Minggu, 20 April 2008

Pertemuan 2


IMAN KRISTEN

Tujuan umum 1. Katekumen memahami apakah iman dan hidup beriman.

2. Katekumen memahami perbedaan hidup beri­man dan beragama.

Tujuan khusus Akad tekad katekumen dalam menghadapi masalah-masalah

kehidupan.

PENGANTAR

Balian pertemuan ini membahas tentang iman, unsur-unsur, makna bagi orang percaya dan perbedaan antara beriman dengan beragama.

A. URAIAN

I. PENGERTIAN IMAN

Menurut arti katanya, "beriman"herarti "mempunyai iman". Orang yang beriman berarti orang yang mempunyai iman. Tetapi "mempunyai iman " sama sekali berbeda dengan "mempunyai baju" atau benda/alat/harta apa pun yang dapat diperjualbelikan. Mengapa tidak sama? Karena iman menyatu dengan kepribadian seseorang sehingga membentuk watak (sifat), pengharapan, mewarnai dan menjiwai tingkah lakunya.

1. Apakah Iman Itu ?

Iman adalah kepercayaan yang teguh, lahir batin, pengetahuan dan pengakuan saya yang pasti bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat yang telah mengampuni dosa dan mengaruniakan hidup kekal kepada saya. Kepercayaan, pengetahuan itu adalah kebenaran firman Allah sebagai buah karya Roh Kudus dalam hati saya.

Rujukan:

a. "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat" (Ibr. 11:1)

b. "Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat (Ibr. 11:3).

c. "dan oleh karena kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma, karena penebusan dalam Kristus Yesus" (Rm. 3:24).

d. "Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan" (Rm. 10:10).

e. "Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus" (Rm. 10:17).

f. "Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena orang yang benar akan hidup oleh iman" (Gal. 3:11).

2. Unsur-unsur Iman

i. Kepercayaan yang teguh. Isinya: Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat yang mengampuni dosa dan menganugerahkan hidup yang kekal kepada saya..

ii. Karya dari Roh Kudus di dalam hati kita yang membuat saya per­caya dengan teguh.

iii. Pengakuan yang lahir dari hati yang sukacita berkat karunia pengampunan dan hidup yang kekal. Isi pengakuan:

s Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat dunia.

s Dalam Yesus Kristus tersedia pengampunan dan keselamatan atau hidup yang kekal.

iv. Pengetahuan sebagai salah satu unsur dari iman.

II. MAKNA IMAN BAGI ORANG PERCAYA

1. Iman itu semata-mata buah karya Roh Kudus, Roh Allah sendiri, bukan usaha manusia.

2. Iman itu tertanam dalam hati kita. Hati adalah pusat kepribadian setiap orang. Apa yang dipikirkan, dikatakan, dilakukan bersumber dan mengalir dari hati. Dengan demikian iman melibatkan kepriba­dian kita seutuhnya.

3. Beriman itu mengaku (=bersaksi) bahwa Yesus Kristus itu Tuhan dan Juruselamat kepada siapa saja. Kesaksian itu terdorong oleh sukacita karena pengampunan dan hidup yang kekal yang telah diterima. Orang yang sukacita mustahil diam membisu tentang hatinya (seperti anak kecil).

4. Beriman berarti mengikuti Yesus Kristus, Allah sejati dan Manusia sejati. Dia bukan hanya Tuhan tetapi juga Manusia, yaitu Manusia yang tanpa dosa. Dia sungguh-sungguh Allah sekaligus sungguh-sungguh manusia. Bukan Allah yang menyamar sebagai manusia tetapi Allah yang menjadi Manusia Dia disebut "Imanuel" atau Allah beserta kita (Mat. 1:23). Kepribadian-Nya unik atau khas, tak ada duanya. Sejak zaman Perjanjian Lama, Tuhan menyatakan diri-Nya sebagai Tuhan yang hidup.

"Sebab demi Tuhan yang hidup, yang menyelamatkan orang Israel, sekalipun itu disebabkan oleh Yonatan, anakku, maka ia pasti akan mati". Tetapi seorangpun dari seluruh rakyat tidak ada yang menjawabnya" (1 Sam. 14:39).

"Sebab pada-Mu ada sumber hayat, di dalam terang-Mu kami melihat terang. Lanjutkanlah kasih setia-Mu bagi orang-orang yang mengenal Engkau, dan keadilan-Mu bagi orang yang tulus hati!" (Mzm. 36:10,11)

Tuhan yang hidup dalam PL itu telah menjadi Manusia di dalam Yesus Kristus. Tuhan itu hidup maka Ia bekerja, memelihara segala ciptaan-Nya, menghukum, memimpin umat-Nya, menjawab doa-doa kita dll 'Tuhan yang hidup" adalah lawan dari yang diper-tuhan, berhala-berhala bisu seperti dikatakan Paulus kepada orang-orang Korintus: "Kamu tahu bahwa pada waktu kamu masih belum mengenal Allah, kamu tanpa berpikir ditarik kepada berhala-berhala yang bisu" (1 Kor. 12:2).

Banyak orang salah kaprah memandang Yesus hanya sebagai Tuhan, mungkin tanpa sadar mereka merendahkan ke-Manusiaan-Nya. Kita mengikuti Yesus tidak hanya mengikuti Allah tetapi juga mengikuti Manusia sejati. Sebagai manusia, la darah dan daging Maryam yang mengandungkan-Nya dari kuasa Roh Kudus, Roh Allah sendiri. Maka la tidak berdosa.

Hanya satu hal itu perbedaan antara kita dan Dia. Kita manusia berdosa sedangkan Dia tidak berdosa. Rasul Paulus bersaksi: "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah" (2 Kor. 5:21).

Dalam semua hal yang lain sama dengan kita. Dia juga dapat marah, lapar, kecewa dan Lain-lain. Dia juga bertumbuh seperti anak-anak lainnya, seperti disebutkan oleh Lukas "Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi Allah dan manusia" (Luk.2:52).

Ia selalu taat, tidak pemah mengingkari kehendak Bapa di sorga karena ketidak berdosaan-Nya. Tetapi kita jangan salah paham! Ketaatan-Nya itu tidaklah terjadi secara otomatis seperti mesin melainkan melalui proses belajar. Tentang hal ini penulis kitab Ibrani berkata: "Dan sekalipun la adalah Anak, la telah belajar menjadi taat dari apayang telah dideritaNya" (Ibr. 5:8).

Karena Dia tidak berdosa itulah maka Dia tidak pernah jatuh. Sedangkan kita walaupun ingin dan berusaha untuk taat dapat jatuh karena dosa kita. Yang kita ikuti atau teladani dari Yesus pun hanya satu hal, yakni ketaatan-Nya kepada Bapa di sorga. Tentang cara berkhotbah, berpakaian, bergaul, makanan kegemaran dll. kita tidak perlu meniru Dia. Keselamatan manusia hanya melalui Yesus. "Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan" (Kis. 4:12 bnd. Yoh. 14:6).

Usaha manusia untuk selamat atau memperoleh hidup kekal sia-sia saja karena semua orang di hadapan Allah tidak benar. "Tidak ada yang benar, seorang pun tidak" (Rm. 3:10)".

5. Beriman berarti taat kepada Tuhan. Pengertian "beriman" bersifat radikal (sampai keakar-akarnya). Ketaatan orang beriman dapat digambarkan seperti orang melompat di tempat gelap. la tidak mengerti" apakah ia jatuh di tempat enak atau yang mencelakakan. Beriman berarti mau berserah kepada Tuhan, hidup atau mati. Kata

Paulus: "Karena bagiku bidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan" (Flp. 1:21). Abraham adalah teladan orang beriman. Ketika Tuhan menyuruhnya meninggalkan sanak saudaranya, dari kampung halaman ke tempat tujuan yang tidak diketahuinya, ia menaati (Kej.12).

Yesus menjadi contoh paling sempurna mengenai ketaatan kepada Tuhan. Menjelang ditangkap di taman Getsemani Ia sangat miris, ketakutan. Karena itu Ia berdoa memohon agar Bapa menghindarkan cawan itu berlalu. Cawan merupakan simbol penyiksaan dan hukuman mati yang harus ditanggung-Nya. Kematian merupakan hal paling ditakuti oleh semua orang, termasuk Yesus. Tetapi doa Yesus dilanjutkan dengan "... tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki". Akhirnya Dia taat kepada kehendak Allah Bapa (Mat. 26:39). Dalam segala situasi, kapan saja, di mana saja, di hadapan siapa saja, Dia selalu taat. Ketaatan-Nya kepada Bapa itulah yang kita teladani, supaya kita selalu taat kepada Tuhan.

6. Beriman berarti menyangkal diri dan memikul salib. Orang yang menyanyangi nyawanya berarti kehilangan nyawanya. Kata Yesus:"Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya" (Mat. 10:39). Karena itu perkawinan orang Kristen dengan cara mengikuti syahadat lain berarti menyangkal Yesus. Kalau seseorang tidak mau menolong orang lain yang memerlukan pertolongan dengan alasan kuatir karena dirinya sendiri kekurangan, di situ ia memenangkan kepentingan sendiri dan kehendak Tuhan tidak ditaati.

7. Beriman itu radikal (sampai ke akar-akarnya, tidak tanggung-tanggung). Dalam semua perkara, orang beriman seharusnya taat kepa­da Allah, betapapun sulit dan berat masalah atau pilihan yang dihadapi. Bahkan sekalipun ketaatannya bertentangan dengan akal budinya, penguasa atau orang banyak.

Apakah ini berarti bahwa akal atau nalar orang beriman itu dipensiunkan? Tidak! Nalar juga anugerah Tuhan yang harus dipakai. Tetapi nalar tidak boleh dimutlakkan. Bila nalar itu menentang Tuhan, orang beriman harus memilih untuk mengikuti Tuhan.

Semua orang ingin berkecukupan (ini nalar). Jalannya ialah bekerja keras (ini wujud ketaatan kepada Tuhan). Apabila seseorang mau hidup enak dengan jalan korupsi, jalan itu melawan Tuhan.

8. Beriman itu mengejar kedewasaan Kristen. Kepribadian orang beriman itu tumbuh dan berkembang. "... sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus" (Ef. 4:13, bnd. ay. 15). CM kedewasaan adalah sadar, mengerti dan melakukan kehendak Allah {bnd. Mat. 7:21), tidak diombang-ambingkan (=dibingungkan) oleh rupa-rupa pengajaran, permainan palsu dan kelicikan (Ef. 4:14). Hal mengejar kedewasaan ini merupakan proses seumur hidup.

9. Beriman itu tidak sama dengan beragama

Beriman

Beragama

Mengikuti apa dan siapa

Mengikuti Yesus Kristus

(Tuhan dan Manusia Sejati)

Mengikuti agama

Jalan keselamatan

Yesus adalah jalan keselamatan (Yoh. 14:6).

Taat menjalankan peraturan atau syariat dan amal

B. POKOK-POKOK DISKUSI

1. a. Apakah iman itu dan apa saja unsur-unsurnya?

b. Apakah bedanya antara beriman dan beragama?

2. a. Apa saja ciri kedewasaan Kristen seseorang?

b. Bagaimana cara-cara kita mengusahakan kedewasaan Kristen?

3. a. Siapakah Yesus Kristus bagi Saudara?

b. Apa yang kita teladani dari Yesus? Berilah contoh-contoh dari pengalaman Saudara!

4. Tuhan memelihara kehidupan kita. Ceritakanlah pengalaman pribadi tentang

pemeliharaan Tuhan terhadap hidup Saudara!

Tidak ada komentar: