Minggu, 20 April 2008

Pertemuan 8


NAMA, SIFAT DAN KETRITUNGGALAN ALLAH

Tujuan Umum 1. Katekumen memahami nama-nama dan sifat-sif at Allah.

2. Katekumen memahami nama-nama Allah.

3. Katekumen memahami apa arti Allah tritunggalitu.

Tujuan khusus 1. Katekumen lebih percaya kepada Allah yang hidup.

2. Katekumen dapat menyikapi serangan tentang ketritunggalan Allah.

PENGANTAR

Di bawah judul ini pertama-tama akan dibahas mengenai nama-nama dan sifat-sifat Allah. Selanjutnya mengenai keesaan dan ketritunggalan Allah. Baik keterangan maupun pandangan berdasarkan Alkitab yang mendorong kita rendah hati dan hoimat kepada Allah.

A. URAIAN

Sebutan dan pengertian tentang Allah Tritunggal sebenamya tidak khas Kristen. Agama-agama lain juga memakai sebutan yang serupa. Agama Hindu memakai sebutan Trimurti. Hindu Jawa memakai sebutan Tripurusa (termasuk Mahabarata memakai istilah Prajapati yang mengambil bentuk sebagai Brahma (pencipta), Wisnu (pemelihara) dan Rudra atau Syiwa (perusak). Aliran Pangestu juga memakai istilah Tripurusa (Suksma Kawekas, Suksma Sejati, Roh Suci).

Inti iman Kristen adalah kepercayaan kepada Allah Tritunggal. Untuk memahami pengajaran tentang ketritunggalan Allah ini kita bertitik tolak penyataan Allah. Di dalam Alkitab tidak terdapat istilah "Allah Tritunggal". Alkitab hanya menyatakan bahwa Allah itu esa sekaligus tritunggal.

Kita mulai dengan memahami nama-nama Allah, selanjutnya ten­tang keesaan dan ketritunggalan-Nya. Khusus tentang ketritunggalan Allah itu kita tinjau dari sisi Alkitab dan sejarah gereja.

I. NAMA-NAMA DAN SIFAT-SIFAT ALLAH

1. Nama-nama Allah

Menurut Alkitab, ada beberapa nama Allah. Dalam bahasa Seinit Allah disebut "El" (istilah "El" bentuk tunggal, jamaknya "Elohim"). Nama El atau Elohim ini hendak menonjolkan kekuatan dan keperkasaan Allah. Tetapi nama ini bersifat umum. Istilah itu juga dipakai untuk menyebut nama dewa-dewa. Bangsa-bangsa di luar Israel juga memakai istilah itu. Dari kata "El" ini Allah juga disebut dengan nama El-shaddai, artinya Allah yang Maha Kuasa.

Nama lain yang banyak dipakai dalam bahasa Ibrani (Israel kuno) ialah Yahweh (=Yehovah=YHWH=Yahve). Sebutan Yahweh mungkin berasal dari kata hawah yang artinya datang, ada atau menjadi. Kata ini adalah kata kerja, bukan kata benda atau kata ganti nama. Yang hendak ditonjolkan dalam sebutan Yahweh ini ialah karya atau pekerjaan/kegiatan Allah yang berkelanjutan. Ketika Allah mengutus Musa untuk membawa umat-Nya dari negeri Mesir, dia bertanya tentang siapakah nama Allah yang mengutusnya itu. Katanya: "bagaimana tentang nama-Nya?" (Kel. 3:13). Allah bersabda: "Aku adalah Aku", "Akulah Aku" (Kel. 3:14). Allah tidak berkenan untuk memberikan nama-Nya. Penolakan ini dilatar belakangi oleh budaya penyembahan berhala di luar Israel. Tiap berhala atau dewa punya nama. Menyebut nama mereka berarti menguasainya. Karena itu sebutan "Aku adalah Aku", "Akulah Aku" berarti "Aku yang akan kamu kenal dari apa yang Aku kerjakan". Umat itu akan mengenal Allah tidak dari nama-Nya tetapi dari pekerjaan-Nya.

Alkitab sangat menonjolkan pengertian bahwa Allah itu adalah Allah yang hidup, berkepribadian, mandiri, kekal, tidak dijadikan, kuasa-Nya dapat dirasakan oleh manusia, sadar diri (dapat cemburu, marah dll.). Tentang keberadaan-Nya, Alkitab menyebutkan bahwa la adalah Roh, tidak kasat mata (bnd. Yoh. 4:24; Luk. 24:39). Walaupun tidak kasat mata, tetapi la ada, bagaikan aliran listrik yang tidak kasat mata teta­pi dapat dirasakan. Karena Allah itu tidak kelihatan, maka nabi Yesaya memakai istilah "menyembunyikan diri". Katanya: "Sungguh, Engkau Allah yang menyembunyikan diri, Allah Israel, Juru selamat" (Yes. 45:15). Allah yang tidak kasat mata ini menjadi Manusia dalam Yesus Kristus.

2. Sifat-sifat Allah

Di antara sifat-sifat Allah, yang paling menonjol ialah setia, kasih dan adil. Disebutkan, "... kebenaran dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya" (Mzm. 97:2); "la akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya" (Mzm. 96:13). "Tuhan, Allah pe-nyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya, yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggarandan dosa ..." (Kel. 34:6).

Allah hadir, memelihara umat dan seluruh ciptaan-Nya di dunia ini. Pekerjaan-Nya yang paling menonjol dalam sejarah Israel ialah Allah memimpin umat itu ke luar dari negeri Mesir menuju ke tanah perjanjian. Peristiwa itu menjadi "intan permata" dalam sejarah Israel. Mereka selalu mengingat kembali peristiwa itu.

II. KEESAAN ALLAH

Kitab Ulangan 6:4 mengatakan "Dengarlah, hai Israel: Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa! "Esa" di sini berarti "tidak ada Allah lain kecuali Tuhan". Latar belakang kata-kata itu ialah penyembahan berhala di kalangan bangsa-bangsa lain di sekitar Israel. Begitu banyak "allah" dan dewa-dewa. Paham itu disebut polyteisme (ajaran yang menganggap bahwa tuhan itu banyak; dari kata poly (banyak) dan theos (dewa/tuhan). Karena itu Allah meyakinkan Israel bahwa tidak ada Allah lain selain Allah yang telah menyatakan diri dengan firman dan karya-Nya. Hanya Dia satu-satunya Allah. Dewa-dewa itu memang ada, tetapi tidak lebih hanya kayu atau batu semata. Maka janganlah Israel mendengar mereka. Hanya Tuhan yang haras mereka dengar.

Tentang "mendengar" Tuhan ini ditegaskan pada ayat 5: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu". Mendengarkan Tuhan berarti mengasihi Dia dengan kata dan perbuatan secara habis-habisan (hati, jiwa, kekuatan). "Mendengar" yang demikian itu menyangkut seluruh keberadaan kita.

Selain istilah "esa" juga dipakai kata "sata-satunya". Misalnya, "Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang Eng­kau utus" (Yoh. 17:3). Kata "esa" di sini tidak berarti bilangan atau hitungan "satu" atau "pertama" tetapi mempunyai arti etis (perilaku). Ti­dak ada Allah pertama, kelima atau kesepuluh dst. Allah itu esa berarti Dia memelihara, memerintah, menghukum, mengasihi umat-Nya de­ngan setia. Allah seperti itu disebut esa, satu-satunya, tidak ada "allah lain" di samping Dia. Tentang hal itu, nabi Yesaya menyebutkan: "... bahwasanya Akulah Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku" (Yes. 46:9).

III. KETRITUNGGALAN ALLAH

Alkitab menyebutkan nama Allah dengan istilah Bapa, Anak dan Roh Kudus. Dalam kitab Kejadian, la sudah menyatakan bahwa diri-Nya bersifat jamak (tidak hanya satu), tidak tunggal atau satu dalam hitungan. Disebutkan "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita ..." (Kej. 1:26). Begitu pula ketika manusia membangun kota dengan menara Babel agar mereka tetap tinggal bersama, Allah juga memakai istilah "Kita" untuk diri-Nya. "Baiklah Kita turun dan mengacau balaukan di sana bahasa mereka ..." (Kej. 11:7).Dalam ayat itu Allah berbicara kepada diri-Nya sendiri yang bersifat jamak. Keja-makan dalam diri-Nya itu kemudian nyata pada sebutan Bapa, Anak dan Roh atau Roh Kudus.

Berikut ini contoh ayat-ayat berkenaan dengan sebutan Bapa, Anak dan Roh. Cetak iniring dalam kurung adalah keterangan dari penulis.

Contoh ayat-ayat di mana Allah disebut Bapa

Ayat Sebutan /pengertian

Yes. 9:5 Bapa yang kekal, Raja Damai

Yes.63 ;16 Ya Tuhaii, Engkau sendiri Bapa kami Yak.1:27 Bapa kita

I Pet. 1:17 Kamu menyebut-Nya Bapa

Ul.1:31 Tuhan, Allahmu, seperti seorang mendukung anak-nya

Yes.9: 5 Penasihat Ajaib, Bapa yang Kekal

Yoh. 5:17 Bapakubekerja sampai sekarang ... (kata Yesus)

Yoh. 5:17 Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga.

Ul. 8:5 Tuhan ... mengajari engkau seperti seseorang mengajari anaknya

Contoh ayat-ayat di mana Allah disebut Anak/Putra

Ayat Sebutan/pengertian

Yes. 7:14 Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel. (Nubuat kela-hiran Yesus).

Yes. 9:5 Sebab seorang anak/seorang putra telah lahir dan

namanya disebut.... Raja Damai. (Nubuat kelahiran Kristusj.

Mrk. 1:11 Engkaulah Anak yang Kukasihi

Contoh ayat-ayat di mana sebutan Bapa dan Anak dipakai bersama

Ayat Sebutan/pengertian

Yoh. 3: 35 Bapa mengasihi Anak dan menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya.

Yoh. 10:30 Aku dan Bapa adalah satu.

Yoh. 14:10 Aku di dalarn Bapa dan Bapa di dalam Aku

Contoh ayat-ayat tentang sebutan Roh atau Roh Kudus

Ayat Sebutan/pengertian

Mat. 1:18 .... ia (=Maria) mengandung dari Roh Kudus

Mat. 3:11 Ia akan meinbaptiskan kamu dengan Roh Kudus Kis. 10:38 Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus

Yoh. 1:33 Dialah yang akan membaptis dengan Roh Kudus

1 Pet. 1:12 Roh Kudus yang diutus dari sorga

Contoh ayat-ayat di mana sebutan Bapa, Anak (=Yesus ristus) dan Roh disebut bersama

Ayat Sebutan/pengertian

Mat. 28:19 Jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka

dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus

2 Kor. 13:13 Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan

persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian.

1 Yoh. 5:7 Sebab ada tiga yang menjadi saksi di sorga yaitu Bapa,

Firman (=Anak) dan Roh Kudus yang ketiganya itu satu adanya.

Contoh ayat-ayat tentang urutan keberadaan dan fiuigsi "di antara"

Bapa, Anak dan Roh

Nama Dasar/alasan

1. Bapa Epesus 1:3 : "Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita

Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani kepada kita". Bnd. Yoh. 5:26-27. (Allah Bapa pihak pertama, Yesus yang kedua).

2. Anak Yoh. 3:16: "Karena begitu besar kasih Allah akan

dunia ini, sehingga la telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal..."

3. Roh Yoh. 14:16-17: "Aku akan minta kepada Bapa, dan la

akan memberikan kepadamu seorang penolong yang lain ... yaitu Roh Kebenaran (=Roh Kudus) "

Dari daftar ayat-ayat tsb. di atas dapat kita simpulkan sbb:

1. Bapa, Anak dan Roh itu satu, tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Allah dalam ketritunggalan-Nya itulah Allah. Tidak ada Bapa tanpa Anak dan Roh; tidak ada Anak tanpa Bapa dan Roh; tidak pula ada Roh tanpa Bapa dan Anak. Kesatuan ketiganya itulah Allah. Bapa saja bukan Allah, juga Anak saja dan Roh saja. Dalam kesatuan/ketigaan-Nya Dia adalah Allah. Dialah Allah Tritunggal itu.

2. Urutan dari segi keberadaan-Nya sebagai Allah, pertama Bapa, ke dua Anak dan ke tiga Roh.

3. Allah Tritunggal itu adalah Allah yang aktif bekerja, dinamis, tidak statis, bukan Allah yang menganggur.

Apa yang kita ketahui dari Alkitab tentang Bapa, Anak dan Roh Kudus? Berikut ini beberapa pikiran lebih lanjut:

1. Allah Sebagai Bapa

Allah menciptakan Israel sebagai bangsa. Karena itu Israel menyebut-Nya "Bapa" (bnd. Mai. 2:10). Alasan lain bagi Israel untuk menyebut-Nya "Bapa" sebab Dia telah menebus umat-Nya (Yes. 63:16). Yang di-maksud dengan "menebus" di sini ialah pembebasan umat itu dari per-budakan di Mesir. Ke-Bapakan-Nya itu selalu nyata dalam seluruh karya-Nya dalam sejarah umat itu. Telah kita lihat bahwa Yesus sendiri juga menyebut Allah dengan sebutan "Bapa".

2. Anak Allah

Sebutan atau gelar "Anak Allah" itu diperuntukkan bagi Yesus. Gelar itu sama artinya dengan Mesias, seperti tampak dalam Yohanes 11:27: "Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia". Pada ayat ini sebutan Mesias disamakan dengan Anak Allah. Gelar Anak Allah ini juga sering disamakan dengan Raja orang Israel, misalnya pengakuan Natanael: "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel" (Yoh. 1:49).

Sering juga untuk Yesus hanya dipakai sebutan "Anak" (Yoh. 3: 35). Dalam Yohanes 3:16 Yesus disebut "Anak-Nya yang Tunggal". Se­butan Anak dan Bapa menyatakan kesatuan di antara kedua-Nya seperti sabda Yesus: "Aku dan Bapa adalah satu" (Yoh. 10:30). Tujuan kesaksian bahwa Yesus adalah Anak Allah itu ialah berita keselamatan bagi orang yang percaya kepada-Nya seperti disebutkan dalam Yohanes 17:3: "Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal.Engkau satu-satunya Allah yang benar dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus". Yesus Kristus sebagai Anak Allah adalah penampakan Allah yang tidak kelihatan. Dialah yang sulung dan yang lebih utama dari segala ciptaan (Kol. 1:15).

Kesimpulan Tentang Sebutan Anak Allah

Pertama Sebutan itu menyatakan kemanunggalan Yesus Kristus dengan Allah.

Kedua Sebutan itu menunjuk kepada Yesus Kristus sebagai pribadi yang unik,

khas atau tiada duanya sebagai gambar Allah yang kelihatan, karena Dia.

Ketiga sebutan itu menunjuk kepada Yesus Kristus sebagai Pengantara bagi

manusia berdosa untuk mengenal Allah. Pengenalan akan Allah berarti keselamatan sebab seluruh pekerjaan-Nya adalah menyelamatkan orang berdosa (1 Tim. 1:15; bnd. Yoh. 3:16).

3. Roh Kudus

Roh Kudus adalah Roh Allah sendiri. la adalah Roh Kristus. la adalah Allah. Sering disebut dengan "Roh" saja, yang berasal dari bahasa Ibrani "ruach" yang berarti angin atau nafas. Roh Kudus merupakan daya atau kuasa (kekuatan /power) Allah yang menghidupkan, menjadikan karya Kristus sebagaimana disaksikan Alkitab hidup dan berdaya guna, membebaskan seluruh ciptaan dari kuasa dosa (menyelamatkan) dan mem-baharui (bnd. Yeh. 36:26-27). Contoh pendayagunaan kuasa Allah ialah dalam penciptaan manusia dari debu tanah menjadi manusia hidup (Kej. 2:7). Kuasa Roh itu pula yang menaungi Maria untuk mengandungkan Yesus (Luk. 1:31). Roh membebaskan dan membaharui selu­ruh ciptaan ini menuju kepada terwujudnya langit dan bumi baru "Iihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!" (Why. 21:5; bnd. ay. 1).

Dari uraian tersebut kita dapat menyimpulkan ketritunggalan Allah itu sbb:

Ketritunggalan Allah adalah ketritunggalan dalam karya-Nya. Dalam karya-Nya itu Allah tampil sebagai Bapa yang mencipta, sebagai Anak di dalam Yesus Kristus yang menyelamatkan dan sebagai Roh Kudus yang menghidupkan/mengefektijkan pekerjaan Yesus.

Catatan selanjutnya:

1. Sebutan "Anak" bagi Yesus sama sekali tidak mempunyai pengertian secara jasmani atau biologis, seperti seorang ibu yang melahirkan anaknya. Karena nalar seperti itu Allah dianggap beristrikan Maria. Al Quran, S. 19:35 mengatakan: "Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha Suci Dia. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya: 'Jadilah', maka jadilah ia". Demikian juga tentang Allah Tritunggal, Al Quran mengatakan: "Wahai Ahli Kita ... jangan kamu mengatakan (Tuhan itu) tiga, berhentilah (dari ucapan itu)".

Pendapat Al Quran ini bukan pikiran Alkitab, baik tentang Ye­sus kristus sebagai Anak Allah maupun tentang ketritunggalan Allah. Alkitab tidak berpendapat bahwa Allah itu "esa" dengan pengertian satu" (bilangan). Alkitab juga tidak pernah mengatakan dan mengartikan ketritunggalan Allah bahwa Allah itu tiga.

2. Adalah mustahil kita sebagai manusia berdosa untuk memahami Allah Tritunggal dengan gamblang dan tuntas. Ketritunggalan Allah tetap merupakan misteri atau rahasia. Dengan rendah hati kita berusaha memahaminya sejauh penyataan Alkitab.

3. Paham tentang ketritunggalan Allah ini bagi umat Allah dalam PL maupun PB lahir dari penyataan Allah yang terjalin dalam penga­laman dan keberadaan umat-Nya. Berdasarkan pengalaman dalam sejarah, umat menyebut Allah itu Bapa mereka, Allah itu adalah Teman atau Sahabat dan Allah itu menghidupkan, memelihara membaharui dan menolong.

Hal yang sama juga dialami orang Kristen maupun jemaat. Pengalaman itu berhubungan dengan seluruh keberadaan masing-masing. Allah sebagaimana disaksikan Alkitab adalah Allah yang hidup, memelihara umat-Nya dan memanggil umat supaya percaya kepada-Nya. Hubungan dan pergaulan dengan Allah yang hi­dup itu menimbulkan pengalaman iman. Berdasarkan atas penga­laman itulah jemaat menyebut dan warganya Allah itu dikenal (lebih dari sekadar hanya diketahui /dipahami) sebagai Bapa (=ayah mereka), Sahabat (dalam Yesus sebagai Manusia sejati) dan Penolong (dalam Roh Kudus).

  1. Bapa, Anak dan Rob. Kudus tidak dapat dipahami secara terpisah-pisah sehingga masing-masing dianggap sebagai oknum atau pribadi. "Bapa" sendiri bukan oknum, bukan Allah. Demikian juga Anak dan Roh, masing-masing bukan oknum atau pribadi. Bapa, Anak dan Roh dalam ketritunggalan-Nya itulah Allah. Dalam ketritunggalan-Nya itulah oknum atau pribadi. Ke-tigaan-Nya sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus dapat diartikan sebagai cara berada dan cara kerja (hasil sidang oikumenis di Nicea tahun 325 dan dilengkapi dengan syahadat). Kita menghormati kemajemukan Allah dalam diri-Nya sebagai misteri (rahasia), tidak dapat dipahami secara tuntas dengan akal budi kita sebagai manusia yang berdosa. Karena itu ketritunggalan tidak sama dengan satu orang yang tampil dengan tiga topeng.

B. POKOK - POKOK DISKUSI

1. Sebutkanlah nama-nama dan sifat-sifat Allah, jelaskan!

2. a. Apa artinya Allah itu adalah Allah yang hidup?

b. Percayakah Saudara akan Allah yang hidup? Bagaimana pengalaman iman Saudara dan berilah contoh-contoh!

3. Apa artinya Allah itu esa?

4. Ada orang yang mengatakan: "Allah orang Kristen itu tiga". Bagai­mana Saudara menjelaskan paham tentang ketritunggalan Allah kepada kata-kata demikian itu?

1 komentar:

Denis Desmanto mengatakan...

שלום/ Shalom. Mari kita sama-sama belajar membaca naskah Ibrani Ulangan 6 : 4 yang dikutip oleh Yeshua/ישוע/ Yesus di Markus 12 : 29 seperti berikut ini :

Aksara Ibrani, " שמע ישראל יהוה אלהינו יהוה אחד. "

Dalam huruf Latinnya, " Shema Yisrael YHWH (Adonai ) Eloheinu YHWH (Adonai ) ekhad. "

🕎✡️🕊️🤚🏻📜✝️ש🌾🍇🍏🍎🐟🗺️