Minggu, 20 April 2008

Pertemuan 47

TENTANG DOA

Tujuan ummn Katekumen memahami apakah doa, engapa dan

bagaimana berdoa.

Tujuan khusus Katekumen mampu dan berakad tekad untuk berdoa

dengan benar dan teratur..

PENGANTAR

Doa adalah nafas kehidupan orang beriman. Di bawah judul ini kita akan membahas secara berturut-turut pokok-pokok, sbb.:

I. Doa Bapa Kami sebagai contoh (model)

1. Mengapa kita perlu berdoa?

2. Apakah doa itu?

3. Cara kita berdoa

4. Apa saja isi doa?

a. Bagian pertama: permohonan untuk Tuhan

b. Bagian ke dua:

i. Makanan dan "makanan"

ii. Pengampimunan dosa/kesalahan kita

iii. Jangan masukkan ke pencobaan

c. Bagian ke tiga: pujian kepada Tuhan

II. Macam-macam doa dan pengabulannya

1. Macam-macam doa

2. Apakah setiap doa dikabulkan?

3. Berdoa secara teratur

III. Hubungan doa dengan kerja dan puasa

1. Doa dan kerja

2. Doa dan puasa

IV. Bagaimana mengakhiri doa

A. URAIAN

Uraian ini berdasarkan Injil Lukas 1:1-13 dan bagian-bagian Alkitab lainnya yang berhubungan dengan doa. Beberapa pokok sehubungan dengan doa akan kita bahas dalam pertemuan ini.

I. TEKS DOA BAPA KAMI

Menurut Injil Matius 6:9-13

1. (UntukTuhan)

Bapa kami yang di sorga,

dikuduskanlah nama-Mu,

datanglah Kerajaan-Mu,

jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.

2. (Untuk pribadi)

Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat.

3 (Untuk pujian)

Karena Engkaulah yang empiuiNya Kerajaan

dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Ainmin.

Menurut Injil Lukas 11:2-4

1. (UntukTuhan)

Bapa, dikuduskanlah nama-Mu,

datanglah Kerajaan-Mu,

2. (Untuk pribadi)

Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya

Dan ampunilah kami akan dosa kami,

sebab kami pun mengampuni

setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami

ke dalam pencobaan. Ainmin.

Dengan doa ini Tuhan Yesus mengajar afau melatih murid-murid-Nya untuk berdoa Selanjutnya bagi kita doa itu berlaku sebagai pedoman atau contoh tentang bagaimana berdoa. Teks Injil Lukas dalam bentuk yang lebih singkat. Kalimat terakhir pada teks Matius merupakan tambahan atau perpanjangan bentuk dari Lukas. Tambahan itu tidak mengandung isi yang baru. Dengan memeriksa Lukas 6:1-13 dan doa Bapa Kami ini kita membahas beberapa pokok di sekitar doa.

1. Mengapa Kita Perlu Berdoa?

Kita berdoa sebab Tuhan telah berjanji untuk memberikan segala sesuatu yang baik bagi kita. Janji-Nya itu nyata dari ayat 9: "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu." Selain berisi janji, ayat ini berisi perintah supaya orang beriman itu berdoa. Jadi, alasan untuk berdoa itu berasal dari Tuhan, tidak dari diri kita. Maka kemungkinan kita untuk berdoa itu adalah anugerah Allah saja. Kita bukan orang-orang yang sedemikian saleh sehingga mengerti dan mau berdoa dengan kemampuan manusiawi kita. Itu mustahil. Tanpa anugerah tersebut kita tidak dapat berdoa. Kita ini lemah. Bahkan tidak tahu bagaimana harus berdoa. Karena itu Roh Kudus membantu kita bahkan mendoakan kita (Rm. 8:26-27).

Dilihat dari janji Tuhan, doa sebenarnya sama dengan "menagih jan­ji" agar janji-Nya itu terlaksana bagi kita. Walau kepada Tuhan sekalipun. Berdoa tidak sama dengan mengeinmis sebab sebenarnya kita memohon realisasi dari janji Tuhan.

2. Apakah Doa Itu?

Doa adalah permintaan hati yang sungguh-sungguh dari orang beriman kepada Allah sebagai Bapanya. Kita menyebut Allah itu Bapa, seperti contoh dalam doa Bapa Kami: "Bapa kami yang di sorga." Dalam Yesus Kristus, kita telah diangkat sedemikian tinggi, layak menjadi anak-anak Allah (bnd. Kol. 1:12-14). Sebutan "Bapa kami ..." itu mengungkapkan hubungan pribadi antara kita dengan Tuhan, seperti hubungan anak dengan ayahnya. Kita dapat mencurahkan isi hati kita kepada Tuhan sepuas-puasnya, dalam hubungan anak dengan Bapa (bnd. Mzm. 62:9). Kesungguhan seseorang untuk berdoa ditandai oleh ketekunan, keteraturan dan Perilaku yans sesuai dengan isi doanya. Misalnya kita mendoakan orang sakit supaya sembuh. Sesuai dengan doa itu kita juga berusaha mengunjungi dan/atau membantu usaha penyembuhan ybs. Itu konsekuen. Di sisi lain, banyak doa yang memberi kesan tidak diikuti tindakan yang selaras. Mungkin hanya doa untuk suatu upacara atau ritual saja yang sifatnya resmi (formal). Misalnya, seseorang berdoa untuk pengungsi, untuk korban bencana alam, untuk orang-orang yang terpuruk. Tetapi ia tidak berbuat apa pun untuk sasaran-sasaran doa itu.

3. Cara Kita Berdoa

Pada dasamya tidak ada cara yang baku dan berlaku di mana-mana un­tuk berdoa. Dalam situasi bagaimanapun, di mana saja dan dengan cara apa saja kita dapat berdoa! Kita tidak terikat kepada syarat-syarat lahiriah. Misalnya berapa kali sehari, menghadap ke mana, di mana tempatnya, harus berpakaian bagaimana, dengan memejamkan mata, dengan menangis dll. Semua itu tidak boleh dimutlakkan. Tidak menentukan sah tidaknya sebuah doa.

Walaupun demikian, berbagai kebiasaan tentang bagaimana berdoa tentu perlu dihargai. Kebiasaan kita berdoa dengan tunduk kepala, memejamkan mata dan sikap badan yang menunjukkan hormat kepada Tuhan. Namun perlu diwaspadai jangan sampai hal-hal yang sebenarnya bukan prinsip dianggap prinsip. Dapat terjadi bila suatu kebiasaan dilanggar, pelanggaran itu akan mengganggu jemaat atau orang lain.

Dewasa ini jemaat makin plural (majemuk). Perjumpaan warga de­ngan orang-orang dari gereja-gereja lain makin banyak. Di pemukiman dan di tempat kerja, misalnya. Situasi itu mengharuskan kita bersikap terbuka (luwes) untuk menghargai kebiasaan-kebiasaan dari gereja lain. Tidak ada soal benar atau salah tentang cara berdoa. LuweS's berarti tentang cara ini boleh begini, boleh begitu. Kita tidak dapat menentukan sikap berdasarkan senang atau tidak senang. Tidak perlu kita menganggap bahwa kebiasaan gereja sendiri yang paling benar atau paling baik.

Tentang sikap, suasana dan cara yang teknis itu antara lain sbb:

a. Berdoa dalam hati. Maka orang lain tidak mungkin dapat melarang kita berdoa.

b. Untuk membantu konsentrasi dari gangguan luar, pejamkan mata dan tunduk kepala.

c. Berdoa dengan kata-kata. Tidak perlu dengan kata-kata yang bagus / indah atau puitis.

d. Dengan rendah hati. Kita meminta dengan sadar bahwa Tuhanlah yang menentukan.

e. Bila mungkin, carilah tempat dan suasana teduh demi kenyamanan atau kekhusukan berdoa. Kalau itu tidak mungkin, bukan hambatan untuk berdoa. Di pasar pun kita dapat. Mengapa tidak? Dalam situasi normal, syarat dan perlengkapan lahiriah seperti ruangan yang teduh, enak untuk duduk atau bertelut, nyala lilin, salib, lampu temaram, iringan organ yang lembut dll. memang sangat membantu kegiatan doa. Tetapi bila situasi tidak normal dan syarat itu mustahil terpenuhi, kita tetap dapat berdoa. Misalnya, kita dalam bahaya, sedang mengalami kecelakaan, berada di medan perang dll.

4. Apakah Isi Doa ?

Isi doa Bapa Kami terdiri dari tiga bagian: (1] permohonan yang terarah kepada Tuhan, (2) permohonan untuk kebutuhan pribadi dan (3) pujian kepada Tuhan.

Keterangan singkat tentang isi doa sesuai dengan Doa Bapa Kami Bagian pertama: pennohonan untuk Tuhan.

Agar nama Tuhan dimuliakan atau kehendak Tuhan terlaksana dan Kerajaan-Nya terwujud di bumi. Hal ini merupakan kerinduan Kristen agar janji Tuhan digenapi dan kemuliaan-Nya menjadi nyata di dunia ini. Istilah "di sorga" dipakai untuk membedakan bahwa Tuhan itu pencipta sedangkan kita ini makhluk. Di situ kita menyapa Tuhan dengan "Bapa". Artinya, kita menempatkan diri sebagai anak-anak-Nya Bagian ini menyadarkan kita bahwa kegiatan berdoa itu dalam rangka kerindu­an Kristen tersebut Yang paling pertama dan diutamakan ialah realisasi pengharapan tentang Allah dan Kerajaan-Nya.

Bagian kedua: Permintaan untuk kebutuhan pribadi

a. Makanan dan "makanan".

Kita minta makanan atau pangan (dalam arti sebenarnya). Kita juga minta "makanan", yaitu simbol dari semua kebutuhan hidup atau kebu­tuhan jasmani. Misalnya, sandang, papan, ongkos pendidikan, peralatan kerja (alat-alat pertanian, alat-alat sekolah, komputer, kendaraan) dll.

Semua itu boleh diminta dan Allah akan memberikan apabila Dia memandang perlu. Mengapa kita minta untuk "hari ini"7. Karena mengenai segala kebutuhan itu sebagai orang beriman kita harus berani menggantungkan diri kepada Tuhan. Keberanian itu seperti orang yang melompat di tempat gelap. Kebutuhan apa saja dapat kita minta kepada Tuhan. Permintaan itu harus jelas. Jelas bagi kita dan bagi Tuhan. Tidak boleh terlalu umum. Misalnya, kita minta dihibur/ dikuatkan. hii permintaan yang tidak jelas. Kesusahan apa sehingga harus dikuatkan itu dalam doa harus dijelaskan. (Karena kematian, karena sakit, karena panenan rusak dll).

Kebutuhan hidup kita tentu banyak sekah. Tetapi kita tidak boleh mengajukan segudang permintaan. Kita akan sulit berdoa dengan tekun, teratur dan sungguh-sungguh untuk segudang permintaan itu. Karena itu kita perlu membuat prioritas kebutuhan apa saja yang penting untuk didoakan. Doakanlah pilihan-pilihan anda itu dengan tekun, teratur dan sungguh-sungguh. Dalam berdoa itu tentu ada motivasi. Selalu ingatlah, mengapa pokok-pokok itu didoakan. Motivasi itu selalu disadari kembali dan selanjutnya akan selalu mengukur urgensi (pentingnya) doa un­tuk pokok-pokok itu.

b. Pengampunan Dosa Atau Kesalahan Kita.

Pengampunan dosa itu urusan kita dengan Tuhan dan sesama sekaligus. Bukan hanya urusan kita dengan Tuhan saja. Kristus telah mengampuni kita, tetapi kita tetap berdosa dan harus terus-menerus bertobat. Kelak kita akan diampuni secara sempurna. Tetapi untuk mendapatkan pengampunan yang sempurna itu kelak, berlaku syarat yang harus dipenuhi. Yaitu sejak kita mengenai Kristus harus selalu bersedia mengampuni orang-orang yang bersalah kepada kita. Kita harus menjadi pemaaf atau pengampun terhadap sesama yang bersalah di bawah bayang-bayang Sang Maha Pengampun.

Demikian pula bila kita bersalah kepada orang lain harus selalu bersedia minta maaf. Kita tidak boleh diam-diam, menyingkir atau merenggangkan hubungan dengan ybs. demi gengsi dll. Gengsi yang begitu bakal mencelakakan. Permintaan maaf itu bagjan dari pertobatan kita. Kita tidak dapat mengaku benar terus dan orang lain harus salah terus. Jemaat adalah persekutuan orang-orang berdosa yang dilatih untuk saling mengampuni. Siapa yang sulit mengampuni sesamanya tidak berhak mengharapkan pengampunan terakhir kelak.

Patut dicatat bahwa banyak orang Kristen yang sulit untuk saling mengampuni. Mereka merasa lebih mudah mengampuni mereka yang bukan Kristen. Karena kesulitan orang untuk saling mengampuni ini maka gereja-gereja mudah terpecah belah. Semua warga sidi hendaknya aktif sebagai pendamai orang-orang seperti itu. Dari sini nyata bagi kita bahwa doa itu kita lakukan dalam rangka karya penyelamatan menuju kesempumaannya pada akhir zaman.

c. Jangan Kita Dimasukkan ke Dalam Pencobaan.

Maksudnya? Pertama, kita mohon Allah jangan mencobai kita lebih dari kekuatan kita untuk menanggungnya. Ke dua, kita mohon Allah jangan menyerahkan kita kepada kuasa jahat (setan).

Bagian Ketiga: Pujian Kepada Allah

Pada bagian penutup ini kita menaikkan pujian kepada Allah yang empunya kerajaan dan kemuliaan yang kekal. Telah disebutkan di muka bahwa kahmat penutup ini merupakan perpanjangan (=tambahan) terhadap naskah Lukas (yang sudah ada lebih dahulu). Mungkin tambahan ini diwarnai kritik kepada penjajah Romawi atas Yahudi pada zaman itu. Kalau demikian, yang hendak dikatakan ialah meskipun penjajah itu berkuasa tetapi di atas pemerintah masih ada Allah, Raja yang berkuasa, mulia dan dan kekal

II. MACAM-MACAM DOA DAN PENGABULAN DOA

1. Macam-macam Doa

Kita dapat membedakan beberapa macam doa, sbb.:

Doa pribadi. Yaitu permintaan pribadi kepada Tuhan.

Doa keluarga. Yaitu doa yang dilakukan oleh keluarga-keluarga. Keluarga kita hendaknya menjadi keluarga pendoa. Sebaiknya tiap keluarga mempunyai daftar pokok-pokok doa. Pokok-pokok itu didoakan secara terus-menerus, sampai dihentikan bila perlu. Misalnya, mendoakan orang sakit, doa dihentikan bila orangnya sudah sehat atau meninggal. Untuk itu, perlu membiasakan ibadah keluarga.

Doa ibadah jemaat. Yaitu doa dalam ibadah bersama baik di gereja,
kelompok dll.

Doa syafaat. Yaitu doa yang berisi permohonan berbagai hal. Misalnya untuk negara, pemerintah, situasi umum dll. Doa syafaat ini dapat dilakukan dalam doa pribadi maupun keluarga dan jemaat.

Litani (doa bersahut-sahutan).

Doaberbentuk nyanyian.

2. Apakah Setiap Doa Dikabulkan?

Hanya permintaan hati yang simgguh-sungguh atau yang mendesak akan dikabulkan. Kesungguhan itu dilukiskan dengan perumpamaan. dalam Luk. 11:5-8. Yang disebutkan di situ adalah gambaran situasi padang pasir di Asia Barat. Penduduknya sedikit, rumah saling berjauhan. Rumah berpintu demi keamanan. Ada seseorang ke luar rumah di malam hari hendak meinminjam roti kepada tetangganya untuk menjamu tamunya. Dia mengetok pintu tetangganya itu. Yesus berkomentar bah­wa tuan rumah itu tentunya akan membuka pintunya. Bila ternyata tidak demikian, hendaknya ia terus saja mengetok pintu itu. Tindakan mengetok terus-menerus ini disebut "... karena sikapnya yang tidak malu itu...." (ay. 8). Karena ketokan terus-menerus ini tuan rumah pasti akan membukakan pintu. Ini adalah lukisan mengenai kesungguhan dalam doa. Tuhan hanya mengabulkan doa atau permintaan yang sungguh-sungguh atau mendesak. Doa bukan mantra gaib yang sekali diucap akan terjadi dengan bantuan setan. Kita tidak dapat mengetahui kapan Tuhan akan memberikan yang kita minta. Dia tidak dapat kita paksa.

Apakah bila Allah mengabulkan doa kita berarti memberi persis seperti permintaan kita? Mungkin ya, mungkin tidak. Sebab Tuhan ha­nya memberi yang terbaik bagj kita. Dia bukan pelayan kita. Menurut kita tentunya hal yang kita minta itu penting/baik. Tetapi keputusan terakhir tentang yang baik itu ada pada Tuhan. Tidak menurut kita. Sebab diri yang berdosa ini sesungguhnya tidak tahu apa yang baik sekalipun untuk diri sendiri. Bahwa Tuhan hanya akan memberikan yang baik, itu nyata dari firman-Nya: "Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan daripadanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? Atau. jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kala-jengking?" Segala sesuatu dijanjikan dan boleh diminta. Tetapi Tuhan hanya memberi yang terbaik menurut pemandangan-Nya. Itulah hidup beriman dan bergantung kepada-Nya.

3. Berdoa Secara Teratur

Memang tidak ditentukan berapa kali tiap-tiap hari kita harus berdoa. Berapa kalipun baik dan benar. Yang tidak benar ialah bila tidak berdoa dan berdoa dengan tidak teratur. Doa sebagai permintaan yang mendesak tentu perlu dilakukan secara teratur. Yesus memberi contoh untuk selalu menyempatkan diri di tengah kesibukan-Nya dan mencari tempat sunyi untuk berdoa. Dengan demikian persekutuan-Nya dengan Bapa selalu terpelihara. Kita seharusnya juga berdoa secara teratur. Misalnya, mau tidur, bangun tidur, mau bepergian, mau makan dan sesudah makan, berangkat ke sekolah, berangkat kerja dll. Doa/kebaktian keluarga pun harus teratur. Keluarga kita seharusnya menjadi keluarga pendoa. Ini adalah fungsi kita sebagai imam.

Sebaiknya kita memiliki daftar pokok-pokok doa baik tentang urusan pribadi, keluarga, tetangga, orang-orang sakit, anak-anak sekolah, pencari kerja dll.untuk didoakan secara teratur.

III. HUBUNGAN DOA DENGAN KERJA DAN PUASA

1. Doa Dan Kerja.

Ada hubungan erat dan tak terpisahkan antara doa dan kerja. Itulah paham di batik semboyan "Ora et labora". Artinya, berdoa dan bekerja. Benarkah bila ada mahasiswa yang tidak pernah belajar, mau menem-puh ujian dan berdoa minta supaya ia lulus ujian? Mahasiswa itu tidak benar sebab hanya berdoa, tidak bekerja. Siapa yang berdoa untuk hi­dup berkecukupan, di samping berdoa ia harus bekerja keras. Tuhan akan memberkati pekerjaannya. Kerja dan doa itu dwitunggal. Kerja adalah doa yang diperagakan (dipraktikkan secara nyata).

Bekerja di sini dengan pengertian yang luas. Tidak hanya kerja bagi diri sendiri. Lebih dari itu, kerja bagi Tuhan. Yaitu menunaikan tugas panggilan sebagai orang beriman: bersekutu, bersaksi dan melayani. Semua itu penting dalam rangka kedatangan Kerajaan-Nya (bagian 1 Doa Bapa Kami). Bekerja dalam arti yang terakhir ini adalah yang pertama. Bekerja bagi diri sendiri adalah yang kedua. Urutan ini tidak boleh dibatikkan. Finnrman Tuhan: "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semua itu akan ditambahkan kepadamu" (Mat. 6:33). "Semua itu" di sini berarti segala kebutuhan hidup. (Firman itu dalam rangka kata-kata Yesus tentang kekuatiran). Mungkin banyak doa yang tidak dikabulkan. Siapa yang menyadari bahwa Tuhan tidak mengabulkan doa-doanya baiklah ia mawas diri apakah ia mendengar dan taat kepada-Nya (Mat. 6:33).

2. Doa Dan Puasa

Adakah hubungan antara puasa dan doa? Menurut PL, ada beberapa tujuan dari puasa. Puasa sebagai bukti lahiriah dari dukacita. Misalnya, penguburan tulang-tulang raja Saul dan dilanjutkan berpuasa (1 Sam. 31:31). Puasa sebagai pernyataan pertobatan (1 Sam. 7:6). Puasa untuk memohon pertolongan Allah (Kel. 34:28).

Dalam PB juga banyak puasa disebutkan. Orang-orang Parisi ber­puasa setiap hari Senin dan Kamis (Luk. 18:12). Yesus berpuasa 40 hari dan malam untuk dicobai (Mat. 4:1-4). Yesus membolehkan murid-murid-Nya berpuasa, asal jangan seperti Parisi (Mat. 6:16-18). Lihat juga Mat. 9:14-17 di mana Yesus tidak menolak mereka untuk berpuasa. Da­lam jemaat, puasa juga dilakukan. Bila mau memilih pemimpin, jemaat berpuasa (Kis. 13:2-3). Untuk mengusir setan juga sering harus berpuasa terlebih dahulu (Mat. 17:21).

Dalam gereja masih sering ada aksi puasa atau berpuasa secara perorangan untuk menguatkan doa-doa mereka. Tidak untuk mendapatkan pahala. Puasa seperti itu memang dapat dilaksanakan. Bagi yang ber­puasa secara perorangan, hal ihwal tentang itu dapat diatur sendiri.

IV. BAGAIMANA MENGAKHIRI DOA?

Doa diakhiri dengan kata-kata "atas nama Tuhan Yesus Kristus, ainmin".

a. "Atas nama Tuhan Yesus Kristus" itu dipakai sesuai dengan petunjuk Yesus. FirmanNya: "... apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu" (Yoh. 15:16, bnd.14:14). Yesus adalah pengantara kita untuk segala permintaan kita kepada Bapa.

b. "Ainmin". Kata ini berasal dari bahasa Ibrani "amen" (=pasti, sungguh atau benar). Kata ini lazim dipakai di sinagoge (tempat ibadah Yahudi) dan kemudian masuk ke gereja Purba (1 Kor. 14:161.

Yesus sendiri oleh penulis kitab Wahyu disebut AininAmin (Why. 3:14). Sebagai penutup doa, kata itu kita pakai dalam arti membenarkan doa kita atau dengan sesungguh-sungguhnya atau dengan yakin.

B POKOK-POKOK DISKUSI

1. Apakah doa itu? Apakah dasar-dasar dari doa? Jelaskan!

2. Apakah yang boleh kita minta dari Tuhan? Jelaskan!

3. Apa yang menentukan dikabulkannya suatu doa?

4. Bagaimana hubungan antara doa dan kerja? Jelaskan juga pengalaman Saudara tentang doa dan kerja!

Tidak ada komentar: