AGAMA YAHUDI
DAN KATOLIK ROMA
Tujuan ummn Katekumen memahami
1. perbedaan,
2. Hubungan antara agama Yahudi, Katolik dan
Kekristenan
Tujuan khusus Katekumen dapat menentukan pandangan dan sikap
terhadap agama Yahudi dan Katolik.
PENGANTAR
Pada judul ini kita akan membahas pokok-pokok sbb.:
I. Agama Yahudi
1. Latar belakang timbulnya agama Yahudi
2. Pengajaran
3. Lembaga keagamaan
4. Aliran atau golongan Yahudi
II. Agama KatoKkKatolik Roma
1. Latar belakang sejarahnya
2. Organisasi
3. Pengajaran
4. Pelayanan gereja Katolik
III. Pandangan kita tentang pengajaran Katolik Roma
1. Alkitab dan tradisi
2. Gereja membagi-bagikan keselamatan
3. Kesimpulan
A. URAIAN
I. AGAMA YAHUDI
Agama Yahudi atau Yudaisme ialah agama orang Yahudi yang tumbuh dan berkembang sesudah pembuangan di Babilonia.
1. Latar Belakang Timbulnya Agama Yahudi
Agama Yahudi muncul ketika
Walaupun Allah sendiri yang mengangkat raja, tetapi ternyata raja pun jatuh. Ambruknya kerajaan itu menimbulkan kesusahan pohtik dan iman sekaligus. Dalam situasi itu muncullah agama Yahudi atau Yudaisme yang bertentangan dengan iman bangsa
Di Indonesia Yudaisme tidak terdaftar sebagai agama di Departemen Agama RI. Di Surabaya ada sekelompok orang-orang Yahudi dan sinagoge, terdiri dari sekitar 25 orang, tidak mempunyai rabi. Masyarakat mengenal mereka sebagai orang-orang Arab sehingga tak pernah diganggu. Dilayani oleh rabi dari Singapura atau Amerika Serikat (untuk melayani baptisan. Anak umur 13 tahun harus dibaptis).
2. Pengajaran
a. Israel adalah umat pilihan Allah berdasarkan keturunan Abraham. Dari bangsa-bangsa lain, orang dapat masuk memeluk agama
Mereka disebut proselit dan dianggap lebih rendah. Pemimpin tertinggi ialah Imam Besar yang dibantu para rabi (guru), yaitu para ahli kitab suci. Menurut Yudaisme, wanita takluk kepada laki-laki, konsekuen dengan Kej.
b. Percaya kepada kebangkitan orang mati.
c. Tentang Kitab Suci dan Taurat. Yang dimaksud dengan Kitab Suci ialah yang kita sebut Perjanjian Lama (bukan sebutan dari Yudaisme). Aslinya dalam bahasa Ibrani dan terjemahannya dalam bahasa Aram disebut Taigum. Kitab Suci terdiri dari Taurat (lima kitab Musa), kitab Nabi-abi [Nebiim) dan Surat-surat (Ketubim). Yang dianggap terpenting ialah kitab Taurat (termasuk 10 Hukum atau Dasa Titah]. "Taurat" berarti penunjuk jalan atau pedoman kehidupan yang semula diterima nabi Musa di gunung Sinai. Mereka tidak mengenal kanon (penetapan kitab-kitab yang diyakini sebagai firman Tuhan). Yudaisme menjunjung tinggi wibawa Taurat yang dianggap berlaku di segala lapangan kehidupan. Di samping Taurat yang tertulis ada tradisi lisan mereka anggap sama nilainya dan peraturan tentang pantangan.
Contoh pantangan bagi orang Yahudi:
i. Daging dan ikan yang dimasak harus dihilangkan darahnya dengan direndam air garam 6 jam.
ii. Babi, bebek, merpati, ikan tanpa sisik (lele, belut, udang, kepiting dll) tak boleh dimakan.
Orang Yahudi melawan Yesus sebab Dia mengaku bahwa kewibawaan-Nya lebih tinggi daripada kewibawaan Taurat. Kitab Taurat Musa(Kejadian, Keluaran, Bilangan, Ulangan, Imamat) mereka pelajari dan berkesimpulan bahwa di situ terdapat 613 perintah. Kemudian mereka menyusun penjelasan mengenai semua perintah itu yang dihhnimpun dalam:
i. Talmud. Talmud ini terdiri dari dua bagian besar, yaitu:
♦ InMishnah. Yaitu hlmpunanhimpunan tafsiran lisan oleh para ahli yang kemudian diteruskan golongan Parisi. Isinya terbagi dalam 6 bidang: pertanian, perkawinan, perayaan, hukum perdata, peraturan tentang benda-benda suci, peraturan tentang kesucian dan kenajisan.
♦ Gemara. Yaitu tafsiran tentang InMishnah.
ii. InMidras atau InMidrasim, yaitu peraturan tentang ibadah. Tempat ibadah mereka ialah sinagoge, hari ibadah ialah hari Sabat (Sabtu).
Bagi orang Yahudi, yang terpenting adalah tradisi, bukan kitab suci. Sebuah kitab mereka sebut suci karena umat menaati dalam praktik. Ini bertentangan dengan pandangan Kristen yang menganggap kitab suci itu suci dan karenanya harus ditaati. Yudaisme mementingkan perilaku, tidak mementingkan dogma (ajaran). Perjanjian Baru mereka terima sebagai kitab yang baik tetapi menolak Yesus itu Tuhan.
d. Korban. Manusia menerima Taurat sebagai anugerah Allah. Anugerah itu harus ditanggapi dengan ketaatan melaksanakannya. Tetapi manusia tak dapat melakukan Taurat dengan sempurna. Rabi mengajarkan bahwa kekurangan itu diimbangi dengan korban sembelihan di Bait Allah. Mereka membuat peraturan, memutar- balikkan Taurat "demi kepentingan umum".
e. Mesias. Yaitu pahlawan perjuangan yang membebaskan
f. Allah. Umat Yahudi mengaku bahwa Tuhan adalah satu-satunya Allah, disebut shema (=dengarlah), U1.6:4. Pengakuan ini monoteis murni. (mono berarti satu, theos berarti Tuhan). Menolak ketritunggalan Allah.
3. Lembaga Keagamaan
a. Sinagoge. Asal usul sinagoge tidak diketahui. Di dalam PL tidak ada. Ibadah di sinagoge makin berkembang karena Bait Allah di Yerusalem dihancurkan musuh, terutama pada masa pembuangan Israel di Babilonia. Sinagoge merupakan lembaga sebab mempunyai pengurus. Dipimpin Kepala Sinagoge yang juga bertugas menyusun jadwal khotbah. Ibadah Yahudi dilaksanakan di sinagoge ini tiap hari Sabat dan hari raya. Umat dianjurkan supaya puasa.
b. Sanhedrin. Sanhedrin adalah lembaga keagamaan yang berfungsi memerintah dan pengadilan tinggi. Ketua lembaga ini Imam Besar, menguasai daerah Yudea tetapi keputusannya berlaku bagi semua orang Yahudi. Pada tahun 70 M lembaga ini dibubarkan.
2. Aliran atau Golongan Yahudi
Banyak aliran atau golongan dari umat Yahudi, antara lain
a. Golongan Farisi. Golongan ini kecil tetapi sangat berpengaruh di anaraantara umat. Mereka menekankan tradisi lisan untuk meringankan beban hukum Taurat. Mereka percaya kebangkitan orang mati.
b. Golongan Saduki. Golongan ini terdiri dari para elit (petinggi) Yahudi seperti kerabat Imam Besar, tuan tanah dll. Mereka menguasai Bait Allah dan Sanhedrin. Mereka memegang teguh ajaran Musa, kurang peduli terhadap tradisi lisan. Tidak percaya akan kebangkitan orang mati. Golongan Saduki dan Parisi bekerja sama mengadili Yesus.
c. Golongan Essene. Golongan ini hidup mengasingkan diri dari masyarakat dan membiara, bertapa dan menekankan disiplin.
d. Golongan Zelotes. Ini bukan kelompok agama tetapi pejuang melawan penjajah Romawi.
II. AGAMA KATOLIK ROMA
I. Latar Belakang Sejarah
Agama Katolik mempunyai sejarah yang sangat tua. Misi Katolik memasuki
Periode pertama (1522-1660). Dalam periode ini terlaksana penanaman Injil di Maluku Utara, Maluku Tengah, NTT, Flores, Sulawesi Utara, Sumatera dan Jawa.
Periode kedua, zaman VOC (1596-1798), merupakan periode yang sukar karena VOC dan sultan-sultan yang beragama Islam menghentikan inmisi Katolik. Penginjilan di daerah-daerah tersebut di tambah Kalimantan yang baru dimulai, dihentikan. Terjadi kemunduran bahkan benih-benih Injil yang sudah ditanam itu mati.
Periode ketiga (1807-1859) misi ini bangkit kembali. Sesudah VOC jatuh, pemerintah Hindia Belanda melalui Gubernur Jendral Daendels pada tahun 1800 mengumumkan bahwa hak semua agama sama, boleh mengamalkan agama dan beribadah dengan teratur di Hindia Belanda. Peraturan itu kemudian dilengkapi dengan syarat "asal pelaksanaannya tidak mengganggu ketenangan dan ketertiban umum". Syarat ini dapat ditafsirkan seenaknya oleh para penguasa. Pemerintah Belanda mengangkat, memberhentikan, memindahkan dan menggaji pastor-pastor. Mereka menjadi pegawai pemerintah. Jumlah pastor sangat sedikit.
Mulai tahun 1845 gereja Katolik Indonesia dipisahkan dari gereja Katolik di Belanda, diperintah oleh uskup. Uskup pertama ialah J. Groof, ditahbiskan tahun 1845. la segera bertentangan dengan pemerintah sebab menonaktifkan tiga orang pastor yang pengajaran dan perilakunya tidak bernada Katolik. Gubernur menentang tindakan itu sebab merasa hanya pemerintah yang berhak memberhentikan mereka. Pemerintah mengusir uskup. Jumlah pastor makin berkurang bahkan pada tahun 1847 tidak ada seorang pun pastor di Indonesia.
Pada tahun 1847 ada perjanjian antara Paus dengan pemerintah Belanda, bahwa uskup berwenang mengangkat pastor. Calon yang akan diangkat itu harus mendapat persetujuan pemerintah. Pemerintah menilai calon itu dari segi apakah mengganggu ketenangan dan ketertiban atau tidak. Pemerintah menyediakan gaji pastor dan subsidi sebagian usaha-usaha gereja. Persetujuan ini membebaskan gereja dari campur tangan pemerintah dan memungkinkan perkembangan gereja selanjutnya. Uskup yang baru ialah PM Vrancken. la segera mengorganisasikan gereja. Pada tahun 1848 baru terdapat 9000 orang Katolik di Indonesia.
Tahun 1853 ditempatkan pastor di Bangka. Pekerjaannya meluas ke Belitung, Riau, ssar (1892),
Periode keempat, 1900-1960. Perkembangan gereja berjalan cepat walaupun mengalami berbagai kesulitan seperti, bahasa daerah yang sulit dikuasai (bahasa Melayu belum merata), sikap iri dari golongan lain, sikap pemerintah yang sering berubah-ubah. Pemerintahan kolonial menutup penginjilan di daerah-daerah yang dianggap Islam seperti Aceh, Banten, Minangkabau. Berbagai ordo, kongregasi masuk ke
Periode kelima, 1961-.... Periode ini disebut Masa Dewasa dalam Sating Ketergantungan. Masa ini dimulai dengan bedirinya hirarki di Indonesia. Dibentuk MAWI (Majelis Agung Wali Gereja di Indonesia). Untuk mengusahakan Indonesianisasi ketenagaan gereja didirikan seminari. Pada tahun 1974, orang asli Indonesia telah menduduki jabatan:Kardinal, 1 orang (=100%), Uskup 9 orang (=25%), Pastor 507 orang(=32%), Bruder 268 orang (=56%), Suster 2801 orang (=74%). Paus Paulus VI mengunjungi umat Katolik dan bangsa Indonesia pada tanggal 3-4 Desember 1970. Kunjungan ini memperkuat keberadaan umat Katolik Indonesia.
d. Organisasi Dan Pelayanan
i. Hirarki. Gereja Katolik di Indonesia merupakan bagian dari gereja Katolik sedunia. Kepengurusan gereja ini tersusun dari atas ke bawah, bagaikan kerucut, yaitu Paus (tertinggi), Uskup dan Umat Paus memerintah gereja didampingi oleh Dewan Kardinal yang beranggotakan 150 orang (110 orang diantaranya yang berhak pilih). Bentuk kerucut itu sesudah Konsili Vatikan II (1965) tetap dipertahankan, bedanya ialah cara membacanya: dari bawah ke atas.
ii. Propinsi gerejawi. Wilayah Indonesia terbagai menjadi 8 propinsi gerejawi, masing-masing diperintah oleh Uskap Agung (di Medan, Jakarta, Kupang, Ende, Merauke, Pontianak, Semarang, Makassar). Setiap propinsi gerejawi dibagi menjadi keuskupan. Ada 34 keuskupan, yang masing-masing dipimpin oleh uskup Sufragan. (Misalnya di Sumatera: Tanjungkarang, Palembang, Pangkal Pinang, Sibolga). Ada 26 orang uskup Sufragan, selebihnya fungsi itu dirangkap oleh Uskup Agung. Sebuah keuskupan dibagi menjadi bebarapa paroki (=jemaat setempat), dipimpin oleh pastor (sering dibantu oleh Katekis). Paroki dibagi menjadi beberapa stasi (=kelompok/pepanthan).
Kesatuan gereja Katolik di Indonesia terorganisasikan dalam Majelis Agung Wali Gereja di Indonesia [(MAWI) yang kemudian menjadi Konperensi Wali Gereja di Indonesia ({KWI). Lembaga ini bersidang sekali setahun, mengambil keputusan bersama, menghormati hak-hak uskup setempat, menangani hubungan dengan pemerintah. Pengurus Harian KWI terdiri dari 8 orang (termasuk Sekjen), dibantu oleh 12 Komisi (a.l. Komisi Hubungan Antar Agama, Kateketik, Pendidikan, Sosial ekonomi, Seminari, Keluarga). Di samping Komisi ini ada Dewan/Lembaga, yaitu: Dewan Moneter, Lembaga Karya Kesehatan, Lembaga Biblika, Sekretariat Keadilan dan Perdamaian, Umat Allah dalam Peziarahan).
iii. Pelayanan Gereja Katolik
Dalam rangka misinya, gereja Katolik melaksanakan berbagai pelayanan, sbb.:
Ø Pendidikan/Persekolahan
• Tingkat dasar/menengah
Pelayanan bidang ini mulai sekitar tahun 1970. Pada tahun 1972 jumlah TKK, SD, SMP, SMA, Sekolah Kejuruan di Jakarta, Jabar, Jateng, Jatim, Sumatera, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Irian Jaya sebanyak 4226 unit. Yang terbanyak dari antaranya di Jateng dan Jatim. Mungkin karena kepadatan penduduk, ketersediaan guru dll.
Data tahun 1966 menunjukkan bahwa secara nasional, jumlah sekolah Katolik merupakan 4,98%. (Sekolah negeri 73,99% dan swasta lain 21,03%).
• Perguruan tinggi
Universitas, 3 buah: Parahiangan (Bandung), Atma Jaya (Jakarta dengan cabang Yogya, Malang, Palembang, Makassar, Semarang), Widya Mandala (Surabaya dan Madiun). IKIP, 1 buah: Sanata Dharma (Yogyakarta). Sekolah Tinggi Filsafat, 1 buah: Driyarkara (Jakarta). Akademi, 3 buah: Akademi Perawat S. Carolus (Jakarta), ABA (Akademi Bahasa Asing) Prayoga (Padang), ABA Unika (Makassar). Lembaga/Institut 2 buah: Lembaga Pendidikan Management (Semarang), Institut Teknologi Katolik (Semarang).
Ø Kesehatan
Pada tahun 1987 KWI (Konperensi Wali Gereja di Indonesia) membentuk PERDHAKI (Persatuan Karya Dharma Kesehatan Indonesia) sebagai wadah pelayanan bidang kesehatan. Dalam bidang ini gereja Katolik menyelenggarakan Rumah Sakit Umum (Katolik), Rumah Sakit Propinsi, Balai Pengobatan, Rumah Bersalin, Poliklinik, Sanitasi. Jumlah terbanyak dari unit pelayanan ini di Jateng, Jatim, Sulawesi, Maluku. Penyelenggaraan ini ditunjang dengan penyelenggaraan pendidikan tenaga kesehatan sebanyak 32 sekolah.
Ø Sosial ekonomi
Pelayanan bidang ini dilaksanakan sejak tahun sekitar 1955 oleh banyak organisasi yang tumbuh dari "bawah" (keuskupan). Pihak MAWI/KWI hanya membimbing atau mengkoordinasikan secara umum. Sasaran pelayanan: buruh, petani, nelayan.
Ø Media massa
Bermacam-macam pelayanan mass media dilakukan. Yayasan Sanggar Prathiwi untuk program siaran radio dan TV, untuk TVRI dan RRI (pusat dan daerah), pemancar radio Katolik, harian umum KOMPAS, majalah bulanan BASIS, INTISARI dll.
3. Pengajaran
a. Manusia diciptakan sebagai citra Allah. Kemudian mereka jatuh dosa.
Dosa mencemari martabat manusia. Tetapi Allah mengasihi manusia.
b. Satu-satunya jalan keselamatan ialah Yesus Kristus.
c. Alkitab dan tradisi menjadi sumber iman. Iman adalah karunia Roh
Kudus. Iman itu hidup, ia menghasilkan cara hidup Katolik yang kemudian melahirkan tradisi. Tradisi lebih rendah daripada firman Tuhan. Di samping Alkitab, tradisi menjadi sumber iman bila isinya tidak bertentangan dengan Alkitab. Gereja Katolik mengajarkan bahwa penafsiran gerejanya terhadap Alkitab tidak mungkin salah.
d. Maria. Maria adalah ibu Allah (Yunani: teotokos) sebab Yesus, anaknya itu Allah. Tahun 1854 Paus menerbitkan dogma Maria tidak berdosa; 1950 Maria diangkat ke surga dan 1954 dogma baru lagi Maria Ratu Surga. Ia adalah 100% manusia tetapi tidak berdosa. Ia rahmat karena menerima "salam Maria". Ia tidak membuat mujizat tetapi menyebabkan terjadinya mujizat (perkawinan di Kana). Iman Maria itu sempurna. Walaupun ia tidak berdosa (sejak dikandungkan), tetapi ia ikut menanggung dosa (mati, dll.).
e. Gereja. Gereja adalah sakramen (tanda keselamatan). Paus, kepala gereja, adalah pengganti rasul Petrus. Sebab Petrus mati di Roma, maka Roma menjadi pusat gereja Katolik. Konsili Vatikan I (1870) memutuskan bahwa Petrus adalah kepala para rasul. Karena itu Paus sebagai penggantinya adalah kepala gereja. Paus bukan hanya pemimpin tetapi wakil Kristus, pemegang kekuasaan tertinggi atas gereja Selanjutnya, konsili juga menetapkan bahwa Paus tidak dapat salah bila menetapkan pengajaran dan moral.
f. Imam. Di dalam gereja ada imam (=pastor). Imam merupakan perantara antara Allah dengan manusia. Ia menjalankan tugas dari uskup. Jalan untuk ke jabatan imam ialah menjadi diakon (pelayanan) yang tak nikah dan terarah kepada imam. (Ada diakon yang nikah, tak mungkin menjadi calon imam). Imam harus tidak nikah (=selibat).
g. Sakramen. Dalam gereja ada tujuh sakramen (lih. pertemuan 19).
4. Pandangan Kita Tentang Pengajaran Ini
a. Alkitab dan tradisi. Alkitab dan tradisi tidaklah sama derajat atau
nilainya, walaupun pengalaman yang dimaksudkan itu tidak bertentangan dengan Alkitab. Alkitab adalah firman Allah dan pengalaman manusia adalah 100% manusiawi sifatnya. Pekerjaan Yesus justru mengoreksi pandangan tentang tradisi ini. Hal ini antara lain terlihat dalam kotbah di bukit (Mat. 5-7) di mana Yesus selalu membedakan pengajaran-Nya dengan tradisi yang dikoreksi-Nya, misalnya Mat. 5:21. Yang dimaksud dengan "nenek moyangmu" di situ ialah para sesepuh
b. Tentang gereja yang menguasai dan membagi-bagikan keselamatan. Masalah imni erat hubungannya dengan keberadaan imam(pastor) yang menjadi perantara manusia dengan Kristus. Paulusbersaksi bahwa tidak ada seorang pun manusia yang benar (Rm.3:9, bnd. Ibr. 5:4). Kristus telah mati sebagai Imam Besar untuk selama-lamanya (Ibr. 6:28). Sesudah kenaikan-Nya, pengganti Kristus adalah Roh Kudus yang telah turun dan bekerja di dunia. Tugas imam itu adalah tugas semua orang beriman. Karena itu sakramen pengampunan (dahulu disebut biecht) tak dapat diterima. Demikian juga paham bahwa Paus adalah wakil Kristus dan tak dapat salah dalam menetapkan pengajaran dan moral. Bagaimana tentang Paus sebagai pengganti Petrus. Tugas pemberitaan Injil menjadi tugas semua orang percaya (bnd. 1 Pet. 2:9). Rasul tidak pernah digantikan.
c. Tentang sakramen (hh. Pertemuan 19)
d. Kesimpulan:
A. POKOK-POKOK DISKUSI
1. Apakah perbedaan dan persamaan antara agama Yahudi, Katolik dan Kristen?
2. Bagaimana pandangan terhadap pengajaran tentang keselamatan dari agama Yahudi dan Katolik?
3. Dalam rangka usaha saling memahami agama Kristen-Katolik, perlu diselenggarakan pertemuan antar pimpinan kedua gereja tersebut. Bagaimana pendapat Saudara tentang pikiran itu?
4. a. Kerjasama di bidang apa saja yang dapat diselenggarakan oleh
gereja kita dengan gereja Katolik setempat?
b. Bagaimana pengalaman Saudara tentang hubungan dengan
pimpinan dan umat Katolik setempat?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar