Minggu, 20 April 2008

Pertemuan 4


KEMAJEMUKAN AGAMA

DI INDONESIA

Tujuan umum 1. Katekumen memahami apakah agama itu.

2. Katekumen memahami kenyataan kemajemukan agama di Indonesia

3. Katekumen memahami pentmgnya agama Kristen bagi orang Kristen.

Tujuan khusus Katekumen dapat menentukan sikap terhadap kemajemukan umat beragama.

PENGANTAR

Bahan pertemuan ini membahas istilah dan pengertian agama, adanya bermacam-macam agama. Tentang agama-agama itu sendiri masih akan dibahas dalam bab VIII. Selanjutnya, tentang agama-agama di Indone­sia, syarat-syarat agama yang diakui oleh Pemerintah. Dikutip pula definisi agama menurut Katohk dan Islam, sebagai contoh deionisi agama menurut penganutnya. Sesudah itu dibicarakan tentang asal agama Kristen dan pentingnya agama Kristen bagi kita. Pada bagian terakhir kita membahas bagaimana pandangan kita tentang agama-agama.

A URAIAN

I KEMAJEMUKAN AGAMA

1 Istilah Dan Pengertian Agama

Apakah "agama"? Istilah "agama" berasal kata "a" (bahasa Sansekerta, arn'nya "tidak") dan "gam" (artinya "berjalan" atau "pergi"). "A-gam-a" abadi, tetap atau kekal. Ada orang mengartikan agama sebagai pedoman hidup yang kekal.

Agama-agama itu muncul karena manusia berhadapan dengan kekuatan atau kenyataan yang menimbulkan pertanyaan. Misalnya, pertanyaan tentang kematian. Mengapa orang haras mati? Ke mana mereka sesudah mati? Dari mana asal mereka dan mau ke mana? Sementara manusia itu bertanya-tanya, mereka mendengar nabi-nabi atau para pendiri agama yang mengurnumkan wahyu Allah: "ikutilah jalan ini..." atau "laksanakan peraturan-peraturan ini supaya saudara selamat".

Dengan demikian, pengertian umum agama adalah jalan, peraturan atau syariat. Boleh dikatakan pada dasarnya semua orang itu beragama sebab semua orang selalu mencari jawab tentang misteri (rahasia) ten­tang kekuasaan yang ditakuti tetapi sekaligus mempesona. "Beragama" di sini tidak harus berarti menganut agama resmi.

Banyak patokan tentang agama. Secara umum dapat disebutkan se­bagai berikut:

Agama adalah hubungan antara manusia dengan suatu kekuasa­an yang dianggap suci, lebih tinggi, tempat manusia bergantung, yang menyenangkan sekaligus menakutkan.

Kekuasaan itu disebut Allah, dewa-dewi, Tuhan YME, Brahman dll. Hubungan manusia dengan Tuhan itu diwujudkan dengan doa, ibadah, korban dll.

2 Agama-agama Di Indonesia

Di Indonesia ada enam agama yang diakui. Keenam agama tersebut dan besaran penganutnya, menurut Departemen Agama RI, sbb:

No.

Agama

% dari penduduk

Keterangan

1

Islam

87,21

2

Kristen Protestan

6,04

3

Kristen Katolik

3,58

4

Hindu

1,83

5

Buddha

0,32

6

Khong Hu Cu

Berdasarkan UU 5/1969

(Departemen Agama RI, 1961).

3 Syarat-syarat Sebuah Agama yang Diakui oleh Pemerintah RI

a Menyembah kepada Tuhan Yang Esa;

b Mempunyai nabi sendiri;

c Mempunyai kitab sucinya sendiri;

d Memiliki sistem hukum bagi para penganutnya. Mlsalnya, peraturan organisasi keagamaan, tata gereja dll).

Catatan: Aliran Kebatinan atau Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa tidak diakui sebagai agama. Demikian juga agama-agama Suku walaupun disebut agama tetapi tidak diakui sebagai agama.

4. Definisi Agama Menurut Agama

Selain definisi tentang agama yang bersifat umum itu, banyak definisi menurut agama masing-masing atau penganutnya. Misalnya:

a. Katolik

"Agama ialah bentuk hubungan manusia dengan Yang suci. Yang dianggap "Yang Suci" termasuk dewa (pada agama suku). Manusia merasa tidak pantas di hadapan Yang Suci itu. merasa bergantung kepadanya, takut dan takwa karena sifatnya yang dahsyat. Tetapi manusia merasa tertarik kepadanya karena sifat-sifatnya yang mempesona. Kedua aspek ini diungkapkan dalam bahasa Jawa "wedi asih" (=takut tetapi tertarik). Manusia memiliki rasa keagamaan yang menyadarkan dirinya tentang adanya Kekuatan yang melebihi segala-galanya dan sangat penting untuk keselamatan.

b. Islam

"Agama adalah peraturan yang mendorong jiwa seseorang yang mem­punyai akal, memegang peraturan dengan kehendaknya sendiri, untuk mencapai kebaikan hidup di dunia dan kebahagiaan kelak di akhirat" (Prof. KHM Thair Mu'in dalam AP Budiyono HD, Membina Kerukunan Antar Umat Bejriman, jilid 1, Kanisius, 1983).

Alkitab memang mengakui bahwa agama memang ada, a.l. disebutkan dalam Kis. 26:5, Gal. 1:13. Ayat-ayat ini menunjuk kepada aga­ma Yahudi. Adanya gereja-gereja menunjukkan keragaman agama Kristen dengan banyak aliran.

Kenyataan adanya banyak agama di Indonesia ini mengharuskan adanya kerukunan, dialog dan kerjasama antar umat beragama!

II. PENTINGNYA AGAMA KRISTEN BAGIKITA

Agama Kristen itu muncul sesudah Yesus. Yesus sendiri tidak mendirikan agama. Isi agama Kristen itu kita ketahui a.l. dari buku-buku katekisasi dan syahadat (pengakuan iman). Keduanya memuat pengajaran dan iman Kristen. Baptisan dianggap sebagai "pintu masuk" ke agama Kristen dan menjadi anggota gereja. Mungkin seseorang menjadi Kristen karena keturunan, karena perkawinan atau alasan lainnya. Alasan itu dapat bermacam-macam, tetapi yang terpenting ialah bagaimana tumbuh berkembang menjadi Kristen dewasa.

Para pendiri agama di dunia ini menyerukan: "Ikutlah jalan ini, maka kamu akan selamat". Seruan Yesus sangat berbeda. Dia berkata "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku" (Yoh. 14:6). Tetapi orang tidak dapat menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru selamatnya kecuali bila Roh Kudus bekerja dalam dirinya. "... tidak ada seorang pun yang dapat mengaku: 'Yesus adalah Tuhan' selain oleh Roh Kudus" (1 Kor. 12:3).

Beriman berarti mengikuti Kristus. Beragama berarti mengikuti agama. Termasuk mengikuti agama Kristen. Kristus berkata: "... ikutlah Aku" (Yoh. 21:22). Jadi, beragama Kristen dan beriman Kristen merupakan dua hal yang berbeda. KTP seorang Kristen menunjuk kepada agamanya, tidak kepada imannya. Siapa saja yang beriman Kristen itu mengikuti Kristus, tidak mengikuti agama Kristen. Agama Kristen tidak dapat menggantikan Kristus sebab Dia adalah Tuhan yang hidup (1 Yoh. 5:20). Tetapi kita memerlukan agama Kristen yang benar sebagai pedoman atau "alat" pertolongan bagaimana mengikuti Kristus.

Intisari agama Kristen ialah pengajaran Kristen. Alkitab sebagai fir­man Allah begitu tebal dan luas isinya. Kita memerlukan pokok-pokok pengajaran yang dirumuskan dan yang sesuai dengan isi Alkitab. Kare­na terdapat banyak gereja, maka banyak aliran Kristen. Agama Kristen harus terbuka untuk diperbarui. Artinya, agama Kristen dapat diru­muskan kembali atau ditinjau kembali mengingat perkembangan situasi agar dapat menjadi alat bantu dalam hal mengikuti Kristus.

Bila tidak demikian, agama Kristen akan selalu ketinggalan zaman. Jadi, pengajaran agama tidak boleh beku. Karena ada banyak aliran dalam agama Kristen, maka ada agama Kristen yang benar, ada pula yang salah. Agama Kristen yang benar menjelaskan hal mengikuti Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat di dunia ini. Agama Kristen yang salah ialah agama Kristen yang tidak mengakui Kristus sebagai Tuhan, misalnya aUran Saksi Yehovah, Mormon, QChiristian Science. Tuhan memanggil agar kita hidup beriman di semua bidang kehidupan. Beriman, artinya percaya atau mau tergantung kepada Kristus saja. Iman Kristen berhubungan dengan kehidupan dan berlaku dalam semua bidang kehi­dupan seperti pergaulan, pendidikan, ekonomi, politik, kebudayaan dll. Jadi, iman Kristen tidak hanya berhubungan dengan urusan rohani saja, tetapi mengenai manusia seutuhnya, lahir dan batin.

Banyak orang berpendapat bahwa agama Kristen adalah agama penjajah. Bagaimana pendapat dan sikap kita terhadap pendapat itu?

1. Memang masuknya agama Kristen ke Indonesia dibawa oleh para Zendeling (pekabar Injil) lembaga-lembaga misi dari bangsa-bangsa Barat (bukan hanya Belanda). Bukan dari Pemerintah Belanda, bukan pula oleh VOC [(Verenigde Oostindische Compagnie) sebagai maskapai perdagangan Belanda di Indonesia. Bahkan Pemerintah Belanda mengekang dan melarang pekabaran Injil di daerah-daerah tertentu di Indonesia demi keamanan pada masa penjajahannya.

2. Dalam perlawanan kepada penjajah di daerah-daerah yang kemudian dilanjutkan dengan perjuangan kemerdekaan, umat Kristen berjuang bersama seluruh rakyat merebut kemerdekaan dari penjajah. Kita, yang anti penjajahan, menolak pendapat bahwa agama Kristen adalah agama penjajah.

Orang Kristen dan jemaat hidup bersama-sama dengan masyarakat yang berbeda agama untuk selamanya, sampai hari kiamat kelak. Kehi­dupan agama di bawah payung Pancasila senantiasa berayun-ayun di dalam tegangan antara kebebasan beragama dan pembatasan kebebasan itu.

IIIl. PANDANGAN KITA TENTANG AGAMA-AGAMA

1. Semua agama tidak menyelamatkan manusia. Yang menyelamatkan ialah Tuhan di dalam Yesus Kristus (Yoh. 14:6).

2. Manusia yang berdosa berjuang mencari keselamatan. Sekalipun manusia telah jatuh ke dalam dosa, tetapi Taurat Tuhan itu tertulis dalam hati mereka. "Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela" (Rm. 2:15). Karena itu manusia bertanya dan mencari Allah.

3. Allah hanya kita kenal karena Dia menyatakan diri-Nya. Kebenaran penyataan-Nya itu adalah satu tetapi bersifat multi dimensional (bersegi banyak). Penyataan itu mencapai puncaknya dalam inkarnasi Yesus Kristus yang sesudah kenaikan-Nya ke surga tetap bekerja melalui Roh udus. Terdapat banyak agama karena manusia menangkap kebenaran Allah yang satu itu dari sisi yang berbeda-beda. Karena itu dalam setiap agama ada kebenaran yang bersifat ilahi misalnya, kasih yang diungkapkan dalam berbagai bahasa agama. Karena itu pula ada "titik sambung" di antara agama-agama dengan mengingat bahwa dosa bekerja di dalam agama-agama.

4. Ada aspek-aspek toleransi (persaudaraan/kerukunan) dan intoleransi (ketidak rukunan) dalam setiap agama. Menjadi Kristen Indonesia berarti bersedia rukun dan hidup berdampingan bersama dengan semua umat beragama lain. Dalam hubungan dan pergaulan itu, kita berjumpa dengan manusia yang beragama. Adalah tugas kita bersama untuk senantiasa mencari titik-titik temu baik dari pengajaran maupun tantangan/masalah bersama. Yang harus dikembangkan ialah aspek-aspek tole­ransi dari setiap agama. Kristus adalah Tuhan semua orang, beragama apa pun. Semua dipanggil datang kepada-Nya.

B. POKOK-POKOK DISKUSI

1. Apakah agama itu? Mengapa banyak agama?

2. Bagaimana pandangan dan sikap kita tentang kemajemukan aga­ma?

3. Himpunlah "titik-titik sambung" antar umat beragama, dari segi pengajaran maupun praktik kehidupan bersama. Jelaskan!

4. Apakah menganut agama Kristen sama dengan menganut Kristus? Jelaskan!

Tidak ada komentar: