Minggu, 20 April 2008

Pertemuan 36


AGAMA HINDU,

BUDHA DAN KHONG HU CU

Tujuan umum 1. Katekumen mengenal agama-agama lain

2. Katekumen memahami hambatan-hambatan dalam

hubungan antar umat beragama

Tujuan khusus 1. Katekumen berminat membangun hubungan dan

dialog dengan umat beragama lain.

2. Katekumen bersikap positip terhadap fanatisme

sempit dari umat beragama lain dan lingkungan

sendiri

PENGANTAR

Ketiga agama ini penting kita ketahui, terutama Hindu dan Budha. Kita akan membahas judul ini dengan sistemattka sbb.:

I. & II I. Agama Hindu dan II. Agama Buddha

1. Riwayat

2. Kitab Suci

3. Organisasi dan jumah umat

4. Pengajaran

5. Tempat ibadah, hari raya, doa, ziarah
III. Agama Khong Hu Cu

1. Riwayat dan pendiri

2. Kitab Suci

3. Tempat ibadah

4. Tempat penyebaran

5. Pengajaran

6. Organisasi

7. Hari raya

A. URAIAN

I. AGAMA HINDU

1. Riwayat

Nama "Hindu" mungkin berasal dari kata "Sindhu", yaitu nama sungai di Pakistan. Agama Hindu merupakan campuran antara agama bangsa Dravida dan bangsa Arya yang datang ke India. Di India agama ini juga disebut Sonata Dhaima (agama kekal) atau Waidika Dharma (agama yang berdasarkan kita-kitab Weda).

Agama Hindu membagi masyarakat menjadi empat kasta, yaitu:

Kasta Brahmana, yaitu para pemimpin agama;

Kasta Ksatria, yaitu para pejabat pemerintah dan tentara;

Kasta Waisya, para pedagang dan pengusaha;

Kasta Sudra, yaitu para budak dan buruh.

Di luar empat kasta ini ada golongan Paria. Mereka adalah orang-orang yang kotor karena karma hidupnya dahulu. Dilarang besentuhan dengan mereka.

Kita tidak mengetahui siapa pendiri agama Hindu demikian juga kapan masuknya ke Indonesia. Mungkin kerajaan Kutai (Kalimantan Timur) adalah kerajaan Hindu tertua. Selanjutnya agama ini berkembang di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur. Zaman Majapahit adalah zaman keemasan bagi agama Hindu. Pada zaman itulah agama Hindu menyebar ke seluruh Nusantara. (Hindu masuk Bali abad 8).

2. Kitab Suci

Weda Samhitaminta (kumpulan kitab Weda) yang ditulis sekitar tahun 1500-1000 sM dalam bahasa Sansekerta. Isinya, wahyu Allah yang diberikan sejak manusia diciptakan. Wahyu itu diterima oleh Maharsi. (Karena itu ada yang mengatakan bahwa kitab ini sudah berumur 8000 tahun). Isinya, sbb.:

Penyembahan kepada dewa-dewa alam seperti dewa Agni (dewa

api, agni=api), dewa Vayu (dewa angin, vayu/bayu=angin). Dewa terpenting ialah Siwa, Wisnu, Brahma.

Mantra (rumus-rumus gaib) dan puji-pujian yang dipakai dalam

upacara korban yang dipimpin oleh Brahmana.

Kumpulan kitab-kitab itu meliputi a.l. kitab Rig Weda (berisi pujian, "rig" berarti memuji), Sama Weda (tentang musik), Yajur Weda (kumpulan 1975 mantra), Atharwa Weda (kumpulan 5987 mantra Alkitab Brahmana (tentang manfaat korban/sesajian), kitab Upanisad (ten­tang inmistik/magi).

3. Organisasi Dan Jumlah Umat

Parisada Hindu Dharma Pusat (THDP). Menurut Departemen Agama RI jumlah umat Budha di Indonesia 3.287.309 orang atau 1,83% jumlah penduduk (Bingkai Teologi Kerukanan Hidup Umat Bemragama di Indo­nesia, 1997, hlm. 9). Agama Hindu (Bali) diakui sebagai agama di Indo­nesia sejak 1959. Bersama-sama dengan agama Budha diasuh oleh Di-rektorat Hindu dan Budha Departemen Agama RI.

4. Pengajaran

a. Percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan disebut rahman atau
Yang Mutlak, berada di luar dunia ini, tidak kelihatan, tidak terjangkau akal manusia. (Di Bali disebut Sang Hyang Widi Wasa).

Karena Tuhan tak terjangkau, maka orang membayangkan dan menyebutnya: Brahma (pencipta), Wisnu (pemelihara) dan Siwa (perusak) di samping dewa-dewa yang lain. Tuhan sebagai pencipta juga disebut Prajapati. Alam semesta dan isinya, termasuk manusia, itu "mengalir" (disebut emanasi) dari Tuhan. "Aliran" itu merupakan proses, "bahan" dalam aliran kemudian terpilah-pilah menjadi
yang kasar dan ada yang halus.

b. Segala sesuatu yang bergerak itu mempunyai jiwa. Atman merupakan percikan dari Brahman melalui emanasi itu menghidupi manusia. Jiwa manusia itu sendiri disebut jiwatman. Alam semesta disebut makrokosmos, (makro=besar, kosmos=dunia, alam). Ma­nusia disebut inikrokosmosmikrokosmos (inikromikro=kecil) karena terdiri dari unsur-unsur makrokosmos. Misalnya:

Unsur manusia

Unsur dunia/alam

Daging

=

Tanah, kulit bumi

Keringat

Keringat, darah, urine

Nafas

=

Angin

c. Manusia terdiri dari badan dan jiwa. Jiwa itu suci sebab merupakan bagian dari Tuhan sedangkan badan itu jahat. Dalam kehidupan di dunia ini jiwa dipenjara di dalam tubuh yang jahat. Manusia harus berusaha untuk selamat. Bila usaha itu gagal, ia terikat hukum karma, lahir kembali, sebagai binatang atau manusia. Dunia ini tidak nyata atau semu (maya). Hambatan pada manusia untuk selamat ialah ketidaktahuannya [=avidya) bahwa sebenarnya dirinya adalah Tuhan.

Tahap kehidupan manusia terbagi dalam beberapa tahap, sbb.:

i. Brahmacarya: tahap mencari ilmu, terutama agama dan berguru kepada Brahmana.

ii. Grhasta: bekeluarga, dengan tujuan:

iii. Dharma: untuk bekerja dan bermasyarakat.

iv. Arttha: memiliki harta dan hidup layak/sejahtera.

v. Kama: untuk memenuhi kebutuhan seksual.

vi. Vanaprastha: tahap lanjut usia, bersiap melepaskan diri dari segala

hal yang duniawi.

vii. Samnyasa: Tahap bertapa secara sendiri-sendiri, bersiap diri untuk moksa.

d. Karma, Samsara dan Moksa. Segala perbuatan manusia itu membawa akibat yang baik atau yang buruk. Hukum itu disebut Karmaphala (karma=perbuatan, phala=pahala). Setiap perbuatan menghasilkan bekas-bekas, disebut Karma-wasana. Kalau orang mati, jiwanya dapat ke surga atau ke neraka. Tetapi ia tetap terikat samsara (=lahir kembali). Kelahiran kembali merupakan kesempatan untuk memperbaiki diri.

e. Rta dan Dharma. Rta ialah tata tertib. Segala sesuatu misalnya, tata
surya, bulan bintang, matahari dll. berialan teratur dan ada kuasa (power) yang mengatur.
Hanya kalau manusia itu taat kepada Rta, ia berlaku manis dan kehidupan ini akan harmonis. Berbuat dosa berarti melangggar Rta dan melawan Tuhan. Supaya Rta itu beria­lan dengan baik, manusia harus melakukan ritus (upacara). Dharma ialah prinsip atau aturan atau kodrat yang harus diikuti supaya ke­hidupan ini bahagia dan akhlmirnya mencapai moksa.

f. Jalan kelepasan.

Tujuan hidup manusia bukan surga tetapi menjadi menyatu kembali dengan Brahman, bagaikan air dari daratan kembali ke laut. Peristiwa itu disebut moksa. Karena Tuhan itu tak teriangkau/terpikirkan maka bagaimana jiwatman (jiwa manusia) itu menyatu de­ngan Brahman juga tak terpikirkan. Bagaimana cara/jalannya? Cara mencapai moksa ialah menjalankan yoga. Yoga bertujuan untuk menghindari karma dalam segala perbuatan.

Ada tiga macam yoga dengan tujuan yang berbeda, sbb.

1

Karma Yoga

Menghindari karma. Bebas dari keinginan dalam kehidupan dan pekerjaan.

2

JnanaYoga

Mencapai moksa. Bebas dari keinginan, perasaan dan kenikmatan.


3

Bhakti Yoga

Mencapai moksa. Di tingkat ini Brahman digambarkan sebagai pribadi

3. Tempat Ibadah, Doa, Hari Raya, Ziarah

a. Tempat Ibadah: Pura

Ada 3 macam pura, sbb.:

PuraDesa (BalaiAgung)

Pura Pusah Segara

Pura Siwa

Untuk Brahma

Untuk Wisnu

Untuk Siwa

Selain ketiga macam itu banyak pura yang lain misalnya, pura untuk Dewi Sri yang dianggap sebagai sakti (kuasa) dari Wisnu.

b. Doa

Doa adalah salah satu bentuk penyerahan diri kepada Tuhan. Orang Hindu berdoa tiga kali sehari semalam. Sarana: kembang, dupa, air dan antra. Kembang adalah lambang dewa, setelah dipakai dalam doa disisipkan di kepala atau telinga. Kiblat sembahyang ialah ke arah yang tinggi yang dianggap tempat semayam Tuhan (misalnya gunung) dan ke arah matahari terbit (timur).

b. Hari Raya

Begitu banyak hari raya, di antaranya:

Galungan Peringatan kemenangan Dharma (Kebaikan)
melawan A-dharma (Kejahatan).

Kuningan Dewa-dewa dan arwah leluhur menikmati sesajen oleh

manusia.

Nyepi Pergantian tahun Caka. Pada hari itu orang tidak

mempergunakan api, tidak bekerja, tidak bepergian, tidak bersuka ria. Orang harus intro-speki diri, mengharapkan kehidupan yang sela-ras dan bersih. Disertai upacara-

upacara.

c. Ziarah

Kota suci bagi orang Hindu:

(1) Benares: Apa pun di kota ini, sampai debunya pun dianggap suci. Demikian juga sungai Gangga yang melintas kota itu. Orang Hindu berziarah ke sana dan mandi di sungi Gangga

(2) Mathura di tepi sungai Yamuna. Di samping itu, kuil Jaganath dianggap suci.

II. AGAMA BUDDHA

1. Riwayat

Agama Budha berasal dari India. Pendirinya ialah Siddharta Gautama (563-483 sM), putera mahkota raja Suddhodana dari kerajaan Kapilawastu (di perbatasan India Utara dan Nepal). Ibunya bernama Maya yang wafat ketika anaknya itu berumur seminggu. Sejak dalam kandungan, ia diramalkan untuk menjadi Buddha yang melepaskan dunia ini dari awidya (ketidaktahuan) dan dosa. Ia diramalkan menjadi Buddha sesudah mehhat orang tua, sakit, mati dan pertapa. Ia lahir di taman Lumbini. Pada umur enam tahun ia masuk sekolah. Gurunya jatuh tertelungkup ketika melihat sinar wajahnya. Lebih mengherankan lagi sebab walaupun belum diajar menulis tetapi ternyata sudah pandai menulis. Ayahnya membuatkan tiga buah istana untuk Siddharta. Ia tinggal di sana dengan mewah. Pada umur 11 tahun ia dinikahkan dengan Yasodhara. Dari perkawinan ini lahirlah anaknya yang bernama Rahula. Walaupun tinggal di istana yang mewah, tetapi hatinya tidak senang, lebih tertarik kepada dunia pertapaan.

Dalam perjalanannya ke luar istana, ia berjumpa dengan orang yang sudah tua sekali, yang sakit, jenasah yang diangkut ke makam, dan pertapa yang minta-minta sedekah. Semuanya terjadi sepertl telah dira-malkan. Semua yang dilihatnya itu menimbulkan pertanyaan: mengapa orang menjadi tua, sakit, mati dan bertapa? Bagaimana orang dapat lepas dari hukum kelahiran kembali, itulah inti pergumulannya. Karena itu ia meninggalkan istana. Segala usaha ayahnya untuk mencegahnya tidak berhasil. Hatinya telah bulat untuk mencari kelepasan.

Setelah ke luar istana, ia berguru kepada Alara Kalama. Tetapi ia tidak setuju kepada pendapat guru itu dan meninggalkannya. Ia berpuasa selama enam tahun. Tetapi kemudian ia tahu bahkan bukan itu­lah jalan mendapatkan kelepasan. Ia pun berkelana dan mencari makan dengan mengeinmis. Selanjutnya, ia duduk di bawah pohon Bodhi di Bodh Gaya dan bertekad tidak akan meninggalkan tempat itu sebelum mendapatkan pencerahan tentang kelepasan. Iblis menggodanya de­ngan berbagai cara namun ia mengalahkan segala godaan itu. Ketika itu ia berumur 35 tahun. AkhlmyaAkhirnya, di situ ia mendapatkan pencerahan.

Isi pencerahan itu sbb.:

i. Pengetahuan tentang hidupnya yang terdahulu;

ii. Ia menjadi mahatahu;

iii. Pengetahuan tentang hukum sebab akibat sebagai sumber

segala kejahatan.

Berbagai keajaiban menyertai peristiwa itu: gempa bumi, sinar terang yang luar biasa, orang-orang sakit sembuh, dewa-dewa menyebarkan bunga dll. Sejak itu ia menjadi Tathagata. Ketika ia ragu-ragu apakah orang akan menerima bila apa yang didapatkan itu diajarkan, terjadilah bencana alam: sungai tidak mengalir, burung tidak terbang, biji tidak tumbuh dll. Ia pergi ke Benares, mengajar dan mendapatkan lima murid. Cerita di sekitar kelahiran dan pengembaraan Siddharta ini mungkin saja adalah dongeng yang diciptakan untuk mengagung-kannya.

Sesudah Siddharta Gautama meninggal, agama Budha terbagi menjadi:

i. Aliran Buddha Theravada yang mempertahankan kemurnian ajaran Budha sesuai dengan kitab-kitab Tripitaka yang mereka hlmpunhimpun. Aliran ini berkedudukan di Rajagraha. Kelompok ini berdisiplin keras dalam mengikuti ajaran Buddha dan sangat sederhana. ("Theravada" artinya "kendaraan/wahana kecil").

ii. Aliran Mahasanghika atau Mahayana yang memperbarui ajaran Buddha, berkedudukan di Vesali. Kelompok ini menyusun kitab Abhidharma Pitaka yang merupakan bagian dari kitab Tripitaka. Menurut ahranaliran ini Buddha adalah sesuatu yang tinggji yang disebut Adhi Buddha yang terdiri dari lima macam unsur alam yang disebut Dhyani Buddha, yaitu Vairocana, Ratna Sembava Ainmitaba, Amogasiddhi dan Aksobhya. Dhyani Buddha ini terbagi menjadi 25 Bodbisatva, antara lam Avalokitesvara, Maitreya. Bodhisava adalah kekuatan unsur alam seperti dewa-dewi dalam agama Hin­du. Bodhisatva menjehna menjadi tujuh Manusyi Buddha, dalam rupa manusia yang inisinya membawa manusia untuk mengikuti Buddha. Menurut aliran ini Sidharta Gautama adalah Manusyi Buddha yang ke tujuh, mereka sebut Sakyamuni. Para pengikut ahranaliran ini masih mengharapkan datangnya Manusyi Buddha yang terakhir, yaitu Maitreya Buddha. Menurut ahranaliran ini mencapai nir-wana berarti menyatu dengan Sang Adhi Buddha, suatu kehening-an yang bersifat tetap. Keadaan itu tidak dapat dilukiskan dan dise­but Sunyata. Sedangkan di sisi lain, segala sesuatu di dunia ini bersifat tidak tetap. ("Mahayana" artinya "kendaraan/wahana agung").

Penyebaran agama Buddha selanjutnya ke berbagai negar seperti Mesir, Yunani, Asia Tenggara, Srilangka, Tibet, Cina, Korea, Tibet, Laos, Vietnam, Malaysia Singapura, Thailand, Pakistan, Srilangka, Bangladesh, Jepang, Afganistan dan Indonesia. AhranAliran ini masuk ke In­donesia abad ke-5 M. Pada abad 7 sudah ada perguruan agama Buddha di Palembang.

2. Kitab Suci

Tripitaka ("pitaka"=keranjang). (Semula naskah ditulis di daun lontar, dikumpulkan menjadi tiga keranjang). Naskah ini dalam bahasa Pali dan Sansekerta, terdiri dari:

a. Vinaya Pitaka. Terdiri dari tiga kitab. Berisi peraturan-peraturan bagi para bhikku, peraturan penerimaan murid, peraturan tentang pakaian, kebersihan dll.

b. Sutra Pitaka. Berisi kotbah-kotbah, nirwana, tentang moral (etika), petunjuk tentang cara bidup yang baik bagi para bhikku dan penganut agama Budha.

c. Abhidharma Pitaka. Berisi pengajaran agama Buddha.

3. Organisasi dan Jumlah Umat:

Perwalian Umat Buddha Indonesia (WALUBI) berkedudukan di Jakarta. Agama Buddha diakui sebagai agama di Indonesia baru pada tahun 1967. Menurut Departemen Agama RI jumlah umat Buddha di Indone­sia 1.840.693 orang atau 1,02% jumlah penduduk (Bingkai Teologi Kerukunan Hidup Umat Beragama di Indonesia, 1997, hlm. 9).

4. Pengajaran

a. Pengajaran pokok disebut "empat kebenaran" atau "empat aryasatyani", yaitu:

b. Buddha. "Buddha" adalah gelar. Buddha adalah tokoh yang pernah menjelma menjadi manusia. Asas Buddha yang dipandang sebagai asas rohani ialah Tathagata. Menurut tradisi, Buddha Gautama adalah Buddha yang ke-25. Pribadinya sendiri tidak penting bagi umat Bagi orang yang pertama menerima pencerahan budi atau hikmat dan mencapai nirwana. Banyak Buddha yang lain, selain Siddharta. Sebelum Siddharta lahir, ia telah hidup jutaan abad karena "rotasi" atau perputaran kelahiran kembali. Kelahirannya kembali menjadi Sidharta Gautama adalah yang terakhir. Sebelum menjadi Siddharta ia telah mencapai hikmat yang tinggi, disebut Bodhisattwa.

c. Dharma. Pokok-pokok pengajaran yang disusun secara teratur menjadi doktrin. dan teladan Buddha yang diteruskan melalui para rahib atau bhikku.

i. Dhuka. Kebidupan di dunia ini adalah dhuka (sengsara atau samsara);

Ada 12 pokok penderitaan, sbb.:

Menjadi tua dan mati (yaramaranam)

Lahir (yati)

Hidup dan keberadaan hidup (bhawa)

Terikat kepada makanan dan ininumminuman (upadana)

Kehausan (tanha)

Emosi (wedana)

Kontak atau sentuhan (sparsa)

Pancaindera dan sasarannya (sadayatana)

Roh dan benda, batin dan lahir (namarupa)

Kesadaran (wijnana)

Penafsiran dan penggambaran yang salah (samskara)

Ketidaktahuan (awidya). Ada tiga hal yang tidak diketahui:

Segala sesuatu itu fana dan berubah

Hidup ini adalah penderitaan

Jiwa sebenarnya tidak ada.

ii. Samudaya (=sebab). Sebab dari kesengsaraan ialah awidya (keti­daktahuan) manusia. Pekerjaan manusia ini digerakkan oleh ke-inginan atau nafsu, mengejar kenikmatan duniawi. Akibatnya, ma­nusia lekat dengan benda-benda duniawi (disebut Tanca), selalu ingin memuaskan hatinya. Iingkaran kehidupan seperti itu disebut pmratitya samut pada.

iii. Nirdha (=pemadaman). Kesengsaraan dapat diakhiri bila keinginan dipadamkan (=menyangkal diri).

iv. Marga (=jalan). Yaitu jalan kelepasan yang harus ditempuh untuk mengakhiri kesengsaraan. Ada delapan jalan untuk menghilangkan dukha, sbb.:

Pengertian yang benar tentang hidup ini adalah samsara dan tentang pengajaran Buddha.

Batin yang benar. Sesudah mengerti bahwa hidup ini samsara dan pengajaran Buddha, harus bertekad untuk mengikuti pengajaran Buddha.

Berbicara yang benar. Tidak boleh dusta, berbicara kotor
memfitnah dan lebih menyukai keheningan.

Bertindak yang benar. Tindakan harus baik, tidak boleh membunuh, mencuri, cabul dll.

Bekerja mencari nafkah dengan benar (halal dan tidak merugikan orang lain).

Usaha yang benar. Harus selalu melatih mental untuk bertahan dalam hal-hal yang baik, menjauhi godaan iblis.

Konsentrasi yang benar. Memusatkan pikiran imtuk melepaskan diri dari ikatan duniawi.

Samadi. Mencapai keheningan, terlepas dari alam duniawi.

Cara berkonsentrasi dalam Samadi, sbb:

Merenungkan secara hening:

Makan-ininumminum itu penderitaan.

Tubuh terdiri dari 4 unsur: bumi, angin, air, api.

Merenungkan kebesaran Buddha, Dharma dan Sangha, akibat

perbuatan dll.

Jenasah itu tidak sempurna.

Tubuh yang hidup itu sama dengan jenasah.

Mengatur pemrnapasan

Cara bersamadi, sbb:

Pusatkan pikiran pada sasaran tertentu hingga lambat laun

menjadi suka hati, roh lepas dari ikatan-ikatan dan sampai ke

sasaran yang baru : batin yang damai.

Kesukaan memandang sasaran harus makin dipudarkan.

Suka dan duka lenyap, perasaan hati disucikan.

Mencapai Nirwana. Bebas dari samsara berarti mencapai Nirwana. (Nirwana=tanpa angin. Ibarat nyala api yang tidak terombang-ambing tiupan angin). Nirwana itu bagaikafi "sadar dalam tidur Mlelap tanpa inmimpi". Nirwana adalah keheningan yang disadari.

d. Karma. Artinya kelahiran kembali. Setiap perbuatan manusia menghasilkan buah, baik atau jelek. Buah itu menentukan kehidupan sesudah lahir kembali.

e. Sangha. Yaitu persekutuan para bhiksu dan rahib, sama dengan jemaat. CMiri hidup rahib:

Miskin,

Membujang,

Mengembara (hanya pada musin hujan saja mereka berkumpul di Vihara),

Mengembara (hanya pada musim hujan saja mereka berkiunmpul di Vihara),

Tergantung dari pemberian orang (mengeinmis untuk melatih kesabaran, rendah hati dan tidak putus asa).

Sederhana (gundul).

Sepuluh larangan (=dasasila), bagi rahib, sbb.:

Membuminuh

Mencuri

Berdusta

Mesum

IninumMinum ininumminuman keras

Makan pada waktu terlarang

Mengunjungi tempat keramaian duniawi

Berdandan

Tidur di tempat tidur yang enak

Menerima hadiah

Di luar itu ada kaum awam (=upasika) yang harus menurut peraturan.

5. Tempat Ibadah, Hari Raya dan Ziarah

a. Tempat ibadah: Vihara (biara).

b. Hari raya:

(1) Waisak Peringatan hari lahir, pencerahan dan wafat Buddha (Syakamuni). Ketiga peristiwa itu ^terjadi pada tanggal yang sama (bulan purnama bulan keenam Candra sengkala, kalender berdasar bulan).

(2)Asaddha Memperingati pertama kalinya sang Buddha berkhotbah dan turunnya dharma atau kebenaran untuk pertama kali. Khotbahnya disebut Khotbah Api, tentang kebenaran dan terjadinya samsara.

c. Tempat suci:

i. Budh-Gaya (India Timur), tempat di mana Sidharta Gautama

mendapat pencerahan.

ii. Taman Isipatana di kota Benares, tempat lahirnya pengajaran tentang

Buddha dan Sanghayang pertama kali.

III. AGAMA KHONG HU CU

1. Riwayat Dan Pendiri

Nama agama Khong Hu Cu mengikuti nama pendirinya, yaitu Khong Hu Cu atau Konfusius. Agama ini juga disebut Konfusianisme (dari na­ma Konfusius). Kon Fut Tse adalah nama lain dari Konfucius. la seorang ahli filsafat Cina, lahir tahun 551 sM. di kota Lu, Shantung. la yatim piatu sejak umur sekitar 24 tahun. la bersamadi selama tiga tahun kemudian menyampaikan ajarannya dan mendapatkan banyak pengikut. Ketika berumur 50 tahun ia menjadi Hakim Kepala dan kemudian Menteri Kehakiman.

Ajarannya mengenai moral tetapi menyerupai agama sehingga ia lazim dianggap sebagai pendiri agama. Sesudah ia meninggal, murid-muridnya, a.l. Meng Tsu, meneruskan pengajarannya.

2. Kitab Suci: Lun Yu.

3. Tempat Ibadah: Kelenteng.

4. Tempat Penyebaran: seluruh Indonesia.

5. Pengajaran

a. Percaya kepada Tuhan YME yang disebut Thian.

b. Pemujaan kepada leluhur.

c. Etika

i. Moral menjadi dasar pembangunan dunia

ii. Negara ada untuk melayani rakyat

iii. Pemimpin harus menjadi teladan bagji rakyat

iv. Hukuman perlu bagi orang yang melanggar tatanan

v. Orang harus menghormati orang tua, keluarga, kata-kata bijak

vi. Simpati dan setia kawan satu sama lain dalam keluarga dan

masyarakat. Para pelanggar menhnimbulkan kekacauan, harus

dihukum.

6. Organisasi di Indonesia: MATAKIN (Majelis Tinggi Agama Khong Hu Cu Indonesia), nama terakhir setelah berganti-ganti nama sejak didirikan di Sala pada tahun 1918. Pemerintah mengakui Khong Hu Cu sebagai agama yang sah melalui Undang-undang no. 5 tahun 1969 dibina melalui Direktorat Hindu dan Buddha.

7. Hari Raya:

i. Imlek (tahun baru Cina)

ii. Cheng beng (bersih dan terang), ziarah ke makam (membawa dupa, lilin, kertas sembahyang, sesajian)

iii. Pek Chun (pesta air)

iv. Chioko (sembahyang untuk arwah).

B. POKOK-POKOKDISKUSI

1. Apa saja yang Saudara ketahui selama ini tentang agama Hindu, Buddha dan Khong Hu Cu ?

2. Bagaimana caranya untuk membangun hubungan yang lebih baik di antara kita dengan umat agama-agama itu?

3. Bagaimana pengalaman Saudara berbincang-bincang secara tulus (bukan berdebat) mengenai iman dengan para penganut agama itu?

4. Apa yang Saudara perlu tekankan dalam pemberitaan Injil kepada umat Hindu, Buddha dan Khong Hu Cu? Jelaskan!

Tidak ada komentar: