ALKITAB SEBAGAI
PENYATAAN ALLAH
Tujuan umum 1. Katekumen memahami bagaimana terjadinya Alkitab
dan perbedaannya dengan terjadinya kitab suci agama lain. 2. Katekumen memahami nama-nama kitab dan penggolongannya.
Tujuan khusus Katekumen berakad tekad untuk makin mengenal Alkitab sebagai Firman Tuhan.
PENGANTAR
Di bawah judul ini kita akan membahas beberapa pokok, meliputi:
1. PengUhaman dan penulisan Alkitab;
2. Terjadinya kanon Alkitab;
3. Penggolongan kitab-kitab;
4. Masalah naskah asli dan temuan di Qumran, pokok-pokok peng-ajaran aliran
5. Pandangan kita tentang temuan di
A. URAIAN
I. PENGILHAMAN DAN PENULISAN ALKITAB
Bagaimana proses penulisan Akitab? Persoalan ini berhubungan dengan bagaimana pengilhaman firman Tuhan terhadap para nabi dan para penulisnya. (Umumnya nabi-nabi tidak menuliskannya, mereka menyampaikan langsung kepada umat). Murid-murid nabi-nabi menghimpun nubuat-nubuat dan menuliskannya. Ini berarti terdapat banyak penulis Alkitab. Kebanyakan dari mereka itu tidak dapat kita ketahui.
Tentang pengilhaman, kita menolak teori pengilhaman mekanis. "Mekanis" berarti penulisnya bagaikan mesin. Menurut teori tersebut, para penerima firman (nabi-nabi dll.) hanya pasif, sekadar menjadi saluran, segalanya berjalan secara otomatis.
Kita menerima teori pengilhaman organis sebab teori inilah yang mendekati kebenaran. "Organis" berasal dari kata "organ" yang berarti "tubuh". Tubuh itu hidup, tidak seperti mesin. Menurut teori ini, orang-orang yang menerima firman itu seluruh potensi kemanusiaannya tetap berfungsi (bekerja). Mereka menerima dan mengolah firman dengan pikiran, perasaan dan penghayatannya sebagai "anak zaman", anak bangsa dan kebudayaan mereka. Mereka harus menyampaikan firman tersebut kepada umat. Akibatnya, gaya bahasa, watak pribadi, kebudayaan dan situasi waktu itu mempengaruhi kata-kata dan tulisan mereka. Ini berarti bila kita membaca Alkitab, kita mendengar kata-kata penulisnya yang menjadi "kendaraan" bagi firman Tuhan. Membaca kitab Yeremia misalnya, berarti mendengar kata-kata Yeremia. Membaca surat Roma, kita mendengar kata-kata Paulus selaku penulisnya. Begitu seterusnya. Firman Tuhan itu terbungkus dalam kata-kata Yeremia dan Paulus serta para penulis yang lain.
Untuk dapat menemukan makna Firman itu kita harus berusaha "menguliti" atau "mengupas" bacaan itu. Usaha "menguliti" atau "mengupas" adalah usaha menafsirkan. Sebab bagi kita perkataan tersebut tidak semua jelas karena kita hanya menjadi alamat (adress) kedua dengan situasi yang sangat berbeda. Ada jarak yang begitu jauh di antara kita dan para penulis itu.
Semula naskah-naskah itu tersebar luas sesuai dengan alamat pengiriman masing-masing. Surat Paulus kepada jemaat Galatia, Korintus, dan kepada Timotius misalnya, disimpan oleh jemaat di tempat-tempat itu. Lalu naskah yang tersebar itu berangsur-angsur dihimpun dan akhirnya PL dan PB mencapai bentuknya yang sekarang. Dengan demikian jelas bahwa Alkitab tidak merupakan "barang jadi" yang turun dari langit karena firman itu disampaikan melalui proses dalam sejarah yang memakan waktu ribuan tahun.
II. TERJADINYA KANON ALKITAB
Terbentuknya Alkitab dalam bentuknya sekarang ini memakan waktu sekitar sebelas abad (1100 tahun). Dalam rentang waktu yang panjang itu terjadilah proses pembentukan kanon. Istilah "kanon" berasal dari bahasa Semit "qaneh" yang berarti alat pengukur (lihat Yeh. 40:3). Kitab-kitab kanonik (kata sifat dari kanon) berarti kitab-kitab yang diakui sebagai Firman Allah, diilhamkan oleh Roh Kudus, berwibawa sebagai ukuran atau patokan iman dan kehidupan. Setelah proses itu selesai, Alkitab itu kanonik dan sekaligus menjadi kanon.
Perlu diperhatikan bahwa gereja-gereja Protestan hanya mengakui kanon sedangkan gereja Katolik Roma menetapkan kanon. Kedua sikap ini sangat berbeda. "Mengakui" berarti tidak menentukan bahwa kitab-kitab itu adalah firman Tuhan. Sebab hanya Tuhan yang menentukan demikian. Sedangkan "menetapkan" berarti menentukan atau menghakimi bahwa "ini Firman Tuhan". Gereja Protestan mengakui Alkitab yang terdiri dari 66 kitab itu sebagai firman Tuhan.
Di sisi lain, ada kitab-kitab apokrif. "Apokrif “berarti samar-samar, tidak jelas, tidak tegas. Gereja-gereja Protestan tidak mengakui kitab-kitab apokrif sebagai firman Tuhan, tetapi menganggap kitab-kitab apokrif itu berguna sebagai nasihat kesusilaan. Sedangkan gereja Katolik menetapkan kitab-kitab apokrif itu kanonik. Penetapan ini diputuskan di Sinode Trente tahun 1545-1563 (sidang 18 tahun dan berpindah-pindah tempat). Alkitab terbitan LAI yang bekerjasama dengan Lembaga Biblika Indonesia (Katolik), memuat 10 kitab apokrif ([deuterokanonika), yakni:
1. Tobit
2. Yudit
3. Tambahan-tambahan pada Kitab Ester,
4. Kebijaksanaan Salomo
5. Yesus bin Sirakh
6. Barukh
7.
8. Tambahan-tambahan pada Kitab Daniel
9. Kitab Makabe pertama
10. Kitab Makabe kedua
Gereja Katolik Roma menetapkan kitab kanonik sebanyak 76 (66 + 10) kitab.
Telah disebutkan bahwa terjadinya Alkitab dalam bentuknya yang sekarang melalui proses yang memakan waktu sekitar 1100 tahun (sedikitnya 1000 tahun untuk PL dan 100 tahun untuk PB).
Mengenai kanon PB, terjadinya kanon itu juga terlaksana melalui proses serupa. Pada tahun 150 keempat Injil dan Kisah Para Rasul diakui sebagai kitab kanonik. Surat Ibrani paling lama menimbulkan pro dan kontra. Akhirnya baru pada tahun 380 M. kanon PB terselesaikan. Pada tahun itulah PL dan PB "terbentuk".
Bagaimana Sikap Kita?
Pertama, secara rasuli kita bertolak dari sikap Yesus terhadap PL seperti tersebut dalam Lukas 11:51: "... mulai dari darah Habel sampai kepada darah Zakharia yang telah dibunuh di antara mesbah dan Rumah Allah. Bahkan Aku berkata kepadamu: Semuanya itu akan dituntut dari angkatan ini". Pembunuhan Habel disebut dalam Kejadian 4 dan Zakharia dalam Tawarikh 24:20,21. Di sini Yesus memakai kanon Yahudi yang menempatkan kitab Tawarikh sebagai kitab terakhir PL. Yesus berbicara dengan orang-orang Yahudi. Dengan menyebutkan dari kitab Kejadian sampai kitab Tawarikh berarti Yesus menunjuk kepada seluruh PL. Itu adalah pengakuan Yesus bahwa PL itu kanonik, dan ini kita ikuti.
Kedua, secara rasuli pula kita turut mengakui proses terbentuknya kanon tersebut, menerima Alkitab sebagai kesatuan Firman Tuhan.
Seluruh proses pembentukan kanon tentu berlangsung di bawah bimbingan Rob. Kudus. Sebab hanya Roh Kudus yang meyakinkan manusia bahwa PL dan PB firman Tuhan
III. PENGGOLONGAN KITAB-KITAB
Alkitab dibedakan dalam dua bagian besar, yakni PL dan PB. Baik pada zaman PL maupun PB Allah bertindak dalam sejarah melalui manusia. Mula-mula melalui Israel kepada semua bangsa dan selanjutnya melalui umat percaya baik sebelum maupun sesudah diorganisasikan sebagai gereja. Dari segi isinya, PL menunjuk kepada kedatangan Mesias dan PB menyaksikan Mesias yang datang dan pekerjaan-Nya melalui rasul-rasul dan jemaat.
Kiatb-kitab Perjanjian Lama (Perhatikan catatan kaki)
1 Taurat Tora/Pentateukh | 2 Nabi-nabi (Nabiim) | 3 Surat-surat |
1. Kejadian 2. Keluaran 3. Imammat 4. Bilangan 5. Ulangan | a.Nabi dahulu b.Yang Kemudian 6.Yusak *) 12.Rut *) 7.Hakim-Hakim 13.I Tawarikh*) 8.I Samuel*) 14.2 Tawarikn*) 9.2 samuel *) 15.Ezra*) 10.I Raja2 *) 16.Neheinia*) 11.2 Raja2 *) 17.Ester*) 18.ayub **) 19.Mazmur **) 20.Amsal *) 21.Pengkotbah**) 22.Kidung Agng**) 23.Yesaya 24.Yeremia 25.Ratapan **) 26.Yehezkiel *) 27.Daniel *) | 28.Hosea 29 Yoel 30.Amos 31.Obaja 32.Yunus 33.Inikha 34.Nahum 35.Habakuk 36.Zepanya 37.Hagai 38.Zakaria 39.Maleakhi |
Kitab-kitab Perjanjian Baru | ||||
1 Kitab Sejarah | 2 Suraledaran | 3 Surat-Surat | 4 Wahyu | |
1. 2. 3. 4. 5. | Matius Markus Lukas Yohanes Kisah Para Rasul | (umum) 6. Ibrani 7. Yakobus 8. IPetrus 9. 2Petras 10. 1 Yohanes 11. 2 Yohanes 12. 3 Yohanes 13. Yudas | 14. Roma 15. 1 Korintus 16. 2 Korintus 17. Galatia 18. Epesus 19. Filipi 20. Kolose 21.1 Tesalonika 22. 2 Tesalonika 23. 1 Timotius 24. 2 Timotius 25. Titus 26. Filemon | (Nubuat) 27. Wahyu |
|
IV. MASALAH NASKAH ASLI DAN TEMUAN DI
Kita tidak memiliki naskah asli. Yang ada ialah naskah kuno yang kemudian menimbulkan saMnan dan salinan-salinan selanjutnya dalam berbagai bahasa. Naskah-naskah tua itu tersimpan a.l. di Kairo: kitab nabi-nabi (tahun 895), di Aleppo: Yesaya - Maleakhi (tahun 929) dan di
Di tengah "kegelapan" masalah naskah asli ini telah ditemukan naskah-naskah PL di Qumran yang kira-kira 1000 tahun lebih tua dari yang tersimpan di tiga tempat tersebut.
Bermula dari seorang gembala kambing, Mohammad ed-Di'b, yang sedang mencari kambingnya (April 1947). la melemparkan batu ke dalam gua dan ia mendengar ada barang yang pecah terkena lemparan itu. Ternyata barang itu adalah guci tua. Ia menemukan delapan guci. Dari salah satu guci ditemukan tiga gulungan naskah.
Mulai tahun 1949 G.L. Harding (dari Yordania) dan R. de Vaux (dari Perancis) memimpin penggahan di sekitar lokasi dan meneliti 11 buah gua. Mereka menemukan lebih dari 500 naskah berbahasa Ibrani dengan tulisan tangan, termasuk 100 naskah kitab-kitab PL, kecuali kitab Ester. Sebagian naskah terdiri dari sobekan kain dan pecahan barang pecah belah. "Patokan" menentukan umur naskah ialah dari umur guci yang pecah. Orang membuat guci sejak 7000 tahun yl. Berdasarkan patokan itu, para ahli menentukan bahwa umur naskah itu sudah lebih dari 1000 tahun.
Daerah tersebut dihuni golongan Eseime, yakni ahran agama Yahudi yang keras dan disiplin dalam menjalankan Taurat. Diperkirakan mereka melarikan diri ke daerah itu karena dianiaya penjajah, menolak kehidupan dan praktik kehidupan beragama di bawah pimpinan Imam Besar Yonatan. Yonatan diangkat menjadi Imam Besar walaupun sebenarnya ia tidak berhak akan jabatan itu. Pada pertengahan abad 2 sM golongan Esenne itu memisahkan diri dari agama Yahudi dan mencap Imam Besar sebagai imam yang jahat. Sekitar tahun 150 sM mereka mengangkat pimpinan dengan sebutan "Guru kebenaran" yang meninggal sekitar tahun 100 sM.
Beberapa pokok pengajaran mereka
1. Persekutuan. Mereka menganggap diri mereka sebagai "sisa"
2. Pengajaran
a. Tentang peinilihan. Allah telah memilih siapa saja yang diselamatkan. Mereka menganggap bahwa hanya mereka yang akan selamat.
b. Tentang takdir. Setiap orang sudah ditentukan jalan hidupnya. Demikian juga jalannya sejarah dunia ini.
c. Tentang roh.
d. Pengharapan kedatangan Mesias. Mereka mengharapkan Mesias yang datang sebagai Raja yang adil (bnd. Yes. 8:23-9:6; Yes. 11;Yer. 23:5).
IV. PANDANGAN KITA TENTANG TEMUAN DI
Bagaimana pandangan kita tentang kaum Essene ini? Secara garis besar, kaum Essene ini setia berpegang kepada agama Israel. Tetapi mereka memiliki pandangan menyimpang dan tak dapat diterima. Adalah tidak benar bila hanya mereka yang selamat. Dalam PL banyak penjelasan bahwa keselamatan juga tersedia bagi bangsa-bangsa lain. Abraham dan Israel dipanggil supaya menjadi berkat bagi bangsa-bangsa (Kej. 12). Dari kacamata PB, semua orang dari segala bangsa dipanggil supaya bertobat. Alkitab memang berbicara tentang peinilihan tetapi juga tentang panggilan supaya bertobat. Pandangan mereka itulah yang kemudian mengakibatkan mereka menutup diri.
POKOK-POKOK DISKUSI
1. Kita memegang teori pengilhaman organis dalam hal terjadinya Alkitab. Apa artinya? Apa bedanya teori tersebut dengan teori pengilhaman mekanis?
2. Apakah kanon Alkitab itu? Bagaimana terjadinya? Kewibawaan siapa yang berlaku dalam terjadinya kanon itu? Jelaskan!
3. Jelaskan bagaimana kitab PL dan PB digolongkan!
4. Apa artinya Alkitab bagi kehidupan Saudara? Jelaskan dan berilah
beberapa contoh dari pengalaman!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar