Minggu, 20 April 2008

Pertemuan 12


YESUS KRISTUS, JURUSELAM AT

Tujuan umum 1. Katekumen memahami Kristus sebagai satu-satunya jalan

keselamatan.

2. Katekumen memahami arti Yesus Kristus sebagai Allah sejati dan manusia sejati.

3. Katekumen memahami jabatan dan pekerjaan Yesus Kristus.

Tujuan khusus 1. Katekumen dapat menyatakan imannya

2. Katekumen dapat menentukan sikap terhadap pandangan

masyarakat mengenai jalan Keselamatan.

PENGANTAR

Di bawah judul ini kita akan membahas pokok-pokok sbb:

I. Yesus Kristus jalan keselamatan satu-satunya.

1. Nubuat kedatangan-Nya.

2. Jabatan Kristus (Nabi, Imam, Raja).

3. Beberapa aspek pekerjaan Yesus (menderita, mati, bangkit, naik ke sorga).

II. Arti kesengsaraan, kematian, kebangkitan dan kenaikan Yesus bagi orang percaya.

1. Yesus sebagai Sahabat kita dalam kesusahan dan pencobaan.

2. Kebebasan kita dari dosa.

3. Menguatkan pengharapan kita.

A. URAIAN

I. YESUS KRISTUS, SATU-SATUNYA JALAN KESELAMATAN

Kesadaran tentang dosa secara samar-samar ada pada setiap orang. Semua orang merasa dirinya berdosa. Bagi siapa saja yang percaya kepada Kristus, dosa itu menjadi lebih jelas baik dari pengertian maupun pengalaman. Karena kesadaran yang samar-samar itu maka orang berusaha mencari keselamatan dunia akhirat, antara lain dengan cara slamet­an dan menganut serta mengamalkan agama. Masyarakat modern sekarang kebanyakan masih melakukan slametan. Iman Kristen menolak slametan tetapi mengasihi/menghargai orang-orang yang melakukannya. Dalam pokok bahasan pertemuan 10 (tentang dosa) telah dikemukakan bahwa manusia berdosa tidak dapat menyelamatkan dirinya.

Hanya Allah yang dapat menyelamatkan manusia dari kuasa dosa. Manusia memerlukan Pengantara. Pengantara itu adalah Yesus Kristus. Nama "Yesus" berasal dari kata Yehosyua, artinya orang yang menyela­matkan. "Kristus" artinya yang diurapi. Jadi, "Yesus Kristus" berarti "orang yang diurapi dan yang menyelamatkan" atau Juruselamat. Pada umumnya pemakaian nama 'Yesus" dengan maksud hendak menekankan kemanusiaan-Nya. Sedangkan pemakaian nama "Kristus" hendak menekankan ke-Tuhanan-Nya. Bila nama itu dipakai secara menggabungkan keduanya, "Yesus Kristus" atau "Kristus Yesus", tekanan itu diletakkan nama pertama.

Allah telah menjadi manusia dalam Yesus. (Bukan berganti rupa atau wujud, tetapi menjadi benar-benar manusia). Tentang ini Injil Yohanes menyebutkan: "Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita ..." (Yoh. 1:14). la meninggalkan kemuliaan-Nya di surga dan merendahkan diri menjadi manusia. Peristiwa ini disebut inkarnasi. Karena itu Allah beserta kita atau Imanuel. Berkenaan dengan inkarnasi itu, rasul Paulus mengatakan "telah mengosongkan diri-Nya sendiri ... menjadi sama dengan manusia" (Fil. 2:7). Fenomena (wujud) Yesus Kristus adalah unik atau khas, tidak ada duanya. la benar-benar Allah sekaligus benar-benar Manusia. Kita tidak dapat mengerti lebih jauh lagi tentang Dia. Dia itu tetap misteri atau rahasia.

Apa artinya bagi dunia? la merupakan jawaban dari pertanyaan sepanjang sejarah: siapakah Allah dan siapakah manusia? Kedua pertanyaan ini terjawab dalam diri Yesus Kristus. Kalau dunia mau mengenal Allah, lihatlah Yesus Kristus. Kalau dunia mau mengetahui siapakah manusia, lihatlah Yesus Kristus. Karena Dia itu tetap rahasia, maka seseorang hanya mengakui Yesus itu Tuhan karena kuasa Roh Kudus yang membuka hatinya (1 Kor. 12:3). Tanpa pertolongan Roh Kudus, tidak mungkin seseorang dapat menjadi Kristen dalam arti bertobat, mengaku dan mengikuti-Nya. Ini berbeda halnya dengan memeluk agama Kristen.

Selanjutnya kita perlu mengetahui nubuat dari PL dan gelar-gelar Yesus Kristus yang mengungkapkan jabatan dan pekerjaan-Nya.

1. Nubuat Tentang Kedatangan Kristus Sebagai Mesias

a. Kejadian 3:15

"Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya".

Ketemngan: firman Tuhan sesudah manusia jatuh ke dalam dosa, ditujukan kepada Iblis. Sering disebut janji induk atau proto Injil.

b. Yesaya 7:14

"Sebab itu Tuhan sendiri yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel".

Ketemngan: Nubuat tentang kelahiran Yesus dariperawan Maria dan Dia menjadi Allah beserta kita.

c. Ulangan 18:15

"Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-sauda-ramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh Tuhan, Allahmu: dialah yang harus kamu dengarkan". Ketemngan: Ayat ini berhubungan dengan Mat. 26:68. Yesus di­sebut nabi dan Mesias.

d. Inikha 5:1

"Tetapi engkau hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum Yehuda, daripadamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel..." Keterangan: Yesus yang Jahir di Betlehem.

e. Yeremia 23:5

"Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman Tuhan, bahwa Aku akan meniunbnhkan Tunas adil bagi Daud. la akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri".

Keterangan: ayat ini menunjuk kepada Yesus keturunan raja Daud (lihat juga Yer. 33:24-15)

2. Jabatan Kristus

Jabatan berarti tugas seperti presiden yang bertugas menjadi kepala negara. Bagi Kristus, tugas itu berasal dari Allah Bapa.

Ada tiga macam jabatan Kristus:

a. Kristus Sebagai Nabi. Nabi adalah "mulut Allah". Jabatan nabi-nabi Israel zaman PL terpenuhi secara sempurna pada diri Kristus. Kristus menyaksikan tentang Allah Bapa. Tetapi la lebih daripada saksi, sebab la sendiri itulah Tuhan (bnd. Yoh. 14:6). la memberitakan Firman, teta­pi la sendiri adalah Firman (Yoh. 1:1). Pemberitaan Yesus sebagai Nabi memanggil supaya orang bertobat.

b. Kristus Sebagai Imam. Imam adalah pejabat yang bertugas melayani dan mempersembahkan kurban. Yesus sebagai imam menyembuhkan orang-orang sakit, memberi makan yang kelaparan dan memberkati. Bahkan la memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan banyak orang (Mrk. 10:45), satu kali untuk selama-lamanya (Ibr. 10:10).

c. Kristus Sebagai Raja. Yesus sebagai Raja berarti memerintah kerajaan, yaitu Kerajaan Allah yang tidak berkesudahan atau kekal (Luk.1:32,33; bnd. Dan. 7:14). Kerajaan itu bukan kerajaan duniawi (Yoh.18:36). "Rakyat" dari kerajaan-Nya ialah semua orang percaya sepanjang abad.

Ketiga jabatan ini merupakan satu kesatuan, tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dalam fungsi-Nya sebagai Imam misalnya, di situ berlaku juga fungsi jabatan Raja dan Nabi.

3. Beberapa Aspek Dari Pekerjaan Yesus

a. Menderita Di Bawah Pemerintahan Pontius Pilatus

Kalimat ini merupakan salah satu butir syahadat rasuli. Yesus sengsara karena dengan rela solider terhadap manusia yang sengsara akibat dosa. Yesus sendiri mengggambarkan diri-Nya sebagai gembala yang baik yang rela mati untuk domba-domba-Nya (Yoh. 10:11,15). la memang datang untuk memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang (Mat. 20:28; Mrk. 1:45).

Demikian juga di tengah perjamuan malam bersama murid-murid-Nya sebelum penangkapan diri-Nya, la berkata "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu" dan "Cawan ini adalah perjanjian bam oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu" (Luk 22:19-20). la harus mengalami kesengsaraan itu. Itu pula jalan masuk ke kemuliaan Bapa (Luk. 22:26). Kesengsaraan yang dialami-Nya tidak karena kesalahan-Nya sen­diri. Karena itu kesengsaraan-Nya bermakna sebagai berkat bagi umat manusia. Yudas, murid yang menjual Yesus, mengakui bahwa Dia tak bersalah (Mat. 27:4). Istri Pilatus mengingatkan suaminya bahwa Yesus itu adalah orang benar (Mat. 27:19).

Pengakuan "di bawah pemerintahan Pontius Pilatus" menunjuk segi sejarah dan hukum di mana Yesus mengalami kesengsaraan itu. Ke­sengsaraan (dan kemudian kematian) Yesus sebagai peristiwa sejarah dan peristiwa hukum negara, yaitu melalui pengadilan negara mengenai tuduhan kejahatan Yesus yang dipimpin Pilatus. Dalam pengadilan itu Pilatus menegaskan "Aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada-Nya" (Yoh. 18:38b). Kemudian ia menyerahkan pengadilan itu kepada orang-orang Yahudi. Tetapi mereka menolak dengan alasan yang sok suci: tidak boleh membunuh orang (hukum keenam dari Dasa Titah). Pengadilan Yesus itu secara mesianis mempunyai arti penting. Pontius Pilatus adalah wakil Kaisar Romawi, pejabat negara yang tidak menge­nai Tuhan. Melalui pengadilan itu dunia yang tidak mengenai Tuhan dan Israel, secara bersama-sama melawan Allah.

b. Mati Disalibkan, Dikuburkan, Bangkit Dan Naik Ke Sorga.

Di lingkungan Israel, salib adalah hukuman yang dikenakan kepada para penjahat yang terkutuk. Tentang hal ini Paulus berkata: "Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: 'Terkutuklah orang yang tergantung pada kayu salib'" (Gal. 3:13). la yang menurut pengadilan terbukti tidak bersalah itu harus mati seperti penjahat, dengan menanggung kutuk Allah atas dosa manusia. Orang yang percaya kepada-Nya sudah bebas dari kutuk Allah itu. Dia yang tidak berdosa itu telah mati demi kita supaya kita dibenarkan oleh Allah (2 Kor. 5:21). Itulah artinya sebutan "Juruselamat".

Aspek menonjol dari Yesus ialah ketaatan-Nya kepada Bapa. Sampai di salib ini pun la taat. la seorang diri, dalam kesendirian-Nya itu menanggung kutuk Allah atas dosa manusia. la tidak pernah minta tolong. Kalau dari atas salib itu Dia berseru "tolong, tolong ...", maka la sama saja dengan kita yang berdosa. Tetapi tidaklah demikian! Sekalipun Allah meninggalkan Dia sebagaimana dikatakan "Eloi, Eloi, lama sabakhtani" (artinya, "ya Allah-Ku, ya Allah-Ku, mengapa Engkau me­ninggalkan Aku?" (Mrk. 15:34), la menanggung kutuk Allah itu seorang diri. Ditinggalkan Allah sama dengan dikutuk, sama dengan maut. Maut adalah akibat dosa manusia seluruhnya.

Sesudah ia menyerahkan roh-Nya kepada Bapa, Yesus wafat. Seba­gaimana layaknya seorang yang mati, Ia dikuburkan. Yesus sendiri, sebelum kematian-Nya itu telah mengatakan tentang penguburan-Nya, bahkan tentang berapa hari Ia dikuburkan (Mat. 12:40; 26:12, Luk. 11:30, di sini dipakai sebutan "Anak Manusia" untuk Yesus. Sebutan itu hendak ditekankan segi kerendahan Yesus sebagai manusia). De­ngan dikuburkan, Yesus diserahkan kepada kuasa maut sebagai ganti manusia.

Dalam syahadat hal ini disebut "turun ke neraka". Apa artinya? Istilah "turun ke neraka" ini telah menjadi bahan perdebatan. Baiklah kita mengikuti pendapat Yohanes Calvin dalam buku Institutio, buku katekisasi yang ditulisnya pada tahun 1559. Calvin mengartikan sebutan itu sebagai kiasan. "Turun ke neraka" berarti Yesus mengalami sengsara neraka, yaitu peristiwa di atas salib ketika Yesus ditinggalkan Allah.

"Dikuburkan" berarti diserahkan kepada maut. Bagi orang biasa hal itu sama dengan kembali menjadi tanah. Tetapi Yesus tidak dirusak oleh maut. Karena itu Ia bangkit pada hari yang ke tiga. Kebangkitan Kristus berarti kemenangan-Nya atas maut. Kebangkitan Yesus ini men­jadi jantung iman Kristen. Mustahil ada iman Kristen bila tidak terjadi kebangkitan tersebut (bnd. 1 Kor. 15:14). Karena kebangkitan itu Yesus menerima kemuliaan-Nya dan kemudian naik ke sorga (Kis. 1:9-11, Mrk. 16:19,20). Menurut pengakuan iman, di sorga la duduk di sebelah kanan Allah. Ungkapan "duduk di sebelah kanan Allah" berarti berkua-sa dan mulia.

II. ARTIKESENGSARAAN, KEMATIAN , KEBANGKITAN DAN KENAIKAN YESUS BAGIORANG BERIMAN

1. Yesus sebagai Sahabat dalam kesusahan dan pencobaan. Karena Yesus, Tuhan itu dekat dan tinggal bersama kita atau Imanuel. Sering orang Kristen merasa Tuhan itu begitu jauh. Ini karena mereka tidak sungguh-sungguh mengakui kemanusiaan Yesus. Dengan menjadi manusia itulah la menjadi sahabat kita.

2. Kebebasan kita dari kuasa dosa. Kita telah mati bersama dalam kematian Yesus dan telah bangkit bersama dalam kebangkitan-Nya. Kemenangan-Nya telah membebaskan kita dari kuasa dosa. Hidup lama kita tinggalkan dan masuk ke hidup baru sebagai proses pengudusan seumur hidup, (bnd. Rm. 6:8; 1 Kor. 6:14 dst; 2 Kor. 4:14,15).

Paskah adalah peristiwa terpenting dan hari raya Paskah adalah hari raya terpenting. Memang hari raya Natal bagi banyak orang dianggap yang terpenting. Tetapi dalam terang iman Kristen tidaklah demikian. Dalam Kristus, kita adalah orang-orang bebas dari kuasa do­sa. Hukuman tidak lagi mengancam kita. Hal ini menjadi penghiburan dan sumber kekuatan iman kita dalam segala situasi dan pahit getimya kehidupan di dunia ini. Kita telah menjadi milik Kristus yang telah me-megang segala kuasa di sorga dan di bumi dan kendali jalannya sejarah dunia ini (Mat. 28:18). Seperti rasul Paulus, kita pun dapat menantang "Hai maut, di manakah sengatmu?" (1 Kor. 15:55b).

3. Kesengsaraan, kematian, kebangkitan dan kenaikan Yesus ke sorga menguatkan penghampan kita akan kesempurnaan kita sebagai anak-anak Allah dalam Kerajaan-Nya. Kita yang dibebaskan dari kuasa dosa ini memang masih berdosa. Roh Kudus memimpin kita dalam proses hidup baru yang berpengharapan (bnd. 1 Kor. 15:23).

B. POKOK-POKOK DISKUSI

1. Apa saja yang Saudara ketahui tentang jalan keselamatan?

2. Apa saja yang Saudara ketahui tentang jabatan dan pekerjaan Kristus?

3. Bagaimana sikap Saudara tentang slametan yang di lakukan masyarakat?

4. Bagaimana sikap Saudara terhadap orang-orang yang masih menjalankan slametan?

5. Kata orang, agama-agama sama saja. Banyak jalan ke surga. Ibarat mau ke pasar, orang dapat melewati banyak jalan. Bagaimana pendapat dan sikap Saudara tentang kata orang itu?

Tidak ada komentar: