Minggu, 20 April 2008

Pertemuan 6


ALKITAB SEBAGAI

PENYATAAN ALLAH

Tujuan umum 1. Katekumen memahami bagaimana terjadinya Alkitab

dan perbedaannya dengan terjadinya kitab suci agama lain. 2. Katekumen memahami nama-nama kitab dan penggolongannya.

Tujuan khusus Katekumen berakad tekad untuk makin mengenal Alkitab sebagai Firman Tuhan.

PENGANTAR

Di bawah judul ini kita akan membahas beberapa pokok, meliputi:

1. PengUhaman dan penulisan Alkitab;

2. Terjadinya kanon Alkitab;

3. Penggolongan kitab-kitab;

4. Masalah naskah asli dan temuan di Qumran, pokok-pokok peng-
ajaran aliran Qumran;

5. Pandangan kita tentang temuan di Qumran.

A. URAIAN

I. PENGILHAMAN DAN PENULISAN ALKITAB

Bagaimana proses penulisan Akitab? Persoalan ini berhubungan dengan bagaimana pengilhaman firman Tuhan terhadap para nabi dan para penulisnya. (Umumnya nabi-nabi tidak menuliskannya, mereka menyampaikan langsung kepada umat). Murid-murid nabi-nabi menghimpun nubuat-nubuat dan menuliskannya. Ini berarti terdapat banyak penulis Alkitab. Kebanyakan dari mereka itu tidak dapat kita ketahui.

Tentang pengilhaman, kita menolak teori pengilhaman mekanis. "Mekanis" berarti penulisnya bagaikan mesin. Menurut teori tersebut, para penerima firman (nabi-nabi dll.) hanya pasif, sekadar menjadi saluran, segalanya berjalan secara otomatis. Para penulis tersebut men­dengar suara (wahyu) dan kemudian menuliskannya lengkap dengan tanda bacanya.

Kita menerima teori pengilhaman organis sebab teori inilah yang mendekati kebenaran. "Organis" berasal dari kata "organ" yang berarti "tubuh". Tubuh itu hidup, tidak seperti mesin. Menurut teori ini, orang-orang yang menerima firman itu seluruh potensi kemanusiaannya tetap berfungsi (bekerja). Mereka menerima dan mengolah firman dengan pikiran, perasaan dan penghayatannya sebagai "anak zaman", anak bangsa dan kebudayaan mereka. Mereka harus menyampaikan firman terse­but kepada umat. Akibatnya, gaya bahasa, watak pribadi, kebudayaan dan situasi waktu itu mempengaruhi kata-kata dan tulisan mereka. Ini berarti bila kita membaca Alkitab, kita mendengar kata-kata penulisnya yang menjadi "kendaraan" bagi firman Tuhan. Membaca kitab Yeremia misalnya, berarti mendengar kata-kata Yeremia. Membaca surat Roma, kita mendengar kata-kata Paulus selaku penulisnya. Begitu seterusnya. Firman Tuhan itu terbungkus dalam kata-kata Yeremia dan Paulus serta para penulis yang lain.

Untuk dapat menemukan makna Firman itu kita harus berusaha "menguliti" atau "mengupas" bacaan itu. Usaha "menguliti" atau "mengupas" adalah usaha menafsirkan. Sebab bagi kita perkataan tersebut tidak semua jelas karena kita hanya menjadi alamat (adress) kedua de­ngan situasi yang sangat berbeda. Ada jarak yang begitu jauh di antara kita dan para penulis itu.

Semula naskah-naskah itu tersebar luas sesuai dengan alamat pengiriman masing-masing. Surat Paulus kepada jemaat Galatia, Korintus, dan kepada Timotius misalnya, disimpan oleh jemaat di tempat-tempat itu. Lalu naskah yang tersebar itu berangsur-angsur dihimpun dan akhirnya PL dan PB mencapai bentuknya yang sekarang. Dengan demikian jelas bahwa Alkitab tidak merupakan "barang jadi" yang turun dari langit karena firman itu disampaikan melalui proses dalam sejarah yang memakan waktu ribuan tahun.

II. TERJADINYA KANON ALKITAB

Terbentuknya Alkitab dalam bentuknya sekarang ini memakan waktu sekitar sebelas abad (1100 tahun). Dalam rentang waktu yang panjang itu terjadilah proses pembentukan kanon. Istilah "kanon" berasal dari bahasa Semit "qaneh" yang berarti alat pengukur (lihat Yeh. 40:3). Ki­tab-kitab kanonik (kata sifat dari kanon) berarti kitab-kitab yang diakui sebagai Firman Allah, diilhamkan oleh Roh Kudus, berwibawa sebagai ukuran atau patokan iman dan kehidupan. Setelah proses itu selesai, Alkitab itu kanonik dan sekaligus menjadi kanon.

Perlu diperhatikan bahwa gereja-gereja Protestan hanya mengakui kanon sedangkan gereja Katolik Roma menetapkan kanon. Kedua sikap ini sangat berbeda. "Mengakui" berarti tidak menentukan bahwa kitab-kitab itu adalah firman Tuhan. Sebab hanya Tuhan yang menentukan demikian. Sedangkan "menetapkan" berarti menentukan atau menghakimi bahwa "ini Firman Tuhan". Gereja Protestan mengakui Alkitab yang terdiri dari 66 kitab itu sebagai firman Tuhan. Kitab-kitab PL yang tertua berbahasa Ibrani (Yahudi) terdiri dari 39 kitab, dan PB berbahasa Yunani sebanyak 27 kitab.

Di sisi lain, ada kitab-kitab apokrif. "Apokrif berarti samar-samar, tidak jelas, tidak tegas. Gereja-gereja Protestan tidak mengakui kitab-kitab apokrif sebagai firman Tuhan, tetapi menganggap kitab-kitab apo­krif itu berguna sebagai nasihat kesusilaan. Sedangkan gereja Katolik menetapkan kitab-kitab apokrif itu kanonik. Penetapan ini diputuskan di Sinode Trente tahun 1545-1563 (sidang 18 tahun dan berpindah-pindah tempat). Alkitab terbitan LAI yang bekerjasama dengan Lembaga Biblika Indonesia (Katolik), memuat 10 kitab apokrif ([deuterokanonika), yakni:

1. Tobit

2. Yudit

3. Tambahan-tambahan pada Kitab Ester,

4. Kebijaksanaan Salomo

5. Yesus bin Sirakh

6. Barukh

7. Surat nabi Yeremia

8. Tambahan-tambahan pada Kitab Daniel

9. Kitab Makabe pertama

10. Kitab Makabe kedua

Gereja Katolik Roma menetapkan kitab kanonik sebanyak 76 (66 + 10) kitab.

Telah disebutkan bahwa terjadinya Alkitab dalam bentuknya yang sekarang melalui proses yang memakan waktu sekitar 1100 tahun (sedikitnya 1000 tahun untuk PL dan 100 tahun untuk PB). Antara PL dan PB ada rentang waktu sekitar 450 tahun, rentang waktu yang sangat panjang. Proses penulisan kitab-kitab itu didahului oleh tradisi lisan. Jumlah 66 kitab tersebut di gereja-gereja Barat dan Timur waktu itu tidak terjadi serentak (pada waktu yang sama).

Kitab-kitab PL terdiri dari tiga golongan besar. Pertama, kitab Taurat Musa (Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan). Kelima kitab ini disebut Pentateuch, dan proses kanonisasi baru selesai sekitar tahun 200 sM. Kedua, kitab nabi-nabi sekitar tahun 300 sM. dan dan ketiga surat-surat (yang disebut ketubim) sekitar tahun 200 sM. Jadi, seluruh PL diakui semua gereja pada tahun 200 sM.

Mengenai kanon PB, terjadinya kanon itu juga terlaksana melalui proses serupa. Pada tahun 150 keempat Injil dan Kisah Para Rasul dia­kui sebagai kitab kanonik. Surat Ibrani paling lama menimbulkan pro dan kontra. Akhirnya baru pada tahun 380 M. kanon PB terselesaikan. Pada tahun itulah PL dan PB "terbentuk".

Bagaimana Sikap Kita?

Pertama, secara rasuli kita bertolak dari sikap Yesus terhadap PL seperti tersebut dalam Lukas 11:51: "... mulai dari darah Habel sampai kepada darah Zakharia yang telah dibunuh di antara mesbah dan Rumah Allah. Bahkan Aku berkata kepadamu: Semuanya itu akan dituntut dari angkatan ini". Pembunuhan Habel disebut dalam Kejadian 4 dan Zakharia dalam Tawarikh 24:20,21. Di sini Yesus memakai kanon Yahudi yang menempatkan kitab Tawarikh sebagai kitab terakhir PL. Yesus berbicara dengan orang-orang Yahudi. Dengan menyebutkan dari kitab Kejadian sampai kitab Tawarikh berarti Yesus menunjuk kepada seluruh PL. Itu adalah pengakuan Yesus bahwa PL itu kanonik, dan ini kita ikuti.

Kedua, secara rasuli pula kita turut mengakui proses terbentuknya kanon tersebut, menerima Alkitab sebagai kesatuan Firman Tuhan.

Seluruh proses pembentukan kanon tentu berlangsung di bawah bimbingan Rob. Kudus. Sebab hanya Roh Kudus yang meyakinkan manusia bahwa PL dan PB firman Tuhan

III. PENGGOLONGAN KITAB-KITAB

Alkitab dibedakan dalam dua bagian besar, yakni PL dan PB. Baik pada zaman PL maupun PB Allah bertindak dalam sejarah melalui manusia. Mula-mula melalui Israel kepada semua bangsa dan selanjutnya melalui umat percaya baik sebelum maupun sesudah diorganisasikan sebagai gereja. Dari segi isinya, PL menunjuk kepada kedatangan Mesias dan PB menyaksikan Mesias yang datang dan pekerjaan-Nya melalui rasul-rasul dan jemaat.

Kiatb-kitab Perjanjian Lama (Perhatikan catatan kaki)

1

Taurat

Tora/Pentateukh

2

Nabi-nabi (Nabiim)

3

Surat-surat

1. Kejadian

2. Keluaran

3. Imammat

4. Bilangan

5. Ulangan

a.Nabi dahulu b.Yang Kemudian

6.Yusak *) 12.Rut *)

7.Hakim-Hakim 13.I Tawarikh*)

8.I Samuel*) 14.2 Tawarikn*)

9.2 samuel *) 15.Ezra*)

10.I Raja2 *) 16.Neheinia*)

11.2 Raja2 *) 17.Ester*)

18.ayub **)

19.Mazmur **)

20.Amsal *)

21.Pengkotbah**)

22.Kidung Agng**)

23.Yesaya

24.Yeremia

25.Ratapan **)

26.Yehezkiel *)

27.Daniel *)

28.Hosea

29 Yoel

30.Amos

31.Obaja

32.Yunus

33.Inikha

34.Nahum

35.Habakuk

36.Zepanya

37.Hagai

38.Zakaria

39.Maleakhi

Kitab-kitab Perjanjian Baru

1

Kitab Sejarah

2

Suraledaran

3

Surat-Surat

4

Wahyu

1.

2.

3.

4.

5.

Matius

Markus

Lukas

Yohanes

Kisah Para Rasul

(umum)

6. Ibrani

7. Yakobus

8. IPetrus

9. 2Petras

10. 1 Yohanes

11. 2 Yohanes

12. 3 Yohanes

13. Yudas

14. Roma

15. 1 Korintus

16. 2 Korintus

17. Galatia

18. Epesus

19. Filipi

20. Kolose

21.1 Tesalonika

22. 2 Tesalonika

23. 1 Timotius

24. 2 Timotius

25. Titus

26. Filemon

(Nubuat)

27. Wahyu

IV. MASALAH NASKAH ASLI DAN TEMUAN DI QUMRAN

Kita tidak memiliki naskah asli. Yang ada ialah naskah kuno yang kemudian menimbulkan saMnan dan salinan-salinan selanjutnya dalam berbagai bahasa. Naskah-naskah tua itu tersimpan a.l. di Kairo: kitab nabi-nabi (tahun 895), di Aleppo: Yesaya - Maleakhi (tahun 929) dan di Leningrad (Rusia): seluruh kitab PL (tahun 1008).

Di tengah "kegelapan" masalah naskah asli ini telah ditemukan naskah-naskah PL di Qumran yang kira-kira 1000 tahun lebih tua dari yang tersimpan di tiga tempat tersebut. Qumran adalah nama wadi (sungai yang mengering) dengan puing-puing bangunan dan gua kuno di sebelah barat laut Laut Mati. Diperkirakan telah terjadi gempa bumi hebat di daerah itu pada tahun 31 sM yang menewaskan sebanyak 30.000 orang dan menimbulkan kerusakan hebat. Kemudian daerah itu ditinggalkan namun kemudian dihuni kembali.

Bermula dari seorang gembala kambing, Mohammad ed-Di'b, yang sedang mencari kambingnya (April 1947). la melemparkan batu ke dalam gua dan ia mendengar ada barang yang pecah terkena lemparan itu. Ternyata barang itu adalah guci tua. Ia menemukan delapan guci. Dari salah satu guci ditemukan tiga gulungan naskah.

Mulai tahun 1949 G.L. Harding (dari Yordania) dan R. de Vaux (dari Perancis) memimpin penggahan di sekitar lokasi dan meneliti 11 buah gua. Mereka menemukan lebih dari 500 naskah berbahasa Ibrani dengan tulisan tangan, termasuk 100 naskah kitab-kitab PL, kecuali kitab Ester. Sebagian naskah terdiri dari sobekan kain dan pecahan ba­rang pecah belah. "Patokan" menentukan umur naskah ialah dari umur guci yang pecah. Orang membuat guci sejak 7000 tahun yl. Berdasarkan patokan itu, para ahli menentukan bahwa umur naskah itu sudah lebih dari 1000 tahun.

Daerah tersebut dihuni golongan Eseime, yakni ahran agama Yahudi yang keras dan disiplin dalam menjalankan Taurat. Diperkirakan mereka melarikan diri ke daerah itu karena dianiaya penjajah, menolak kehidupan dan praktik kehidupan beragama di bawah pimpinan Imam Besar Yonatan. Yonatan diangkat menjadi Imam Besar walaupun sebenarnya ia tidak berhak akan jabatan itu. Pada pertengahan abad 2 sM golongan Esenne itu memisahkan diri dari agama Yahudi dan mencap Imam Besar sebagai imam yang jahat. Sekitar tahun 150 sM mereka mengangkat pimpinan dengan sebutan "Guru kebenaran" yang meninggal sekitar tahun 100 sM. Naskah-naskah PL itu bukan tulisan mereka. Pada tahun 70 sM, ketika Bait Allah diserbu, mereka mengamankan naskah tersebut dari Bait Allah. Mereka menjadi kelompok yang menutup diri.

Beberapa pokok pengajaran mereka

1. Persekutuan. Mereka menganggap diri mereka sebagai "sisa" Israel atau Israel murni yang akan diselamatkan. Mereka menunggu datangnya "Hari Tuhan", yakni kedatangan Tuhan kembah yang akan mengubah mereka menjadi Israel baru dengan perjanjian yang baru. Dalam persekutuan mereka tidak dikenal milik pribadi, semua adalah milik bersama. Mereka mengadakan perjamuan secara teratur berdasarkan Yesaya 25:6-8. Umat dibagi dalam 12 kelompok, sesuai dengan 12 suku Israel. Kelompok tersebut dibagi dalam kelompok kecil yang terdiri dari 10 orang dengan pimpinan seorang imam dan seorang awam yang di-sebut episkopos. Mereka mengadakan sidang umum sekali setahun.

2. Pengajaran

a. Tentang peinilihan. Allah telah memilih siapa saja yang diselamatkan. Mereka menganggap bahwa hanya mereka yang akan selamat.

b. Tentang takdir. Setiap orang sudah ditentukan jalan hidupnya. Demikian juga jalannya sejarah dunia ini.

c. Tentang roh. Ada roh kebenaran dan roh jahat (disebut Belial). Keduanya saling berperang dalam hati manusia yang kemudian melahirkan yang baik dan yang jahat dalam kehidupan sehari-hari. Pertentangan itu akan berakhir pada hari Tuhan dan Tuhan akan menghukum yang jahat.

d. Pengharapan kedatangan Mesias. Mereka mengharapkan Mesias yang datang sebagai Raja yang adil (bnd. Yes. 8:23-9:6; Yes. 11;Yer. 23:5).

IV. PANDANGAN KITA TENTANG TEMUAN DI QUMRAN

Bagaimana pandangan kita tentang kaum Essene ini? Secara garis besar, kaum Essene ini setia berpegang kepada agama Israel. Tetapi mereka memiliki pandangan menyimpang dan tak dapat diterima. Adalah tidak benar bila hanya mereka yang selamat. Dalam PL banyak penjelasan bahwa keselamatan juga tersedia bagi bangsa-bangsa lain. Abraham dan Israel dipanggil supaya menjadi berkat bagi bangsa-bangsa (Kej. 12). Dari kacamata PB, semua orang dari segala bangsa dipanggil supaya bertobat. Alkitab memang berbicara tentang peinilihan tetapi juga tentang panggilan supaya bertobat. Pandangan mereka itulah yang kemudian mengakibatkan mereka menutup diri.

POKOK-POKOK DISKUSI

1. Kita memegang teori pengilhaman organis dalam hal terjadinya Alkitab. Apa artinya? Apa bedanya teori tersebut dengan teori pengil­haman mekanis?

2. Apakah kanon Alkitab itu? Bagaimana terjadinya? Kewibawaan siapa yang berlaku dalam terjadinya kanon itu? Jelaskan!

3. Jelaskan bagaimana kitab PL dan PB digolongkan!

4. Apa artinya Alkitab bagi kehidupan Saudara? Jelaskan dan berilah
beberapa contoh dari pengalaman!

Tidak ada komentar: