Minggu, 20 April 2008

Pertemuan 41


HIDUP YANG ETIS

Tujuan umum Katekumen memahami prinsip-prinsip etika

Tujuankhusus Katekumen dapat mengambil keputusan etis bila

menghadapi situasi/masalah.

PENGANTAR

Hidup yang etis berarti hidup yang sesuai dengan prinsip-prinsip etika, baik dan tepat. Kita akan membahas pokok-pokok berikut ini:

I. Beberapa pokok di sekitar etika

1. Apakah etika itu?

2. Pengambilan keputusan

3. Pertimbangan dalam mengambil keputusan

4. Hati nurani

5. Moral

6. Manusia yang utuh

7. Sistem nilai

II. Watak, pandangan dan sikap dasar kita

1. Hidup bersyukur adalah hidup yang etis

2. Kebebasan dan tanggungjawab

3. Kasih agape

III. Kerangka pengambilan keputusan dalam menghadapi situasi/masalah

1. Mengenal masalah

2. Memandang data/peristiwa/masalah dalam terang iman

3. Konteks sosial budaya

4. Kemungkinan-kemungkinan pemecahan masalah

5. Putuskan!

6. Laksanakan!

A. URAIAN

I. BEBERAPA POKOK DI SEKITAR ETIKA

1. Apakah Etika Itu?

Etika Kristen ialah ilmu yang membahas tentang apa yang seharusnya dilakukan mengenai masalah-masalah di dalam konteks dan situasi sesuai dengan teladan Kristus. Etika itu bersifat dinainisdinamis sebab berhubung-an erat dengan perkembangan situasi yang selalu berubah. Kita bergumul dengan iman, akal dan perasaan untuk menentukan tindakan yang baik, benar dan tepat mengenai suatu masalah. Hidup yang etis ialah hidup yang baik, benar dan tepat. Jadi, hanya pribadi-pribadi yang berwatak Kristiani dapat melahirkan tingkah laku yang Kristiani.

2. Pengambilan Keputusan.

Orang Kristen, secara sendiri atau bersama-sama, selalu berhadapan de­ngan masalah-masalah dan harus memutuskan tentang apa yang baik, benar dan tepat untuk dilakukan. Etika sendiri hanya memberikan pedoman bagaimana kita mengambil keputusan. Etika bukan semacam kamus pemecahan masalah yang tinggal pakai.

3. Pertimbangan Dalam Pengambilan Keputusan.

Dalam mengambil keputusan, kita sebaiknya mendengar masukan dari ilmu-ilmu lain (antropologi, psikologi, kebudayaan, hukum, HAM [Hak Asasi Manusia] dll.) di samping Alkitab, terlebih bila harus mengambil keputusan yang cepat bahkan yang spontan. Melatih diri adalah hal yang penting, sebab keputusan dan tindakan etis mengenai suatu masa­lah itu menjadi sumbangan bagi masyarakat umum dalam menjawab masalah pada waktu tertentu. Tidak semata-mata untuk umat Kristen.

4. Tentang Hati Nurani.

Banyak orang yang menganggap bahwa hati nurani itu bersifat ilahi, menjadikannya pedoman untuk berkeputusan dan bertindak. Mengikuti hati nurani mereka anggap sama dengan mengikuti firman Tuhan. Ada-nya suara hati nurani itu sebab hukum Taurat tertulis pada hati manusia (Rm. 2:15). Karenanya orang mengetahui apa yang baik dan buruk, yang salah dan benar. Tetapi hati nurani bukan suara Tuhan melainkan manusiawi /insani yang terbentuk melalui proses intemrnalisasi (penghayatan) tentang kaidah-kaidah apa yang baik dan benar sesuai dengan sejak nilai-nilai kebudayaan ybs. Karena itu hati nurani bersifat lokal atau terkait dengan budaya suku/bangsa. "Lain lubuk lain ikannya." De­ngan demikian jelas bahwa hati nurani itu bersifat subjektif, saling berbeda dari antara suku /bangsa, walaupun tentu saja sini ada persamaan.

Proses pembentukan hati nurani itu terjadi sejak masa kanak-kanak melalui beberapa tahap, yaitu:

a. Ketaatan secara mekanis (seperti mesin) sebab takut hukuman

b. Ketaatan melalui perhitungan dan pilih-pilih

c. Ketaatan untuk menyenangkan orang lain, terutama orang tua

d. Ketaatan karena diwajibkan

e. Ketaatan secara kritis dan toleran (sebab memaksakan kehendak berarti konflik)

f. Ketaatan dengan hati nurani dan keyakinan

(Lih. Eka Darmaputera, Etika Sederhana Untuk Semua, 1987, hlm. 26-38).

Hati nurani selanjutnya memainkan fungsi kontrol (pengawasan) dan pendorong pikiran, perasaan dan kemauan manusia. Hati nurani melarang dan menyalahkan tingkah laku yang jahat dan sebaliknya mendorong supaya melakukan yang baik dan benar (sesuai dengan kai­dah-kaidah yang diwariskan). Karena itu hati nurani tidak menjadi kai-dah dan ukuran yang bersifat mutlak dalam pengambilan keputusan dan tingkah laku etis. (bnd. Veme H. Fletcher, 1990, hlm. 37-46).

5. Moral

Etika umum maupun Etika Kristen dibedakan dari moral. Moral ialah semua pengajaran, kaidah-kaidah, peraturan (lisan maupun tertulis), nasihat, petunjuk dll. tentang bagaimana orang haras hidup dan berting-kah laku agar menjadi manusia yang baik. Sumber-sumber moral ialah tradisi, adat-istiadat, kebiasaan, ajaran agama, ideologi dll.

Dari pengertian ini jelas bahwa ada hubungan yang erat antara hati nurani dan moral. Tuntutan moral itu datang dari masyarakat. Juga di zaman modemrn ini. Moral itu salah satu obyek dari etika sebagai ilmu.

Boleh dikatakan etika merupakan peinikiran yang sistimatis tentang mo­ral. Norma (kaidah) moral secara uiniun ada tiga macam, yaitu sopan santun lahiriah (tata krama), peraturan untuk menjaininmenjamin ketertiban umum, (dilengkapi dengan sanksi) bagi para pelanggarnya dan moral. Yang terakhir ini ialah norma untuk menilai seseorang apakah ia manu-sia yang baik (bukan hanya sebagai guru, pegawai, pengusaha, mahasiswa yang baik dll.) (Lih. Franz Magnis Suseno, Etika Dasar, 1993, hlm. 14).

Karena sifatnya yang lokal, maka dapat saja terjadi norma-norma tertentu di sini berlaku tetapi di tempat/konteks lain tidak. Perbedaan satu sama lain hendaknya dipahami tetapi tidak perlu ditonjolkan apalagi dipertentangkan. Diperlukan prinsip yang bersifat universal, yang berlaku di mana-mana. Menjawab kebutuhan ini, dapat kita terima prin­sip yang diusulkan Verne H. Fletcher: sikap baik terhadap segala makhluk menurut kodratnya dan kebutuhannya (hlm. 52). Tentu kita tidak boleh mengabaikan prinsip moral dalam masyarakat kita sebagai patokan yang besifat relatif (tidak mutlak). Demikian juga kita tidak boleh mengabaikan tuntutan moral masyarakat.

II. Manusia yang utuh.

Tindakan etis harus mencerininkanmencerminkan hubungan seseorang/sekelompok orang dengan dirinya (siapa aku/kita), dengan sesamanya, dengan lingkungannya dan dengan Tuhan yang disembahnya. Hubungan dengan semua itu secara selaras menumbuhkan orang menjadi manusia yang utuh. (Bnd. Eka Darmaputera, hlm. 24).

7. Sistem nilai.

Nilai yaitu sesuatu yang dijunjung tinggi, disadari, dihayati/dijiwai dan dilaksanakan dalam tindakan. Apa saja yang paling banyak dilakukan orang dapat menjadi ukuran tentang nilai yang mereka junjung tinggi. (Ada kalanya tidak sejalan dengan agama).

n. WATAK, PANDANGAN DAN SIKAP DASAR KITA

Kepribadian yang berwatak Kristiani mempunyai pandangan dan sikap dasar dalam menghadapi masalah apa pun dan situasi bagaimanapun, sbb.:

1. Hidup Bersyukar Adalah Hidup Yang Etis

Bahwa kita telah diselamatkan karena iman kepada Kristus yang meng-ampuni dosa kita (Yoh. 3:16; Rm. 8:1,2; Mrk. 16:16). Sejak kita mengenal Kristus, sisa kehidupan di dunia ini menjadi wujud ucapan syukur di mana kita mengasihi Allah, sesama dan ciptaan-Nya. Semua itu diungkapkan dalam kehidupan yang baik, benar dan tepat dalam sukacita yang berakar dalam Kristus. Tanpa mengalami sukacita dalam Kristus, mustahil terbit kehidupan etis yang sejati. Kehidupan seperti itu berbeda daripada kehidupan masyarakat yang tidak mengenal Kristus. Perbedaan itu menjadi daya tarik orang Kristen.

2. Rendah hati

Kita sudah diselamatkan tetapi tetap berdosa. Pekerjaan Roh Kudus menguduskan sekaligus menjadikan kita manusia baru. Kenyataan itu mendorong kita untuk selalu rendah hati (karena dapat salah) dalam pengambilan keputusan etis dan tingkah laku.

3. Kebebasan Dan Tanggung Jawab.

Sebagai orang percaya, kita bebas dan bertanggung jawab dalam peng­ambilan keputusan dan tingkah laku. Pengambilan keputusan maupun tingkah laku itu terjadi dalam pimpinan Roh Kudus. Kita hanya bebas bila selalu mengikuti-Nya. Di luar Tuhan tidak ada kebebasan melainkan perhambaan oleh si jahat.

4. Kasih: Agape

Kita haras mengasihi diri sendiri dan sesama (Mat. 22:39). Bila orang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, ia pasti sungguh-sungguh mnengasihi sesamanya. Kasih kepada sesama ini berakar dalam keyakinan bah­wa semua orang adalah gambar Allah, semua sederajat, semua baik, se­mua bermartabat, kita adalah bagian dari semua dan mengasihi semua. Kita mengasihi sesama dengan tindakan nyata, tidak hanya dengan kata-kata atau karena ingin dikasihi. Kita tidak hanya mengasihi mereka yang bersikap baik kepada kita, tetapi semua orang karena Kristus mengasihi semua orang. Tindakan kasih itu mengalir dari watak Kristiani.

III. KERANGKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENGHADAPI SITUASI/MASALAH

1. Mengenal masalah

a. Apa peristiwanya atau kejadiannya?

b. Apa masalahnya? (Masalah ialah situasi atau persoalan yang memerlukan pemecahan).

c. Adakah contoh yang dikatakan atau dilakukan orang lain (dapat juga dl tempat lain) tentang masalah yang serupa? Kenalilah seluruh konteks dan isi pennasalahan selengkap mungkin. Suatu persoalan harus dihlihat dari berbagai segi, yaitu situasi konkret, kebudayaan dan berbagai kecenderungan perkembangannya. Dalam pengenalan ini buanglah buruksangka atau perasaan curiga/was-was agar kita dapat mengenal situasi dan masalah sejernih mungkin.

2. Memandang Data/Peristiwa/Masalah Dalam Terang Iman.

Kita mengamati data tersebut di atas segi iman Kristen dan bertanya apa yang harus kita lakukan sebagai pengikut Kristus mengenai masalah yang kita hadapi itu dengan mempertimbangkan masukan dari pihak-pihak lain.

3. Konteks Sosial Budaya.

Tempatkan peristiwa dan masalah tersebut dalam konteks sosial budaya kita sekarang.

4. Kemunngldkinan-kemungkinan Pemecahan Masalah.

Inventarisasikan atau daftarkan kemungkinan-kemungkinan tindakan pemecahan masalah yang baik, benar dan tepat (=berakibat baneik).

5. Putuskan!

Tetapkan tindakan yang Saudara pilih.

6. Laksanakan!

Laksanakan pilihan tsb.

B. POKOK-POKOKDISKUSI

1. Mengapa hidup yang bersyukur itu seharusnya menjadi hidup yang etis?

2. Watak dan sikap dasar bagaimana yang harus kita miliki?

3. Apa manfaat hati nurani bagi Saudara selama ini dan selanjutnya dalam pengambilan keputusan etis? Terangkan!

4. Masalah narkotika dan korban-korbannya makin menghantui hari depan generasi muda. Buatlah keputusan etis sesuai dengan prosedur di atas mengenai masalah tsb.!

Tidak ada komentar: