjikan kesejahteraan bagi kita.

5. Kelestarian Lingkungan Hidup

Kelestarian hngkungan hidup ini menjadi tanggung jawab kita dan se­mua orang. Pembabatan hutan secara liar / sewenang-wenang harus kita tentang sebab akan membuat bencana bagi masa depan bangsa. Demikian juga perusakan lingkungan dan alam yang lain.

6. Melestarikan Tanah Agar Produktif

Cerita penciptaan menjelaskan bahwa dari bumi inilah kita mendapat makanan/ kebutuhan hidup. Tanah adalah "ibu" kita. Kenyataannya, banyak orang memeras atau memaksa tanah supaya memberi hasil sebanyak-banyaknya. Misalnya dengan memakai pupuk pabrik dan obat-obatan yang membunuh jasad renik di dalam tanah. Cara itu justru merusak tanah. Praktik memeras atau memaksa tanah seperti itu pada saat-nya nanti berakibat tanah tidak mampu berproduksi. Hanya kalau tanah itu kita cintai dan kita pelihara, dia akan terus memberi.

B. POKOK-POKOK DISKUSI

1. a. Apakah perbedaan antara tukang kayu dengan Allah dalam penciptaan?

b. Manusia diciptakan sebagai gambar dan rupa Allah. Apa artinya?

c. Allah memberikan mandat kepada manusia untuk menguasai alam. Apakah arti mandat itu?

d. Apa perbedaan antara manusia dari makhluk lainnya?

2. Bagaimana sikap saudara terhadap tantangan untuk maju dalam bidang pendidikan dan keterampilan untuk mengusahakan kehidupan sejahtera atau berkecukupan?

3. Bagaimana sikap saudara terhadap cara-cara pemaksaan tanah un­tuk berproduksi seperti yang terjadi sekarang?

Tidak ada komentar: