Minggu, 20 April 2008

Pertemuan 3 1


PANDANGAN KRISTEN TENTANG ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI (IPTEK)

Tujuan umum Katekumen memahami:

1. Bagaimana hubungan iman Kristen dan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).

2. Perlu meningkatkan dm dalam hal iptek untuk mengejar kesejahteraan hidupnya.

Tujuan khusus Katekumen berakat tekad maju dalam pendidikan untuk mengejar ketertinggalan di bidang iptek.

PENGANTAR

Kita hidup dalam masyarakat yang berubah. Perubahan masyarakat ini dimotori oleh globalisasi dan iptek. Bagaimanakah pandangan dan sikap kita tentang iptek ini akan kita bahas dalam pertemuan ini. Secara berturut-turut kita akan membahas pokok-pokok sbb.:

I. Pengertian

II. Dasar dan tujuan iptek

1. Dasar

2. Tujuan

III. Masalah-masalah yang timbul dari iptek

1. Iptek sebagai salah satu asas pembangunan

2. Ketidak mampuan agama-agama untuk mengarahkan dan mengawasi pelaku iptek

3. Iptek berambisi untuk menjawab semua persoalan manusia

4. Krisis etik-moral

5. Dehumanisasi dan perusakan alam

A. URAIAN

I. PENGERTIAN

Ilmu pengetahuan ialah segala pengetahuan manusia tentang segala sesuatu mengenai dirinya dan alam. Sedangkan teknologi ialah terapan ilmu pengetahuan untuk menyikapi alam. Misalnya teknologi perkebunan, kelautan, pertanian dll. (Sering ada yang melanjutkan contoh-contoh ini dengan teknik. Kalau demikian, teknik diartikan sebagai alat-alat yang diperlukan untuk penerapan teknologi dalam bidang-bidang tertentu).

II. DASAR DAN TUJUAN IPTEK

1. Dasar

Perkembangan ilmu iptek sekarang berjalan pesat. Dasar dari perkembangan ada beberapa kemungkinan. Mungkin keyakinan agamawi atau filsafat. Keduanya menjadi dasar sekaligus arah dari jalannya perkem­bangan iptek. Dengan demikian iptek itu tidak netral. Agama-agama menjadi dasar utama bagi tumbuh dan berkembangnya iptek. (Kecuali agama Hindu dan Buddha karena keduanya menganggap dunia ini jahat dan harus ditolak, tidak perlu dikuasai). Kita membedakan teknologi dalam tiga tingkatan: teknologi tinggi, madya dan pratama. Iman Kristen merupakan sumbangan besar bagi tumbuh berkembangnya iptek.Jelasnya demikian:

a. Manusia diciptakan menurut gambar dan peta Allah dan menerima mandat untuk menguasai dan memelihara alam seisinya (Kej. 1: 26-28, 2:15, Mzm. 8:7). Artinya, manusia diberi kemampuan dan kebebasan (yang bertanggungjawab) untuk menguasai dan memelihara alam seisinya. Alam seisinya adalah ciptaan Allah (Kej. 1 dan 2). Di sisi lain, sebagai makhluk ia memiliki keterbatasan. la harus melaksanakan man­dat itu sesuai dengan kehendak Allah. Mandat dan potensi inilah yang mendorong tumbuh berkembangnya ilmu pengetahuan untuk melaksa­nakan mandat tsb.

b. Manusia merupakan kesatuan yang utuh rohaniah-jasmaniah atau spiritual- material (Kej. 2:7). Kedua aspek ini harus berkembang secara seimbang/ selaras, bukan hanya urusan rohani yang penting. Urusan jasmani pun sama pentingnya untuk mengejar kualitas hidup (sandang pangan, kesehatan, papan dan hal-hal yang bukan material seperti ketenteraman, pendidikan, kebebasan, keadilan). Kesadaran tentang pengembangan kemanusiaan ini memacu lajunya perkembangan ilmu pengetahuan. Iman dan ilmu saling berhubungan dan tidak boleh dipertentangkan. Bila hubungan itu diputuskan atau dipertentangkan, tindakan itu salah. (Bandingkan kata orang "agama tanpa ilmu itu buta, ilmu tanpa agama itu lumpuh"). Iman membutuhkan pengertian melalui ilmu [=fides quaewns intellectum). Kita terbuka untuk menerima kebenaran iliniahilmiah yang sudah teruji, termasuk dari ahli-ahli yang bukan Kristen. Jadi, iman justru harus mendorong perkembangan ilmu sambil bersikap kritis.

Firman Allah sama sekali tak terganggu oleh ilmu. Ilmu bukan batu sandungan bagi iman. Tidak juga ada pertentangan antara ilmu dan iman. Ada orang-orang yang menolak kebenaran ilmiah dan mengatakan "yang benar ialah kitab suci. Alkitab itu segala-galanya". Sikap se­perti itu justru menjadi pertanda mereka sulit untuk mendengarkan fir­man Tuhan. Misalnya, bahwa bumi ini bulat adalah kebenaran ilmiah yang harus kita terima. Menurut Alkitab, bumi ini datar. Kata Alkitab ini itu bukan kebenaran iliniahilmiah. Masyarakat zaman itu berpandangan bahwa bumi ini datar dan kepada mereka itulah waktu itu Tuhan berfirman. Tanpa memakai paham-paham orang waktu itu, firman Tuhan tak akan dimengerti. Jadi, Alkitab bukan buku ilmiah. Isi Alkitab hanyalah firman Tuhan tentang karya Allah menyelamatkan manusia yang jatuh ke dalam dosa.

c. Manusia itu berdosa dan diselamatkan oleh Yesus Kristus (Rm.3:3-9, 23-24, Yoh. 3:16). Iptek lahir dan berkembang dengan tercemar oleh dosa. Di sisi lain, alam ini rusak karena dosa. Iptek dapat salah dan gagal. Karena itu iman Kristen seharusnya mendorong sikap kritis mengenai hasil-hasil usaha manusia. Sebuah teori mungkin akan melahirkan teori-teori dan teknologi baru. Dinamika mengemban mandat Allah ini dilaksanakan dalam rangka sejarah keselamatan di mana janji Tuhan menuju langit dan bumi yang baru dilaksanakan (Kol. 1:20, 2 Pet. 3:13, Why. 21:1-8).

2. Tujuan

Tujuan iptek ialah peningkatan taraf kesejahteraan manusia secara lahir batin. Taraf kesejahteraan itu berbeda-beda sebab ditentukan oleh kondisi dan potensi (kemampuan) orang yang berbeda-beda satu sama lain. Kondisi dan potensi ini bukan hal yang statis tetapi dinamis untuk selalu mengejar kehidupan yang lebih berkualitas.

II. MASALAH-MASALAH YANG TIMBUL DARI IPTEK

1. Iptek Sebagai Salah Satu Asas Pembangunan

GBHN (Garis-Garis Besar Haluan Negara) tahun 1993 mencantumkan iptek sebagai salah satu asas (dari 9 asas) pembangunan nasional. Disebutkan:

"Asas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi: bahwa agar pemba­ngunan nasional dapat memberikan kesejahteraan rakyat lahir batin yang setinggi-tingginya, penyelenggaraannya perlu menerapkan nilai-nilai pengetahuan dan teknologi, serta mendorong pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi secara saksama dan bertanggung jawab dengan memperhatikan nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa" (C. Asas Pembangunan Nasional, butir 9).

Dengan penetapan ini posisi iptek amat terhormat dan berlebihan.

2. Ketidakmampuan Agama-agama Untuk Mengarahkan Dan Mengawasi Pelaku Iptek

Demikian pula dengan kebudayaan. Diakui bahwa penerapan teknologi tinggi telah menjadi sumbangan besar bagi pembangunan bangsa. Dari segi teknologi tinggi, berkat satelit Palapa komunikasi di seluruh Indo­nesia sebagai negara kesatuan yang besar ini dapat dilaksanakan dengan baik. Teknologi industri juga meningkatkan ekspor, dengan catatan belum pernah dihitung kerugian besar akibat lingkungan rusak, polusi, pelecehan buruh dll. Teknologi tinggi selalu berhubungan erat dengan modal besar dan konglomerat yang dalam terapannya kurang berpihak kepada rakyat. Dari teknologi madya/pratama, teknologi pertanian telah meningkatkan produksi pertanian dan proses produksinya. Tetapi hal ini tidak berlaku umum karena pada banyak petani peningkatan itu bersifat semu, terlebih sesudah pencabutan subsidi pupuk pertanian. Belum lagi masalah alih teknologi yang dinilai berbiaya mahal.

Hendaknya kita mendengar peringatan KGM (Konperensi Gereja dan Masyarakat) VI yang diselenggarakan oleh PGI, Agustus 1993, di Bogor, sbb:

a. Bahwa perkembangan dan pengembangan iptek lepas dari komunitas masyarakat di sekitarnya.

b. Bahwa berkembangnya iptek di tanah air telah menimbulkan pranata/peradaban baru seperti perubahan pola pikir, pola pandang, tingkah laku dan peradaban baru.

Patut pula diingat peringatan dari Sartono Kartodirdjo bahwa seharusnya kita menghidupkan proses dialektis pembangunan teknologi dan ideologi. Peringatan ini penting supaya kita tidak kehilangan arah.

3. Iptek Berambisi Menjawab Semua Persoalan Manusia

Ambisi ini disebabkan dorongan ingin tahu yang tak habis – habisnya dalam diri manusia. Dorongan ini membuat iptek baru berhenti bila sudah tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Dorongan ingin tahu memang hak asasi manusia. Tetapi dorongan ingin tahu itu terbentur pada pertanyaan, apakah yang dilakukan itu berguna atau merugikan masyarakat? Yang membuat lebih sulit lagi, iptek ini dari hari ke hari dipropagandakan sebagai jawaban atas pertanyaan kita sebagai bangsa (kemiskinan, pengangguran dll).

Kita percaya bahwa kemampuan akal ada batasnya. Ambisi itu sering mengobarkan pertentangan agama dan iptek di mana iptek menuntut dirinya sebagai agama orang modern. Saling menyerang antara keduanya tidak perlu terjadi bila agama dan iptek masing-masing menyadari posisinya. Serangan iptek terhadap agama tidak akan dapat dihadapi dengan fanatisme sempit/picik. Fanatisme tidak akan menyelesaikan masalah dan akan menimbulkan krisis hubungan agama dengan iptek yang mungkin hanya mengenai hal-hal yang tak perlu dipertentangkan.

Kemajuan iptek di segala bidang memang mengagumkan. Orang telah dapat berjalan-jalan di ruang angkasa, perbintangan, teori bahwa manusia keturunan kera, mendarat di bulan, menyelidiki planet Mars, kloning (pembuahan anak hewan hidup tanpa pembuahan sel telur dan sel jantan) dll. Manusia tidak akan dapat menyelidiki penciptaan alam semesta, kematian, mujizat yang memang harus dipercaya. Hendaknya kita memahami bahwa agama maupun iptek keduanya adalah sarana mengenal dan memuliakan Tuhan. Karena itu idealnya ialah keduanya dapat bekerjasama untuk menyejahterakan manusia, lahir batin.

4. Krisis Etik Moral

Adanya perkembangan ilmu dan temuan-temuan yang menimbulkan krisis etik dan moral. Misalnya, kloning domba di Edinburg (1997) telah mendorong ke persoalan: bolehkah kloning manusia dilakukan? Bila ya, apa artinya lembaga perkawinan? Demikian juga masalah euthanasia (hak untuk mati) bagi pasien yang yakin tak tersembuhkan dan hidupnya tak punya arti lagi. Bagaimana jalan keluarnya? Kontrol agama dan idiologi Pancasila sebagai kendali bagi lajunya iptek di tanah air sungguh diperlukan.

5. Dehumanisasi Dan Perusakan Alam

Dunia sadar betapa mengerikan pendewaaan iptek yang telah menim­bulkan dehumanisasi (=pelecehan martabat manusia) dan perusakan alam. Dehumanisasi berarti pelecehan martabat manusia sebagai gambar dan rupa Allah. Sumber-sumber alam dikuras, limbah pabrik merusak lingkungan hidup, pemanasan global meningkat, perusakan hutan, para pekerja diperlakukan sebagai mesin industri dan sekian banyak akibat yang telah terjadi. Di situ iptek tidak meningkatkan kualitas hi­dup tetapi justru sebaliknya, mencelakakan.

B. POKOK-POKOK DISKUSI

1. Iman Kristen dapat mendorong perkembangan iptek. Jelaskan!

2. Perkembangan iptek seharusnya mengabdi kesejateraan manusia.
Tetapi tidak selalu demikian. Ada iptek yang menyejahterakan manusia dan ada yang tidak menyejahterakan manusia. Berilah contoh-contoh temuan iptek yang menyejahterakan dan yang tidak menyejahterakan! Jelaskan!

3. Pendidikan adalah hak setiap orang, bukan hanya hak orang-orang kaya. Apakah saudara merasa perlu untuk lebih maju dalam pendidikan dan berusaha untuk mendapatkan jalan untuk maksud itu (bila biaya kurang mencukupi)? Jelaskan!

4. Untuk mengejar ketertinggalan kita di bidang iptek, adakah jalan-jalan lain selain sekolah yang formal (resmi)? Jelaskan!

Tidak ada komentar: