Minggu, 20 April 2008

Pertemuan 10

DOSA MANUSIA

Tujuan umum 1. Katekumen memahami arti dosa dan akibatakibatnya.

2. Katekumen memahami kenyataan dosa dalam kebidupan sehari-

hari dalam dirinya, jemaat dan masyarakat.

Tujuan khusus Katekumen dapat menentukan sikap terhadap masalah – masalah dalam beibagai bidang kehidupan sebagai wujud nyata dosa.

PENGANTAR

Di bawah judul ini kita akan membahas beberapa pokok, sbb:

1. Jatuhnya manusia ke dalam dosa.

2. Hakikat dosa sebagai pemberontakan manusia kepada Allah, jenis-jenis dosa (dosa warisan dan dosa pribadi), tingkatan dosa (dosa ringan-berat, sengaja-tidak sengaja, sesat/tergoda-sengaja, dapat diampuni tak dapat diampuni, dosa menghujat Roh Kudus).

3. Akibat dosa: hukuman Allah terhadap manusia, rusaknya kehidupan manusia dan putusnya hubungan manusia - Allah (rusaknya manusia sebagai gambar Allah, rusaknya kehidupan manusia, ru­saknya segala bidang kehidupan manusia dan alam, maut dan kematian).

A. URAIAN

I. JATUHNYA MANUSIA KE DALAM DOSA

Allah telah memberi hak dan menyatakan larangan-Nya kepada Adam di taman Eden, Yaitu hak mengusahakan dan memelihara taman dan memakan buah apa saja dari taman itu, kecuali buah pohon pengetahuan yang baik dan jahat. Yang terakhir itu dilarang untuk mereka makan. Allah sekaligus menyatakan sanksi "... pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati" (Kej. 2:17). Kejatuhan manusia berawal dari godaan Iblis terhadap Hawa. Mengapa Hawa yang digoda? Mungkin karena Hawa tidak menerima larangan itu secara langsung dari Tuhan. Iblis yang cerdik dan licik itu melancarkan godaan melalui seekor ular de­ngan memutarbalikkan perintah Tuhan itu. Man kita perhatikan dengan baik:

Perintah dan Larangan Tuhan

Pemutar balikkan perintah dan larangan Tuhan oleh Iblis

"Semua pohon dalam taman ini boleh kamu makan buahnva de­ngan bebas, tetapi pohon pengeta-huan yang baik dan yang jahat itu, janganlah kau makan buahnya, sebab pada hari engkau mema­kannya, pastilah engkau mati" (Kej. 3:16-17)

"Tentulah Allah berfirman: Se­mua pohon dalam taman ini jansan kamu makan buahnya, bukan? ... Sekalikah kamu ti­dak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahaf (Kej. 3:3-5).

Hawa termakan godaan itu. Sesudah Iblis mengatakan hal itu maka buah pohon yang sehari-hari terlihat biasa, kini tampil beda. Buah itu kini menarik hati (Kej.3:6). "Menarik" adalah persoalan hail seperti dalam pemakaian kata cinta, senang dan benci. Hati yang tertarik men­jadi terikat. Godaan ular berlanjut: "... pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat" (Kej.3:5). Hawa terhanyut dan ia ingin sekali menjadi seperti Allah. Akhirnya, ia pun nekat memetik buah itu dan memberikannya kepada Adam. Mereka memakan buah terlarang itu karena ingin menjadi seperti Allah.

II. HAKIKAT DOSA, JENISNYA, TINGKATAN DOSA DAN DOSA MENGHUJAT ROH KUDUS

1. Hakikat Dosa

Dari uraian di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa hakikat dosa adalah pemberontakan manusia kepada Allah. Manusia tidak mau menerima dirinya sebagai makhluk tetapi mereka ingjn menjadi seperti Allah yang Maha tahu hal yang baik dan yang jahat. Perbuatan itu adalah suatu pemberontakan.

Iman Kristen memandang hakikat dosa sangat keras dan radikal. Dosa bukan sekedar kesalahan, keteledoran, kebodohan atau kelemahan. Pengertiannya tidak terbatas sesudah menjadi tindakan atau perbu­atan lahiriah, melainkan juga ketika masih berupa keinginan hati (bnd. Mat. 5:28).

Perihal dari mana asalnya dosa, Alkitab tidak menyebutkan. Sejak kitab Kejadian kita sudah dihadapkan dengan kenyataan adanya kekuatan yang melawan dan menandingi Allah. Alkitab juga tidak mengatakan bahwa Allah menciptakan Iblis. Asal dosa itu misteri (rahasia) bagi kita. Kalau dikatakan asalnya dari iblis, iblis di situ hanya menjadi "kambing hitam".

2. Jenis Dosa: Dosa Warisan Dan Dosa Pribadi

a. Dosa Warisan

Manusia diciptakan sebagai keluarga besar. Adam dan Hawa adalah bapak dan ibu semua orang. Kita turut menanggung dosa Adam dan Hawa sebagai kepala keluarga besar manusia. Itulah dosa warisan. Paham tentang dosa warisan ini konsisten dengan asas kekeluargaan manusia. Contoh ayat-ayat tentang dosa warisan.

i. "Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa" (Rm. 5:12).

ii. "Sebab, jika pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut..." (Rm. 5:14).

iii. "Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus " (1 Kor. 5:22).

iv. "Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku" (Mzm. 51:7).

b. Dosa Pribadi

Dosa pribadi ialah dosa yang dilakukan oleh perorangan.

Contoh ayat ayat tentang dosa pribadi

i. "Setiap orang yang mengutuki Allah harus menanggung kesalahannya sendiri" (Im. 24:15).

ii. Tentang hukuman terhadap Akhan yang mencuri (Yos. 7:22-25)

iii. Izebel dan Ahab membunuh membunuh Nabot untuk merampas kebun anggurnya (1 Raj. 21:7)

iv. Anak-anak imam Eh" merampas daging korban untuk Tuhan (1Sam. 2:11-17).

v. Saul berdukun ke Endor dan dihukum mati (1 Sam. 28)

vi. Ananias dan Saiira mendustai Roh Kudus dan dihukum mati (Kis. 5:1-11)

vii. Herodes membunuh Yohanes Pembaptis (Mat. 14:1-12)

viii. Petrus menyangkal Yesus (Mat. 26:69-75)

ix. Seseorang yang menghujat Roh Kudus tak dapat diampuni (Mrk. 3:29)

x. Yudas Iskariot menjual Yesus (Mat. 26:14-16).

3. Tingkatan Dosa

Telah disebutkan bahwa hakikat dosa ialah pemberontakan manusia kepada Allah. Tetapi dosa dibedakan menjadi beberapa tingkatan. Pembedaan macam-macam dosa

Jenis dosa

i Ringan

Berat

ii Sengaja

Tak sengaja

iii Sesat (tergoda)

Sengaja

iv Dapat diampuni

Tak terampuni

Contoh ayat

Mat. 12:1-8

Kej. 34:13-31

Bil. 15:30

Bil. 15:27-28

1 Tim. 2:141 Sam. 13:9

Yoh. 5:14

Mrk. 3:29

Pokok/isi

Memetik gandum di hari Sabat

Balas dendam anak-anak

Yakub

(peraturan)

(peraturan)

Hawa tergoda

Raja Saul mengerjakan tugas imam

Penyembuhan di Betesda

Menghujat Roh Kudus

Sanksi dari dosa-dosa itu bermacam-macam. Menurut PL pada umumnya pelaku dosa itu harus mempersembahkan korban pelanggaran, korban penghapus salah, korban penghapus dosa. Sanksi bagi peng-hujat Roh, dirajam dengan batu sampai mati. Peraturan itu dapat kita lihat di kitab Imamat 6,12,14,19,24 dll. Dalam PB Kristus telah menjadi Imam Besar yang mengorbankan diri-Nya untuk pendamaian/pengampunan bagi segala bangsa (Ibr. 2:17). Semua orang percaya diampuni. Kehidupan selanjutnya sesudah mengenal Kristus ialah mengucap syukur dan mengikuti Dia.

4. Dosa Menghujat Roh Kudos, Dosa Yang Tak Terampuni

Dosa menghujat Roh Kudus adalah dosa yang kekal, tidak dapat diam­puni. Menghujat berarti mengbina kehormatan nama Allah atau utusan-Nya. Misalnya, menghujat Musa (Kis. 6:11), Paulus (Rm. 3:8), Yesus (Mrk. 2:7). Yesus berkata: "Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentangAnak Manusia, ia akan diampuni, tetapijika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak" (Mat. 12:32 bnd. Mrk. 3:29). Kata-kata Paulus dalam surat Ibrani 10:26 merupakan kund untuk mengerti apa artinya menghujat Roh Kudus. Katanya: "Sebab jika kita sengaja benbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untukmenghapus dosa itu".

Kata-kata Yesus tersebut di atas dinyatakan sebelum kematian dan kebangkitan-Nya (Paskah). Paskah adalah puncak karya penebusan do­sa manusia. Pekerjaan-Nya belum selesai, waktu itu masih tersembunyi atau samar-samar. Berkali-kali Yesus berpesan kepada para murid-Nya agar merahasiakan ke-Tuhan-an-Nya kepada orang banyak. Misalnya, ketika Dia dimuliakan di atas gunung (Mat. 17:1-13). Demikian juga ketika menyembuhkan orang kusta, kata-Nya: "Ingatlah, jangan engkau memberitahukan hal ini kepada siapa pun ..." (Mat. 8:4). Sesudah kebangkitan dari kematian-Nya barulah tiba saatnya untuk memasyhurkan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dengan terus terang. Sesudah peristiwa Paskah, telah nyata dan terbuka bahwa Dialah Sang Kebenaran. Kata-kata Paulus dalam Ibrani 10:26 berbicara tentang orang beriman yang kemudian murtad. Jelas kata-kata itu jauh sesudah peristiwa Paskah. Artinya, orang tersebut. menyangkal Yesus Tuhannya. Seseorang mengaku/menerima Yesus itu Tuhan adalah berkat karya Roh Kudus. "Tidak ada seorang pun yang mengaku: "Yesus adalah Tuhan" selain oleh Roh Kudus" (1 Kor. 12:3). Dengan nalar itulah orang yang murtad itu disebut menghujat Roh Kudus yang berarti sekaligus meng­hujat Kristus. Di sini perbedaan antara Paulus dan Yesus. Kita mengikuti pendapat Paulus sebab kata-katanya itu terjadi sesudah peristiwa Paskah. Sesudah peristiwa itu siapa yang menghujat Roh Kudus berarti sekaligus menghujat Kristus dan tidak dapat diampuni. Karena tidak ada jalan lagi untuk menebus ybs. selain salib yang telah ditolaknya.

Tetapi dosa itu tidak hanya dapat dilakukan oleh orang-orang Kristen yang murtad, melainkan juga oleh siapa saja yang bukan Kristen, yaitu mereka yang mendengar kesaksian dan meyakini kebenaran bah­wa Yesus itu Tuhan tetapi dengan sengaja menolak kesaksian dan keyakinannya itu. Contoh penghujat ialah orang-orang Parisi lawan bicara Yesus waktu itu yang dengan sengaja memutarbalikkan dan menuduh bahwa Yesus mengusir setan dengan pertolongan Beelzebul, dedengkot Iblis (Mat. 12:22-37).

Kesimpulan: Dosa menghujat Roh Kudus berarti seseorang dengan se­ngaja menyangkal kesaksian Roh Kudus (dengan perantaraan siapa/apa saja) bahwa Yesus itu Tuhan dan Juruselamat yang datang dan Allah, walaupun ia sendiri percaya (yakinj tentang kebenaran kesaksian itu.

Selain menghujat Roh Kudus, dosa-dosa lain kepada Roh ialah mencobai Roh (Kis. 5:9, oleh Ananias dan Safira); mendukakan Roh (Ef. 4:30) dan memadamkan Roh (1 Tes. 5:19). Dari semua ini hanya dosa menghujat Roh Kudus yang tak dapat diampuni.

Kita dipanggil supaya hidup kudus, "tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu" (1 Pet. 2:15). Kita sebagai orang-orang beriman memang tetap berdosa. Untuk menjadi kudus memang memerlu-kan perjuangan menyangkal diri. Tetapi, betapa pun sukarnya, tidak perlu kita kecil hati. Sebab Roh mengetahui kelemahan bahkan mendoakan kita. Kata Paulus: "Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenamya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan" (Rm. 8:26).

Kita tetap orang-orang yang berdosa. Kapan saja jiwa kita, susah, menderita dan tertekan karena ketakutan atau kuatir telah menghujat Roh Kudus, tentang hal itu kita boleh percaya bahwa kesusahan, penderitaan dan kekuatiran itu adalah bukti bahwa sebenamya kita tidak melakukan dosa menghujat Roh Kudus.

Catatan:

Dalam gereja ada peraturan atau kebiasaan mengakui dosa. Biasanya pengakuan itu terbatas pada masalah pelangggaran hukum ketujuh (zinah), dan nikah dengan cara mengakui syahadat lain. Pengakuan itu dilaksanakan di hadapan jemaat atau di hadapan Majelis. Kebiasaan itu bukan alasan untuk berkesimpulan bahwa dosa hanyalah zinah dan mengakui syahadat lain. Selain dua hal itu banyak sekali dosa yang tidak terjaring kebiasaan itu. Orang Kristen yang berjudi, yang bermusuhan dengan orang lain, yang membunuh, yang korupsi, yang menjadi rentenir, yang minta pertolongan dukun dll. mengapa tidak mengakui dosa? Kalau ada orang yang merasa dirinya beres di depan Allah, itu bukti bahwa sebenamya tidak beres! Gereja-gereja biasanya hanya menangani dosa-dosa itu melalui pengembalaan. Betulkah penggembalaan sampai ke dosa-dosa tersebut, itu sebuah pertanyaan.

I. AKIBATDOSA

1. Hukuman Allah Terhadap Manusia

Dosa mengubah sikap Allah terhadap manusia. Perubahan itu ditandai oleh tindakan Allah mengusir Adam dan Hawa dari Taman Eden, menghukum, mengutuk. Allah memang tidak dapat bersikap lain sebab dosa itu bertentangan dengan kesucian-Nya. Allah mengutuk manusia, ular dan bumi.

2. Kerusakan Manusia Dan Putusnya Hubungan Dengan Allah

a. Rusaknya Manusia Sebagai Gambar Allah

Karena dosa, manusia berubah sikap terhadap Allah. Perubahan ini tercerrnin dalam sikap Adam dan Hawa terhadap Allah sesudah mereka jatuh. Mereka menjadi takut dan gentar. Allah mencari tetapi mereka justru takut, lari dan bersembunyi (bnd. Kej. 3:8). Semula tidak kenal malu tetapi kini mereka malu karena telanjang (Kej. 3:7).

Ganti menjadi seperti Allah, kini manusia justru menjadi budak dosa atau pendosa (bnd. Rm. 6:13 dst). Dosa adalah kuasa atau kekuatan yang berpribadi, yang dapat merayu, menguasai, selalu siap untuk melulur manusia, dapat menang atau kalah. Manusia tidak lagj menjadi "sopir" bagi kendaraan hidupnya. Dosa mengambil alih kemudi itu.

Dosa merusak manusia sebagai gambar dan rupa Allah. Apakah yang rusak pada diri manusia itu? Yang rusak ialah hati manusia. Hati adalah pusat kepribadian, semacam "mesin penggerak" kehidupannya. Hati manusia membusuk. Tulis Yeremia: "Betapa liciknya hati, lebih licik daripada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?" (Yer. 17:9). Kebusukan hati itu merembes ke semua bidang kehidupan. Tentang hal ini Alkitab mengatakan dengan jelas: "Ketika dilihat Tuhan, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahat­an semata-mata" (Kej. 6:5; bnd. Kej. 8:21). Menurut Paulus, hati manu­sia telah menjadi degil, pikirannya gelap, jauh dari Allah, tumpul perasaannya (Ef. 4:17-19). Bahkan ditegaskan bahwa tidak ada manusia yang benar, tidak ada yang berakal budi dan tidak ada yang mencari Allah (Rm. 3:10,11). Memang setiap orang merasakan dan menginginkan sesuatu dengan hatinya, lalu berpikir, berkata dan bertindak. Kare­na hati telah rusak, maka semua yang mengalir hati itu pun rusak. Ada kasih sayang dengan udang di balik batu; ada pertolongan dengan pamrih; ada gelak tawa tetapi menyimpan dendam; ada yang disiplin karena ingin naik pangkat; ada yang menolong kecelakaan sambil mencuri dompet dll. Semua itu terjadi karena manusia hidup tanpa Allah.

b. Rusaknya Kehidupan Umat manusia

Kerusakan manusia sebagai akibat dosa tidak hanya secara perorangan. Telah disebutkan bahwa manusia merupakan keluarga besar. Kalau se­tiap orang rusak, itu berarti semua orang atau masyarakat bangsa-bangsa di dunia ini rusak. Dimulai dari Kain membunuh Habel, adiknya, do­sa manusia makin menggila. Allah menghukum seluruh dunia dengan air bah (Kej. 6:9 dst.), membinasakan Sodom dan Gomora (Kej. 19:1 dst.) yang semuanya karena kejahatan manusia sedemikian mengerikan.

Mengenai dosa dan kejahatan, di antara manusia terbangun "sohdaritas manusiawi", yaitu bersama-sama melibatkan diri dan menanggung aki-batnya. Akibat dosa bersifat tetap dan menyeluruh. Tidak ada orang yang netral.

c. Rusaknya Segala Bidang Kehidupan Dan Alam

Kutuk Allah berlaku atas kehidupan manusia. Hidup menjadi sukar dan keras. "... dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah ..." (Kej. 3:19). Bagi perempuan, firman-Nya: "Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu ..." (Kej. 3:16). Pemazmur berkata: "Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan ..." (Mzm. 90:10). Manusia sejak lahir sampai mati mengalami kesusahan yang silih berganti. Kehidupan seperti itu disebut berada dalam lautan api dan belerang, kegelapan, tempat di mana terdapat ratap dan kertak gigi (Mat. 22:13; 25:30). Akibat dosa ini dialami secara nyata di dunia ini di semua lapangan kehidupan.

Dosa itu merusak segala bidang kehidupan manusia seperti, politik, ekonomi, kebudayaan, alam, lingkungan hidup dll. Allah bersabda: "... terkutuklah tanah ini karena engkau" (Kej. 3:17). Mengapa alam juga dikutuk? Karena manusia adalah mahkota segala ciptaan dan mandataris Allah untuk menguasai bumi. Kerusakan dirinya merembet ke alam seisinya. Alam tidak lagi ramah dan bersahabat dengan manusia.

Contoh-contoh dosa dalam kehidupan manusia

Bidang politik: Penyalahgunaan kekuasaan, politik uang (suap untuk membeli dukungan politik), penjajahan, persenjataan perang, tekanan negara adidaya kepada negara-negara kecil, pemecah belahan negara, kampanye yang membohongi rakyat dll.

Bidang ekonomi: Penindasan majikan terhadap buruh, persaingan yang saling mematikan, kecurangan, perjudian, monopoli, ketidakadilan, pemalsuan barang dagangan, penipuan, kesenjangan golongan kaya dan miskin yang makin melebar, perdagangan narkoba,korupsi, dll.

Bidang alam/lingkungan hidup: Pembabatan hutan yang sewenang-wenang mengancam sumber air (ancaman menjadi padang pasir), perusakan daerah pantai, perusakan terumbu karang, pemboman ikan, pencemaran limbah industri (melalui air, udara) till.

Bidang keamanan: Pencurian, penjarahan, perampokan, pembunuhan, provokasi dll.

c. Maut Atau Kematian

Dalam Alkitab ada dua macam maut atau kematian bagi manusia.

i. Manusia "kembali menjadi debu" (Kej. 3:19}. Kematian ini adalah mati secara jasmani. Kematian ini disebut kematian pertama. Ke­matian manusia itu sifatnya utuh, sampai kelak ia dibangkitkan pada kedatangan Kristus yang kedua.

ii. Manusia putus hubungan dengan Allah. "Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal (Rm. 6:23 bnd. Why. 21:8). "Maut" di sini berarti neraka, lawan dari "hidup kekal" atau selamat. Kematian ini disebut kematian kedua, kematian ke­kal atau kematian rohani.

Manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya dari cengkeraman dosa.

B. POKOK-POKOK DISKUSI

1. a. Apakah hakikat dosa itu?

b. Dosa apakah yang tidak dapat diampuni? Terangkan!

2. Mengapa kita harus menanggung dosa warisan?

3. a. Sebutkan wujud dosa dalam jemaat dan masyarakat Saudara

di bidang:

s persekutuan;

s ekonomi;

s pencemaran/perusakan lingkungan hidup;

s kehidupan beragama.

c. Ceritakan pengalaman iman Saudara dalam memerangi dosa di bidang-bidang tersebut!

3. Bagaimanakah sikap Saudara terhadap masalah-masalah tersebut di atas?

Tidak ada komentar: