Minggu, 20 April 2008

Pertemuan 5


PENYATAAN ALLAH

Tujuan umum 1. Katekumen memahami kemungkinan manusia untuk mengenal Allah. 2. Katekumen memahami ketidakmungkinan manusia mengenal Allah.

Tujuan khusus Katekumen dapat menentukan sikap terhadap pe­nyataan Allah dan yang bukan penyataan Allah

PENGANTAR

Pertemuan ini membahas tentang penyataan Allah sebagai satu-satunya kemungkinan bagi manusia untuk mengenal Dia. Allah hanya dikenal karena Dia menyatakan diri atas prakarsa-Nya sendiri. Selanjutnya kita membahas tentang cara-cara Allah menyatakan diri: dengan firman, de­ngan tindakan, dengan penampakan, melalui alam semesta dan sejarah dan dengan inkarnasi (Allah menjadi manusia). Semua cara penyataan ini tergolong dalam penyataan umum dan khusus.

A. URAIAN

Sepanjang sejarah, manusia selalu berusaha mengenal Allah. Pada zaman dulu ada orang-orang bertapa untuk mencari wahyu. Melalui agama-agama, filsafat, inistik (aliran Kebatinan) manusia berusaha me­ngenal Allah. Tetapi semua usaha itu merupakan gambaran manusia tentang Allah. Manusia tidak mampu mengenal Allah dengan usahanya sendiri.

Kesimpulan tersebut merupakan "dalil" iman dan pengajaran Kristen. Di hadapan Allah semua orang tidak benar. "Bahwa tiadalah seorang yang benar, bahkan seorang pun tiada" (Rm. 3:10). Jadi, ketidakmampuan manusia untuk mengenal Allah dengan usahanya sendiri itu disebabkan karena manusia telah jatuh ke dalam dosa. Dosa menutup jalan manusia kepada Allah dan mengakibatkan Allah murka. "Karena murka Allah dinyatakan dari surga atas segala keadaan fasik dan kelaliman orang, yang menindas kebenaran dengan kelaliman" (Rm. 1:18).

Menurut Alkitab, manusia hanya dapat mengenal Allah karena Dia menyatakan (berarti "membuka selubung") diri-Nya kepada manusia. Inilah satu-satunya jalan bagi manusia untuk mengenal Allah. "Penyataan Allah" berarti tindakan Allah yang membuat diri-Nya menjadi nyata atau terbuka dan dikenal oleh manusia berdosa. Tindakan Allah ini semata-mata terjadi atas prakarsa-Nya sendiri secara sepihak agar manusia mengenal Tuhannya.

Dengan Cara Bagaimana Allah Menyatakan Diri?

1. Dengan firman (=kata, sabda). Misalnya, Allah memerintah agar Abraham pergi meninggalkan negeri dan sanak saudaranya dengan berkata: "Pergilah dari negerimu dan sanaksaudaramu ..." (Kej. 12:1). Ketika Yesus dibaptiskan, Allah bersabda: "Engkaulah Anak yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan" (Luk. 3:22). Penyataan dengan Firman ini juga dapat secara tidak langsung, yaitu melalui nabi, imam dan raja Israel. Nabi adalah "mulut Allah". Imam dan raja melayani kehendak Allah.

2. Dengan tindakan. Dalam pengutusan Musa agar memimpin Israel ke luar dari Mesir, menanggapi pertanyaan Musa tentang nama Allah. Firman-Nya: "Aku adalah Aku", "Akulah Aku" (Kel. 3:14). Kata-kata ini bukan nama. Di situ Allah menolak memberikan nama-Nya sebab waktu itu bangsa-bangsa menyembah dan menguasai berhala-berhala. Tiap-tiap berhala mempunyai nama. Menyebut nama berhala itu berarti me­nguasai mereka. Maka dengan firman "Aku adalah Aku" dan "Akulah Aku" Allah hendak mengatakan bahwa Dia tidak dikenal dari nama-Nya melainkan dari apa yang dikerjakan-Nya. Misalnya, Allah menjatuhkan tulah kepada Firaun dan rakyat Mesir ketika Firaun melarang umat Israel ke luar dari negeri itu (Kel. 7-11); Allah memberikan manna kepada Israel dalam perjalanan ke tanah perjanjian (Kel. 16); Allah memberikan Dasa Titah atau Sepuluh Firman di gunung Sinai (Kel. 20).

3. Dengan penampakan. Misalnya, Allah menampakkan diri dengan nyala api di semak duri yang temyata tidak membakar semak tersebut ketika Ia mengutus Musa (Kel. 3 dst.); Allah menampakkan diri sebagai Malaikat Tuhan kepada para gembala di padang untuk memberitahukan kelahiran Yesus (Luk. 2:8 dst).

4. Melalui alam dan sejarah. Tuhan menuliskan hukum Taurat dalam hati manusia, bawaan semua orang sejak ia mulai hidup. Paulus berkata: "Apabila bangsa-bangsa lain yang tidak memiliki hukum Taurat oleh dorongan diri sendiri melakukan apa yang dituntut hukum Taurat, maka walaupun mereka tidak memiliki hukum Taurat, mereka menjadi hukum Taurat bagj mereka sendiri. Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela" (Rm. 2:14-15).

Karena hukum yang tertulis di hati manusia itu maka manusia mengetahui apa yang baik dan yang tidak baik, yang manusiawi dan yang tidak, yang mengasihi dan yang tidak mengasihi, dapat berbuat amal kebajikan. Hati nurani manusia mendorong agar manusia melakukan yang sesuai dengan kehendak Allah dan sebaliknya mendakwa/menyalahkan bila ia melakukan yang tidak baik. Tuhan juga menyatakan diri melalui alam semesta. Matahari, bulan, bintang, planet, gunung-gunung, lautan dll. mengungkapkan kebesaran Allah dan mendorong ma­nusia bertanya tentang Tuhan. Selanjutnya, Allah bertindak dan bekerja di dalam sejarah. Ia membebaskan dunia seisinya dari kuasa dosa di dalam pekerjaan Kristus.

Penyataan melalui alam dan sejarah ini disebut penyataan urnum. Tetapi penyataan umum tidak mampu membawa manusia kepada Allah. Hal itu disebabkan manusia karena dosanya tidak peka akan penyataan Allah bahkan tidak mau mendengar Tuhan.

5. Dengan inkamasi. "Inkarnasi" berarti Allah menjadi manusia da­lam diri Yesus. Inkarnasi tidak berarti hanya berganti rupa atau wujud. Dia adalah Allah yang menjadi Manusia. Yesus sebagai Manusia sama dengan kita. Perbedaan kita dan Dia ialah kita berdosa sedangkan Dia tidak berdosa. Ia bagaikan Adam sebelum jatuh ke dalam dosa sehingga disebut "Adam yang akhir" (1 Kor. 15:45). Yesus Kristus adalah Allah yang merendahkan diri karena solider (=berbela rasa) kepada manusia berdosa. Berkat karya Roh Kudus, yaitu Roh Allah sendiri, manusia dapat mengenal-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat. Yesus datang untuk semua orang. la menghendaki agar semua orang selamat. Ialah pengejawantahan dari Allah yang mengasihi semua orang bahkan seisi dunia ini (Yoh. 3:16). Paulus berkata: "... yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran" (1 Tim. 2:4).

Yesus Kristus bukan hanya Allahnya umat Kristen tetapi Allah se­mua orang, Juruselamat dunia. Banyak orang Kristen salah memandang Dia. Kesalahannya ialah mereka menganggap Yesus Kristus hanya Allah mereka saja. Inkarnasi Allah dalam Yesus inilah puncak dari semua penyataan Allah. "Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini la telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya ..." (Ibr. 1:1-2).

Penyataan Allah dalam Yesus ini disebut penyataan khusus. Da­lam diri Yesus Allah hadir di antara manusia agar manusia mengenal Allah dengan sempurna (Yoh. 1:14). Walaupun Allah menyatakan diri-Nya dengan berbagai cara, namun manusia menolak-Nya. Kata penulis Injil Yohanes: "la datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya" (Yoh. 1:11).

Allah telah datang tetapi manusia pangling (=tidak ciren/ltidak me­ngenal) tentang siapakah Dia itu. Situasi itu inirip dengan cerita tentang Sri Sultan Hamengku Buwono IX dari kraton Yogyakarta. Sultan sering diam-diam mengadakan kunjungan ke daerah-daerah seorang diri. Pada suatu ketika ia mengunjungi daerah Wonosari dengan mobilnya,. Ketika menjelang pagi ia kembali ke Yogya, seorang pedagang sayuran menyetop mobihiya untuk menumpang dengan membawa dagangannya. Sul­tan membuka pintu dan mempersilahkan pedagang tersebut naik ke mobil itu. Sepanjang jalan mereka saUng bercakap-cakap. Tetapi peda­gang tersebut tidak tahu siapakah sopir itu sesungguhnya. Ketika tiba di tempat tujuan, pedagang itu turun dan bertanya berapa ia harus membayar. Saat itu orang lain tahu dan mengatakan "Hai, itu Sri Sultan ..." Pedagang itu terharu lalu menyembahnya.

B. POKOK-POKOKDISKUSI

1. Mengapa manusia dapat tetapi juga tidak dapat mengenal Allah? Terangkan!

2. Apakah Yesus Kilstus hanya Allah-nya umat Kristen saja? Dan siapakah Yesus itu bagi Saudara? Terangkan!

3. Apakah penyataan umum dan penyataan khusus itu? Mengapa diperlukan penyataan khusus?

4. Apakah gunanya hati nurani dan apakah hati nurani itu dapat dipercaya?

Tidak ada komentar: